Melanjutkan cerita dari Shirayuki.
Pada saat itu dia benar-benar tidak tahu apa yang harus ia lakukan.
Apakah dirinya harus menjadi Miko dari Kyuubi no Kitsune, ataukah tidak.
Itu adalah keputusan yang harus dia pikirkan secara serius karena itu akan sangat mempengaruhi masa depan dirinya sendiri.
Shirayuki terbangun dari tidurnya dan tepat di sampingnya ada Sakuragi, teman terbaiknya yang ada di sampingnya.
Sakuragi tersenyum kepada Shirayuki.
"Selamat pagi."
Sakuragi benar-benar berterima kasih kepada Shirayuki karena berkat dia dirinya bisa selamat dan semenjak saat itu Sakuragi selalu tidur sambil menggenggam tangan Shirayuki.
"(sigh)..."
"Ada apa? Apa kamu sedang memikirkan itu lagi?"
Sakuragi benar-benar telah pulih dari semua luka-lukanya berkat Kyuubi no Kitsune yang dia dan Tsuchimikado Sakura temukan di dalam gua.
Memang itu hanya satu bagian dari sang magical beast, tetapi hanya dengan itu saja Shirayuki bisa merasakan kekuatan yang besar darinya.
Pada pagi yang terlihat cerah itu tiba-tiba terdengar suara kegaduhan dari luar kuil.
Karena penasara, Shirayuki dan Sakuragi pun mencoba mengintip keluar dari jendela dan terlihat seorang lelaki manusia paruh baya yang memakai jubah.
Lelaki manusia itu memiliki postur tubuh yang tinggi dan tegap dan bersama dia juga terlihat seorang lelaki yang juga terlihat lebih tua dari lelaki berjubah itu sedang tengah berdiri di sampingnya.
Sementara itu para Miko yang mencegat lelaki itu nampak sangat tegang yang terlihat dari bulu ekor mereka yang berdiri tegak.
"Ada apa ini sebenarnya?" tanya Shirayuki.
"Entah, tidak biasanya para Miko bersikap seperti itu kepada para pendatang."
"Apakah itu karena dia manusia?"
Shirayuki dan Sakuragi sendiri tidak mempunyai dendam pribadi kepada para Manusia karena orang yang sudah menjadi seperti kakak, sekaligud orang tua mereka juga adalah seorang manusia.
Tiba-tiba dari belakang, sang Miko daro Seiryu pun menjawab, "Bukan, itu semua karena laki-laki itu adalah Alexander."
Seketika Shirayuki sangat terkejut karena mendengar nama itu.
"Alexander? Bu-bukannya o-orang itu?"
Sang Miko dari Seiryu pun mengangguk.
"Ya, dia adalah sang kaisar agung dari kekaisaran Aritophia, Alexander Exodia Artorias."
"Te-tetapi kenapa dia bisa kesini?"
Sang Miko juga tidak menyangka kalau Alexander akan datang kemari karena ini sudah seperti ada petir di siang bolong terlebih karena selama ini kekaisaran itu tidak mempunyai hubungan langsung.
Tentu bukan hanya karena itu saja tetapi Alexander bahkan bisa menerobos penghalang yang sudah Uzume pasang dengan mudahnya seolah-olah pria itu sudah mengerti dan paham.
"Entahlah? Tetapi aku pikir dia bukan datang untuk merusuh karena dia terlihat tidak membawa pasukan yang lain."
Shirayuki, Sakuragi, dan Sakura pun menatap Alexander dan pria yang ada di sampingnya. Mereka berdua pun menyadari tatapan Shirayuki dan yang lain dan mereka pun menatap mereka balik.
Setelah beberapa waktu, Uzume pun datang dan berbincang-bincang dengan mereka sebelum akhirnya Alexander dan pria disampingnya dibiarkan untuk masuk.
Pada saat itu Shirayuki, Sakuragi, dan Sakura pun dipanggil dan mereka bertiga langsung menuju ke tempat Uzume.
Mereka bertiga benar-benar tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi tetapi mereka berharap kalau itu bukanlah sesuatu yang buruk.
Pada saat itu, pada saat Shirayuki, Sakuragi, dan Sakura membuka pintu geser dan menampakkan dirinya kepada Alexander dan yang lainnya.
"Kalian bertiga, tidak sopan kan terus berdiri disana."
Setelah itu mereka pun duduk di sebelah Uzume dan berhadap langsung dengan Alexander dan Yamamoto.
Setelah mereka semua berkumpul, pembicaraan pun segera berlanjut tetapi tetap saja Sakuragi dan Shirayuki terus menatap Yamamoto.
"Jadi tentang tujuan sebenarnya kami kesini. Sebenarnya kami sudah mendengar tentang sebuah rumor tentang legenda Yamata-no-Orochi."
"Yamata-no-Orochi!" Uzume dan yang lainnya terkejut.
Semua informasi tentang Orochi adalah informasi yang tersembunyi dan sangat jarang orang yang tahu bahkan untuk sesama Beast sekalipun jadi ini sangat aneh jika Alexander sendiri mengetahui tentang itu.
"Mungkin kalian semua terkejut bagaimana aku bisa mengetahui itu tetapi kesampingkan itu. Kami juga mendengar kabar tentang munculnya sang Miko dari Magical Beast, rubah ekor sembilan."
Alexander menatap Shirayuki.
Uzume, Shirayuki, Sakura, dan Sakuragi benar-benar terkejut Alexander bisa tahu informasi yang bahkan mereka sendiri masih sembunyikan ini.
"Ba-bagaimana? Bagaimana kalian berdua bisa tahu?" tanya Uzume.
"Sayang sekali itu adalah rahasia, tetapi yang terpenting sekarang bukan itu. Tujuanku kemari ingin memastikan sesuatu."
"Memastikan?"
"Dari dalam legenda, Orochi adalah Magical Beast yang sangat kuat yang bagkan bisa menghancurkan satu negeri sekalipun. Tentu mendengar itu mau tidak mau aku ingin memastikan sesuatu yaitu tentang kesempatan berhasil dan tidaknya kalian menghadapi Orochi. Tentu ini tidak seperti aku meragukan kalian atau apapun tetapi aku hanya ingin bertanya."
Sejujurnya uzume dan yang lainnya sendiri tidak tahu seberapa kuat Orochi kecuali dari dalam buku yang ditulis oleh Abe-no-Seimei sendiri dan itu membuat mereka sendiri tidak tahu seberapa besar kesempatan mereka.
"Sejujurnya kami sendiri juga tidak tahu seberapa besar kesempatan kami terutama dengan waktu yang sangat singkat."
Uzume menatap Shirayuki.
"Tetapi kami sendiri yakin kalau anak ini mempunyai potensi untuk membuat kesempatan yang tidak pasti itu menjadi kemenangan yang mutlak."
"A-aku?"
Kata-kata itu...kata-kata pujian itu mungkin terdengar bagus tetapi kata-kata pujian itu membuat Shirayuki merasakan tekanan yang semakin besar.
"I-itu...apa itu bukan hal yang mustahil untukku?"
Mendengar bahwa dirinya adalah orang yang cocok menjadi Miko dari Kyuubi no Kitsune saja sudah membuat Shirayuki merasa kalau itu mustahil, apalagi ketika mendengar bahwa takdir kemenangan mereka juga bergantung kepadanya itu membuat Shirayuki menjadi semakin kecil hati.
"Jadi begitu..."
Alexander segera memahami masalah Shirayuki.
"Apa kamu masih tidak yakin dengan dirimu sendiri?"
"Aku hanyalah seekor rubah kecil yang tidak berdaya. Aku...aku merasa kalau membuatku menjadi seorang Miko dari Kyuubi no Kitsune itu adalah hal yang sia-sia."
Dia pun segera menoleh ke arah pria yang ada di sampingnya dan memberikan tanda.
"Kurasa aku akan menyerahkan ini kepadamu."
Pria itu tidak punya pilihan lain lagipula dia memang ingin ikut karena ingin bertemu dengan Shirayuki dan Sakuragi.
"Apa kalian berdua ingat dengan Fu?"
Mendengar nama itu, Shirayuki dan Sakuragi terkejut langsung bertanya-tanya kenapa dan bagaimana bisa pria itu mengenal mereka berdua dan Fu.
"A-apakah anda mengenal Fu?"
Pria itu pun tersenyum ketika mereka menanyakan itu.
"Tentu saja aku mengenal dia."
Pria itu sendiri adalah orang yang bisa dibilang sangat dekat dengan Fu dan juga sangat tahu tentang dirinya.
Pria itu pun menjadi sedikit terbawa akan perasaannya tetapi Alexander mewajari itu karena walau bagaimanapun pria itu adalah ayahnya.
"Yama-cchi..."
"Perkenalkan, aku adalah Yamamoto Kurogami, ayah dari Fu Kurogami, orang yang menjadi orang tua asuh kalian."
Baik Sakuragi maupun Shirayuki benar-benar sangat terkejut dengan fakta itu.
"A-ayah Fu..."
Ini benar-benar sesuatu yang sama sekali tidak mereka duga kalau mereka akan bertemu dengan keluarga dari Fu.
Memang dari wajah, Yamamoto terlihat sangat mirip dengan Fu. Mulai dari mata, warna rambut, bahkan wajahnya memang terlihat mirip.
"Bahkan aku masih tidak menyangka kalau kau sudah memiliki cucu," canda Alexander.
"Berisik!"
Yamamoto mulai mengingat sosok mendiang anaknya itu.
Fu, tentu dia adalah sosok anak yang sangat berharga bagi Yamamoto karena dia adalah satu-satunya peninggalan dari mendiang istrinya.
Dia memang memiliki tubuh yang sering sakit-sakitan, oleh karena itu dia sering menarik dirinya dari angota klan Kurogami yang lain dan menyendiri.
Tetapi itu bukan berarti kalau dia menyerah, dia terus berusaha dan berusaha untuk menjadi kuat seperti ibunya dulu.
"Sejujurnya saat aku mendengar dia sakit-sakitan, aku ingin menjemput dia untuk pulang... Aku sebagai ayahnya sangat khawatir kepadanya tetapi..."
Pada saat itu Yamamoto tidak tahu apakah dia harus senang atau sedih ketika membaca surat balasan dari Fu.
"Surat balasan yang aku terima adalah perasaan bahagia dia karena telah menemukan sesuatu yang ia dambakan...yaitu kalian berdua."
"Kami?" tanya Shirayuki dan Sakuragi.
Yamamoto masih teringat sangat jelas akan keraguan akan perasaannya pada saat itu. Keraguan akan menentukan masa depan yang terbaik untuk anak perempuan semata wayangnya itu.
"Kalian tahu kalau Fu sebenarnya dikirim kesini untuk menjadi mata-mata untuk memantau keadaan para ras beast."
"Mata-mata?!"
Mereka Uzume dan yang lain benar-benar terkejut mendengar itu.
"Walaupun dia mata-mata tetapi dia hanya ditugaskan untuk mengawasi keadaan ras Beast saja dan melaporkannya."
Kurogami Fu, dia adalah gadis yang sangat serius dalam menjalankan pekerjaannya itu sampai-sampai dia bahkan lupa makan dan minum.
Laporan yang ditulisnya selalu laporan yang mendetail tentang sesuatu hal tentang ras Beast dan juga berkat ia lah Yamamoto dan yang lainnya tahu akan legenda-legenda dari ras beast.
"Tetapi suatu hari aku menyadari dari surat yang ia kirim kalau dia sudah berubah."
Surat itu adalah beberapa tahun lalu ketika di musim dingin.
Pada saat itu Yamamoto yang menerima suratnya benar-benar merasa kalau putrinya itu sudah benar-benar nampak berbeda dari dia yang biasanya selalu kaku dan serius.
"Dia benar-benar bercerita kepadaku tentang betapa bahagianya dia bertemu dengan kalian."
Pada saat itu Yamamoto benar-benar merasa senang karena putri semata wayangnya itu merasakan kebahagiaan meskipun dia terpisah jauh dengannya.
Tetapi...
"Dan dua tahun lalu saat dia mulai sakit-sakitan, aku sangat ingin menjemputnya untuk pulang tetapi dia memang anak yang keras kepala. Dia memutuskan untuk terus bersama kalian sampai akhir hayatnya."
Itu memang sebuah keputusan yang sangat berat bagi Yamamoto untuk membiarkan putrinya sakit-sakitan tetapi mengingat kalau itu adalah tekad serius dari putrinya sendiri maka dia harus menghormatinya karena putrinya juga adalah seorang ksatria terhormat.
Dengan senyum pahit dari Yamamoto, dia pun berkata, "Dia adalah anak yang keras kepala dan sulit dinasehati. Tetapi dia juga anak yang berkemauan keras dan sangat baik hati dan satu-satunya anakku yang kusayangi dan sangat aku banggakan."
Perasaan itu...perasaan ketika Yamamoto menerima surat terakhir dari anak tercintanya yang menitipkan Shirayuki dan Sakuragi apabila terjadi sesuatu dengan dirinya.
Pada saat itu dia benar-benar merasa kalau itu akan menjadi terakhir kali dia menerima surat dari Fu.
Sebagai seorang ksatria Yamamoto berusaha menahan air matanya, tetapi sebagai seorang ayah dia sangat merasa kehilangan dan ingin memeluk putrinya untuk yang terakhir kalinya.
Tetapi ini memang sebuah takdir yang tidak bisa dihindari kalau dia terlambat untuk menemui putrinya dan dia pun telah kehilangannya untuk selama-lamanya.
"Karena itulah aku ikut dengan Alexander kesini untuk melihat kalian berdua."
Yamamoto pun mengeluarkan secarik kertas yang berisi surat dari Fu.
Shirayuki dan Sakuragi benar-benar mengenali tulisan itu...
Itu adalah tulisan Fu, orang yang paling mereka anggap berharga di dalam hidup mereka berdua.
"Fu..."
Air mata mereka pun mulai mengalir karena teringat akan sosok seorang gadis ceria yang telah menjadi kakak sekaligus orang tua mereka.
"Fu..."
Akhir dari isi dari surat itu yang merupakan pesan-pesan terakhir Fu benar-benar membuat mereka sekali lagi semakin menyayangi Fu.
[Aku sangat menyayangi mereka berdua seperti adikku sendiri. Karena itu jika aku sudah tiada, aku ingin ayah untuk membimbing mereka berdua. Aku sangat ingin melihat mereka berdua menjadi orang-orang yang hebat dan kuat sama seperti ibu dulu]
Fu memang benar-benar mencintai mereka dari segenap hatinya sampai walau dia dalam keadaan sakit pun dia masih memikirkan akan masa depan mereka berdua.
[Aku yakin kalau ayah akan menunjukkan surat ini kepada mereka jadi kalau Shirayuki dan Sakuragi membaca surat ini aku hanya ingin mengatakan ini sekali lagi...
Aku mencintai kalian...sangat...sangat]
Itu benar-benar membuat mereka berdua sangat sedih karena sosok orang yang mereka sangat sayangi itu sudah tiada dan pada saat itu mereka benar-benar menangis karena mengingat kejadian itu.
"Kalian adalah anak-anak asuh dari Fu, aku yakin Fu ingin kalian berdua untuk menjadi orang-orang yang hebat. Oleh karena itu..."
Shirayuki pun mengusap air matanya.
Dia benar-benar merasa kalau Fu selalu melihat mereka dimanapun dia berada.
Bahkan sampai sesudah dia tiada pun Fu masih berusaha untuk melindungi dan terus memikirkan masa depan mereka berdua.
Ini membuat Shirayuki merasa bodoh karena dia sudah menjadi seorang pengecut dan tidak menghormati keinginan dari Fu sendiri.
[Fu...aku mengerti perasaanmu sekarang. Maafkan aku karena sudah menjadi pengecut tetapi sekarang aku sudah mengerti semuanya]
Shirayuki menoleh ke arah Sakuragi.
"Sakura..."
Tatapan itu, Sakuragi pun langsung mengerti kalau tatapan mata Shirayuki sekarang sangat berbeda dari dia yang biasanya.
Melihat itu Sakuragi mengusap air matanya dan menganggukkan kepalanya dengan senyuman bahagia.
Mereka berdua pun bergandengan tangan dan bersama-sama menatap ke arah Yamamoto dengan tatapan yang serius.
"Hati seseorang memang sangat mudah berubah ya? Terutama jika itu menyangkut orang yang mereka sayangi," gumam Alexander.
Melihat Shirayuki dan Sakuragi benar-benar membuat Alexander sekali lagi menaruh harapan kepada mereka yang berjuang demi apa yang mereka cintai.
"Kenapa kau tiba-tiba diam?" Yamamoto bertanya kepada Alexander.
Alexander pun tersenyum.
"Tidak, aku hanya berpikir kalau mungkin kita bisa menjadi besan suatu hari."
"Seperti biasanya kau selalu memikirkan hal-hal yang gila, tetapi memang..."
Yamamoto melihat ini, dia melihat apa yang dilakukan oleh Fu mungkin bisa membuka jalan antara Beast dan Manusia dan menghancurkan dinding pembatas ras yang ada diantara mereka.
"Suatu hari mungkin manusia dan para Beast bisa menyayangi dan menerima satu sama lain sama seperti Fu dan mereka berdua."
Pada saat itu awal dari dimulainya kisah dari sang Tamamo-no-Mae pun dimulai dan pada saat itu Shirayuki mulai mempercayai dirinya sendiri.
"Benar, oleh karena itu pertemuan kita berdua ini adalah takdir!" ucap Shirayuki meyakinkan Edward.
"Oi...benarkah? Apa jangan-jangan itu hanya karanganmu saja?"
"Mana mungkin Shirayuki mengarang masa lalu Shirayuki sendiri. Karena itulah kemungkinan kalau Shirayuki dan tuan berjodoh itu sudah pasti!" ucap Shirayuki sambil mengacungkan jempolnya.
"Oleh karena itu tuan seharusnya mengikuti keinginan kakek tuan dan melamar Shirayuki!"
Sementara itu Chamuel yang mendengar itu seakan-akan tidak percaya.
"Gyaaaaa Tidak adil! Curang! Cheater! Shirayuki-chan Cheater!"
Baginya sama sekali tidak adil karena Shirayuki memiliki kisah yang sudah seperti dia adalah orang yang ditakdirkan karena dia memang satu dunia dengan Edward.
Bagi Chamuel yang secara tidak mempunyai kisah masa lalu yang berhubungan dengan Edward membuat dirinya merasa kalah telak dan rasa percaya dirinya turun secara drastis.
Shirayuki hanya tersenyum Smug karena melihat rasa cemburu Chamuel yang sangat besar dan dia menutupi senyuman Smugnya itu dengan kipas.
"Ohoho."
"Tetapi Yamata-no-Orochi ya? Memangnya sekuat apa dia sebenarnya?" tanya Arashel penasaran.
Sebagai sesama naga, tentu dia merasa penasaran dengan Orochi yang katanya bisa menghancurkan satu negeri ini.
"Orochi adalah Magical beast yang sangat kuat. Bahkan Shirayuki dengan kekuatan penuh dulu sangat kewalahan dan hampir kalah melawannya"
Ya, pada saat itu memang tidak ada yang menduga kalau Orochi akan sekuat itu yang bahkan membuat Shirayuki dan yang lainnya sangat kewalahan.
Shirayuki pun melangkah menuju ke ujung tebing melihat pohon raksasa yang ada di tengah lautan.
"Sejujurnya itu adalah pertarungan yang sangat sengit dan memakan banyak korban."
Rambut putih lembutnya seolah-olah melambai-lambai yang tertiup angin malam yang lembab dari laut.
Dengan anggunnya dia pun menoleh ke arah Edward dan yang lainnya dan tersenyum.
"Tetapi keyakinan dan tekad kami membuktikan sekuat apapun Yamata-no-Orochi, kami tetap menang melawannya dan berhasil mengembalikan perdamaian di tanah ini."
Dialah sang Tamamo-no-Mae, sang Miko dari rubah ekor sembilan yang telah menyelamatkan tanah ini dan menyatukan seluruh ras Beast dan mendirikan kekaisaran Miyako ini.
"Karena itu walau berkali-kali Orochi berusaha menyerang sekalipun, aku Shirayuki tidak akan kalah! Terutama aku mempunyai sesuatu yang aku harus lindungi dan tekad dari orang-orang yang sudah mendukung dan membantuku termasuk kalian semua."
Shirayuki pun mengulurkan tangannya kepada Edward dan yang lainnya.
"Karena itu aku Tamamo-no-Mae, aku akan membantu untuk mengabulkan harapan tuan untuk membuat perdamaian antar semua ras dengan seluruh kekuatan yang aku punya!"
Haremnya si MC tumbuh terlalu cepat sampai-sampai nih cerita bakalan kehilangan genre Haremnya