Lila berdiri sambil menatap pemandangan kota New york di apartemennya. Ia mengelus perutnya yang membuncit sambil berurai air mata. Gemerlapnya lampu kota tidak membuat hatinya menjadi terang tetapi latar gemerlapnya lampu yaitu malam yang kelam seakan mendominasi hatinya yang penuh luka.
Mata yang sendu itu tampak semakin berkabut karena tertutupi air mata yang terus menerus jatuh berderai. Seandainya Ia tidak sedang mengandung mungkin Ia akan menyusul suaminya dan mendampinginya. Tetapi Ia kembali teringat bahwa orang yang mati karena mencabut nyawanya sendiri adalah orang yang sangat pengecut.
Bagaimana diluaran sana banyak orang yang mempertahankan nyawanya sendiri disaat mereka ada diambang kematian karena penyakit atau kecelakaan. Lalu apa haknya dia merampas kehidupannya sendiri hanya karena kesedihan yang mendalam. Apalagi dia sedang mengandung buah hati dirinya dengan Edward.