Kita sudah sampai di café, dan di sana aku melihat beberapa orang bergerombol di satu sisi ruangan. Mungkin sekitar lima orang laki-laki dan satu perempuan. Aku memantapkan diri untuk memasuki café, walau ini hanya drama, tapi aku berharap drama ini benar-benar bisa membuat mereka berhenti mengganggu Xiao Nai.
"Hei, Xiao Nai sini sini."
Mereka melambai-lambai seperti seorang kawan. Tapi, aku tahu mereka sebenarnya mengejek. Aku merai lengan Xiao Nai, dan merangkul lengan itu. Dua dari laki-laki yang duduk menghadap kami dan menatap dengan tatapan tidak percaya.
"Cie… gila-gila. Gak nyangka ini pacar kamu, Xiao Nai?"
Jadi si mulut besar ini ketua geng mereka? Sepertinya dia incaran pertama ku. Tunggu sebentar, aku harus menarik napas dan inilah acting ku akan di mulai.
"Hai, nama ku Erina."
Tentu aku akan memakai nama samaran lain ku. Tidak mungkin aku mengaku.
"Hai… kita teman-temannya Xiao Nai. Gila Xiao Nai, pacar mu cantik banget."