Angka-angka terlihat seperti menari-nari di depan mataku seolah sedang mengejekku, antara simbol x dan y tak lagi bisa kubedakan, kepalaku terasa cenat-cenut, ayolah, sebenarnya apa manfaatnya mempelajari limit, integral atau apalah itu dalam kehidupan nyata, bukankah asal bisa menghitung uang saja sudah cukup?
"Argh…!" kusingkirkan buku matematikaku dari hadapanku dengan kesal membuat kak Abel yang sedang fokus dengan laptopnya menoleh padaku.
"Hei, buku gak salah apa-apa kenapa kamu gituin?" tanyanya.
"Dia salah, dia udah buat kepalaku pusing tujuh putaran, gak ada PR yang lebih baik apa? Please deh, lagian apa juga gunanya ngitung-ngitung kaya ginian? Asal bisa ngitung duit aja udah cukup tau, gak berguna" ujarku dengan kesal, padahal ini bukan tanggalku mengalami PMS, tapi rasanya aku malah lebih kesal daripada saat aku PMS.