Angele membuka pintu dan berjalan masuk. Ia melihat ada orang yang sedang duduk di sofa.
Ia nyaris saja menarik pedangnya, sebelum akhirnya ia sadar bahwa satu-satunya orang lain yang ada di sini hanyalah Freia.
"Freia, kau belum tidur?" tanya Angele dengan lembut.
"Green?" Freia berdiri dan berlari mendekat. "Kukira kau tidak akan kembali…"
Freia melompat dan memeluk Angele. Tubuhnya gemetar karena dinginnya ruang tamu saat malam. Wajahnya terlihat pucat, dan alisnya berkedut-kedut. Sepertinya, ia baru saja bermimpi buruk.
"Itu tidak akan pernah terjadi." Angele mengusap rambut hitam panjang Freia. "Ada apa? Kenakanlah pakaian yang lebih tebal."
Angele menjentikkan jarinya dan memunculkan bola api merah untuk menghangatkan ruangan itu.
Wajah Freia memucat, dan ia terdiam. Beberapa menit kemudian, akhirnya ia memeluk Angele erat-erat.