aku menatap tumpukan dokumen di depanku, perutku rasanya mual dan bisa muntah sewaktu-waktu. aku sama sekali tidak mengerti dan tidak menyukai pekerjaan ini. kupikir menjadi bos itu hanya tinggal memerintah orang untuk melakukan ini itu semauku, ternyata tidak. sebenarnya aku bukan orang yang suka mengatur orang seenak jidat sih. hanya saja ternyata pekerjaan ini jauh lebih berat dari yang kubayangkan. aku harus memeriksa ulang segala rekapan data tentang kondisi hotel selama seminggu terakhir dan itu sangat membosankan. aku tidak mengerti apa yang harus kuperiksa dari data-data tersebut meskipun sudah dijelaskan oleh mb estelle untuk kesekian kalinya. pekerjaan ini sangat tidak cocok untukku.
"argh...!" seruku kesal, ku dorong tumpukan dokumen jauh-jauh dariku dan beranjak dari kursi kebesaran. aku keluar ruangan, kudapati para pegawai sedang bekerja di depan komputer. bangunan ini memang bagian kantor, jadi kebanyakan pegawai disini (yang sebenarnya tidak banyak) bekerja dengan komputer, bukan mengerjakan pekerjaan remeh temeh seperti menerima tamu dan sebagainya. kulihat mb estelle sedang berbicara serius dengan salah seorang pegawai sambil membalik-balik sebuah dokumen. aku mendekatinya.
"mb estelle" panggilku. mb estelle segera menyudahu percakapannya dan tersenyum padaku.
"ada yang perlu saya bantu nona?" tanya estelle.
"ya, bantuan kamu sangat diperlukan, ayo ikut" aku menarik tangan estelle dan membawanya ke ruanganku.
"kamu duduk sini, selesaiin semua ini kaya kamu biasa ngerjainnya" ujarku sambil mendorong mb estelle duduk di kursi kebesaran.
"lho, tapi ini pekerjaan nona, nona kan bos disini, nona perlu tau perkembangan dan kondisi hotel saat ini" kata mb estelle.
"masa bodoh sama kondisi atau apa itu, aku gak bisa kerja kaya gini" kataku sambil melipat tangan didada kesal.
"tapi kan nona bos disini" ujar mb estelle.
iya, aku tau aku bos, tapi aku tidak suka pekerjaan bos. tapi tunggu sebentar, aku lupa apa esensi dari kata bos sebenarnya.
"kamu bilang aku bos kan?" tanyaku dengan senyum licikku, atau kira-kira seperti itu.
"iya, bos dave yang memutuskannya tadi pagi" jawab estelle.
"kamu tau, gak semua bos itu adalah bos yang baik, ada juga bos yang jahat yang suka bertindak seenak jidat" ujarku.
"iya, saya tau, bos dave juga termasuk seperti itu" aha! dave saja seperti itu, kenapa aku harus memaksa diri menjadi bos yang baik?
"nah, kalo gitu gak ada alasan buat aku jadi bos yang baik, aku putusin aku mau jadi bos yang jahat jadi...." aku melirik mb estelle yang sepertinya mulai mencium niat burukku. aku segera berlari keluar ruangan, mb estelle mengejarku tapi terlambat. bruak! aku menutup pintu dari luar dan menguncinya.
dok dok dok!
"nona, nona tidak bisa berbuat seenaknya seperti ini!" seru mb estelle dari dalam.
"kenapa gak bisa? kamu lupa? dave udah ngasih ijin aku buat berlaku sesukaku disini, termasuk buat mecat kamu kalo aku mau, kerjain aja tugasmu kalo masih mau kerja disini!" balasku dengan nada mengancam. sekarang aku tidak lagi mendengar teriakan dari dalam sana, aku membalik badanku dan melihat para pegawai yang sedang menatapku dengan cemas, terlihat lucu juga.
"apa liat-liat? balik kerja, dan jangan ada yang buka ruangan ini sampe jam makan siang kalo gak mau dipecat" kataku mengancam. semua langsung menunduk dan kembali dengan pekerjaan mereka, sumpah aku tidak tahan lagi.
aku segera berlari ke kamar mandi dan....
"bwahahaha..." aku tidak bisa berhenti tertawa, apa begini rasanya menjadi atasan yang otoriter? pantas saja dave bersikap begitu, ternyata benar-benar menyenangkan. menyenangkan dalam artian hanya untuk senang-senang saja lho, bukan berarti aku benar-benar berniat menjadi atasan jahat yang seenaknya memecat pegawai tanpa alasan yang jelas. ancamanku tadi hanya candaan kok, bukan sesuatu yang serius.