"Ditolak."
Ujar Rei dan Aksa secara bersamaan, Aileen tidak merasa aneh Aksa tidak setuju tapi dia tidak menyangka Rei akan tidak setuju dengan rencananya mengingat Rei tidak begitu suka ia berada di T.I.M meskipun belakangan ia bersikap baik padanya.
"Kenapa kalian gak setuju?"
"Karena terlalu beresiko Aileen, kami gak bisa kehilangan anggota lagi."
Ujar Aksa yang di balas anggukan setuju oleh Rei.
"Meski kamu masih belum jadi anggota resmi kamu tetap salah satu bagian dari kami."
"Tapi aku udah pernah bilang kalau aku sama Mahesa panitia festival kampus yang bakal di adain tiga minggu lagi kan?, kalu dia bener-bener pingin bunuh aku masa persiapan adalah waktu yang sempurna. Begitu juga Reyna dan Mikha, kalaupun aku gak minta jadi umpan toh dia bakal tetep nyoba bunuh aku nantinya."
Jawabnya dengan tenang membuat keduanya terdiam. Itu artinya Aileen akan tetap diincar sekalipun dia tidak menawarkan diri. Mereka lupa kaalau Aileen adalah salah satu sasaran Mahesa selain Reyna dan Mikha. Keduanya hanya bisa menghela nafas mendengar perkataan Aileen namun Rei angkat bicara.
"Ada lubang di rencana kamu. Nunggu tiga minggu itu terlalu lama, korban baru bisa aja muncul lagi. Tapi kita bisa gunain itu sebagai rencana cadangan, aku akan cari jalan lain. Kalau aku gak punya jalan keluar kita pake cara kamu."
Aileen melirik Aksa menunggu bagaimana reaksinya dan seperti yang ia duga Aksa terlihat setuju.
"Dia bener Aileen, seperti yang aku dan Rei bilang tadi kami gak bisa ngambil resiko kehilangan kamu. Kami bakal pake rencana itu sebagai rencana cadangan."
Aileen menghela nafas pasrah mendengar perkataan keduanya. Ia tidak bisa melawan mereka berdua, tidak lebih tepatnya dia tidak bisa melawan Rei. Aksa mungkin adalah pemimpin T.I.M namun Rei adalah pemimpin sebenarnya di balik layar. The shadow king. Dia yang mengatur pola pikir Aksa dan membuat Aksa berpikir kalau ia yang mengambil keputusan padahal sebenarnya itu semua adalah rencana Rei. Dia menjaga agar Aksa tidak mengambil keputusan yang salah dan Aileen sudah mengetahui hal ini.
"Ayo kita bicarain hal ini nanti, aku harus pergi sekarang. Aku harus laporan sama presiden. Perempuan itu gak akan suka ini."
Gerutunya sambil berjalan pergi ke arah lift. Aileen agak kaget dengan perkataan Aksa, kakak iparnya ternyata kenal dengan orang penting seperti presiden. Itu tidak aneh karena pekerjaan mereka seperti ini tapi tetap saja terasa mengejutkan. Alexa Adora adalah presiden dari negri ini yang baru saja menjabat, tapi banyak yang memanggilnya dengan sebutan Ratu. Dia sudah melakukan banyak hal untuk merubah negara ini ke arah yang lebih baik dan Aileen benar-benar megagumi sosoknya. Menurutnya Alexa adalah figur yang baik dan patut di contoh oleh semua perempuan di negri ini. Orang yang teguh dengan pendiriannya, tegas, bijak sana, dan bukan hanya itu ia juga cepat dalam bertindak. Menurutnya Alexa adalah presiden terbaik yang pernah memimpin Indonesia meski ia masih sangat muda dengan umurnya baru dua puluh ltujuh tahun.
"Kalau kalian bertemu kalian mungkin akan sangat cocok."
Aileen menengok ke arah Rei tidak mengerti dengan apa yang ia maksud. Rei juga tidak meneruskan perkataannya dan terlihat tidak berhenti menggerakkan jari di atas keyboardnya. Tangannya tampak tidak berhenti menyentuh keyboardnya seakan sedang menari di atasnya. Aileen bertanya-tanya kenapa sikap Rei berubah ubah padanya. Kadang dia terlihat sangat tidak suka pada Aileen, kadang ia sangat jahil, kadang ia bersikap sangat peduli padanya, kadang ia juga bersikap seperti... ah ia tidak ingin memikirkan hal yang terakhir. Rei benar-benar membuatnya pusing, baru pertama kali ini dia kenal dengan orang yang sikapnya sangat memusingkan seperti Rei.
'Dia ini maunya apa sih?!!'
Aileen memutuskan untuk tidak memikirkannya dan kembali memperhatikan rekaman CCTV dan mini cam yang terpasang di kampusnya. Mungkin saja Mahesa ada di kampusnya saat ini dan tentu dia tidak ingin sesuatu terjadi kepada kedua temannya saat dia sedang tidak ada. Tiba tiba Aileen kembali teringat dengan Reyna dan Mikha. Mereka berdua mendaptkan bagian kelas siang sementara Aileen mendapatkan kelas pagi hari ini, tapi Aileen meminta izin pada dosen karena ia harus melakukan otopsi, yang ia pikirkan hanyalah kasus ini harus segera selesai agar ia bisa tenang pergi ke kampus tanpa memikirkan Mahesa.Untungnya dosen Aileen super baik dan memberinya libur selama seminggu setelah ia menggunakan alasan kalau ia di serang preman menggunakan pisau . Itu artinya tidak ada yang mengawasi Reyna dan Mikha selama seminggu, Aksa akan sibuk dengan kasus ini, Adnan harus sekolah, Angga hampir selalu tidak ada di apartemen karena pergi dengan teman kencannya, Haruou bertugas menjaga markas dan nomor sepuluh bisa menghubunginya kapan saja kalau ia tiba-tiba membutuhkan bantuannya. Itu berarti yang paling kosong adalah Daniel yang sekarang sedang tidur di ruang apartemennya karena dia adalah satu satunya makhluk yang benar-benar nokturnal di apartemen ini. Ia tahu dari profil yang di kirimkan Aksa padanya kalau Daniel punya pola tidur yang berbeda dengan orang-orang kebanyakan. Dia akan tidur di siang hari dan bekerja di malam hari, daniel juga tidak terlalu suka dengan sinar matahari membuat ia jadi ingin mengganti panggilannya dengan vampir. Ia tidak tega membangunkan Daniel dan Aileen tahu Daniel tidak akan suka tugasnya yang satu ini namun Aileen tidak punya pilihan.
"Rei, suruh Daniel menyusup ke dalam kampus. Cuma dia yang bis ngejaga Reyna sama Mikha selama aku gak ada karena yang lain sibuk sendiri-sendiri."
"Kamu aja yang lakuin, aku lagi sibuk."
Jawaban pendek Rei membuat Aileen memutar kedua bola matanya malas, iapun mengambil handphone Rei yang di tinggalkan sebelumnya di atas meja dan menekan nomor kontak Daniel.
***
Daniel sedang tidur di ruang apartemennya dengan nyenyak sambil memeluk bantal gulingnya ketika ia mendengar suara handphone mengusik mimpi indahnya. Ia meruntuki dirinya sendiri yang tidak mematikan handphonenya atau mengaturnya dalam mode silent juga meruntuki siapapun yang menghubunginya saat ini. ia dengan malas membuka matanya dan mengambil handphonenya. Melihat nama Rei tertera di sana ia langsung mengangkatnya karena ia tahu Rei tidak akan menghubunginya kalau ini bukan hal yang penting.
"Halo?Ada apa Rei?"
Tanyanya dengan suara yang terdengar sangat serius namun karena ia masih agak mengantuk suara Daniel terdengar sangat aneh untuk Aileen. Namun Aileen tidak terlalu mempedulikannya dan berkata.
"Daniel kamu dapet tugas?, Rei lagi sibuk sekarang jadi aku yang bicarasama kamu. Aku butuh bantuan. Kedua temen aku bisa jadi target berikutnya. Kamu ingat perempuan berambut ungu yang pernah kamu temui yang waktu itu kamu ceritain ke aku kan?"
Mendengar suara perempuan ia langsung tahu kalau itu adalah Aileen dan mendengar keterangannya ingatan Daniel terarah kepada seorang perempuan yang ia temui dua hari lalu. Perempuan yang tampak kesal karena dosennya tidak datang dan melampiaskan kekesalannya dengan memakan makanan ringan yang dibawanya. Perempuan itu bisa menyadari keberaannya sama seperti Aileen dan memperlakukannya seperti manusia biasa. Dia orang yang cukup menarik bagi Daniel karena tidak semua orang bisa menyadari keberadaannya seperti perempuan itu.
"Iya aku inget, apa dia orang yang kamu maksud?"
"Iya namanya Mikha, satunya lagi Reyna. Dia selalu bersama Mikha jadi bakal gampang ngawasin mereka. Sebenernya aku gak terlalu khawatir sama mereka karena mereka bisa jaga diri mereka sendiri tapi aku mau kamu awasi mereka buat jaga-jaga."
Daniel mengangguk meski tahu Aileen tidak bisa melihatnya, ia sebenarnya tidak terlalu suka dengan tugas ini karena tugas ini memotong waktu tidurnya tapi ia tetap menerimanya. Iapun mengambil jaket dan memakai sepatunya setelahnya iapun mengambil handphonenya.
"Di mengerti, kamu tahu mereka lagi ada di mana sekarang?"
Tanya Daniel sambil berjalan ke arah lift dan masuk ke dalamnya, sementara itu Aileen langsung mencari keberadaan Reyna dan Mikha lewat GPS.
"Mereka udah ada di kampus. Aku gak bisa pergi karena luka di leherku bener-bener ngeganggu dan kasus ini makin rumit. Tolong jaga mereka, aku percayakan mereka sama kamu Daniel."
"Di mengerti."
Daniel keluar dari lift dan pergi keluar dari apartemen. Ia berjalan menuju garasi mengeluarkan motornya dari dalam sana. Iapun mengendarainya ke luar apartemen dan pergi ke tempat tujuan.
Beri, vote coment dan review kalau kalian suka cerita ini dan kalau ada kekurangan tolong beri tahu juga, kalau ada yang mau ngasih gift juga juga boleh. Makasih buat semua dukungan kalian dalam bentuk apapun itu see you :)