"Apa yang kau katakan?!" Jun Xian menatapnya, tak percaya pada apa yang baru saja didengarnya.
"Pejabat Lin tahu, Yang Mulia sedang melakukan investigasi atas perbuatan busuknya, aku tak tahu bagaimana ia mengetahui hal itu. Ia tiba-tiba membunuh semua orang yang bekerja di rumahnya, dan aku ingin menangkapnya tadi. Aku tak menyangka, keahliannya melebihi diriku. Ia mengalahkan sepuluh pengawalku, dan kabur. Aku bukan tandingannya, karena itu, aku datang ke sini meminta bantuan padamu Yang Mulia! Aku memohon dengan sangat pada Yang Mulia untuk memberikan bantuan! Jika ia kabur, Yang Mulia Kaisar tak akan mengampuniku." Li Ran memohon, berlutut di hadapan Jun Xian.
Tersembunyi di balik lengan jubah Jun Xian, adalah tangan yang dikepalkan. Menggunakan seluruh kekuatannya, ia menutupi rasa terkejut yang mengaliri dirinya.
Tidak mungkin bahwa Lin Yue Yang, lelaki yang begitu lurus, akan membunuh seluruh pengurus rumahnya karena tuduhan yang dijatuhkan padanya!
"Di mana ia sekarang?" Jun Xian bertanya dingin.
"Aku menyuruh orang mengikutinya. Ia telah meninggalkan Ibu Kota Kekaisaran, menuju ke arah tenggara." Li Ran menjawab gugup.
"Aku akan bersiap-siap." Jun Xian menolak percaya bahwa Lin Yue Yang mampu berbuat seperti itu, tetapi dengan Li Ran menjadi saksi mata bahwa Lin Yue Yang membunuh istrinya, mereka akan membunuh Lin Yue Yang di tempat dan itu terjadi jika mereka menemukannya terlebih dahulu.
Keluarga Jun berhutang begitu besar pada Lin Yue Yang, sampai pada titik yang tak dapat dilupakan Jun Xian. Ia akan mengurus permasalahan ini sendiri, membawa Lin Yue Yang kembali untuk mengungkap kebenaran, untuk menyelamatkan nyawanya.
Mayoritas penjaga Istana Lin sedang keluar mengawal Long Qi dengan pil-pil itu. Jun Xian mengumpulkan penjaga yang tersisa, walaupun sedikit, setiap penjaga itu adalah petarung kelas tinggi.
Tanpa ragu-ragu, Jun Xian melakukan pengejaran.
Sebuah bayangan yang bersembunyi, mengamati Jun Xian meninggalkan perbatasan kota. Ia menyeringai licik, terselubung dalam kegelapan.
"Lin Wang, walaupun kau cerdik, kau tak akan membiarkan orang berbudi mati terhina." Bayangan di kegelapan itu, tertawa terbahak-bahak dan membalikkan tubuhnya, dengan tangannya di punggung. Di dalam lorong yang gelap, mata yang dingin dan keji memandangnya dengan seksama, ratusan jumlahnya.
"Apakah sudah pasti, kebanyakan penjaga Istana Lin keluar kota?" Bayangan tersembunyi itu bertanya licik.
"Saya yakin! Saya melihat banyak penjaga mengawal beberapa kereta kuda keluar sebelum ini."
"Apakah kau tahu, ke mana mereka pergi?"
"Saya tidak tahu, penjaga Istana Lin adalah anggota pasukan Prajurit Rui Lin, medannya terlalu luas di luar perbatasan kota dan aku tak berani mengikuti, takut tertangkap. Tetapi aku juga sudah memastikan sebagian penjaga yang tersisa di Istana Lin mengikuti Lin Wang mengejar Lin Yue Yang. Tak lebih dari lima belas penjaga yang tersisa di seluruh Istana Lin."
"Lima belas prajurit dari Pasukan Rui Lin?" Bayangan di dalam kegelapan itu terkekeh.
"Aku ingin lihat, apakah pasukan bunuh diriku yang berjumlah tiga ratus, dapat membinasakan Istana Lin malam ini! Laksanakan perintahku! Terobos Istana Lin, porak-porandakan isinya, aku tak mau ada seorang pun di istana itu masih hidup ketika fajar tiba! Terutama Jun Wu Xie dan sampah tak berguna itu, Jun Qing, aku mau kepala mereka!"
"Siap laksanakan!"
Dalam sekejap, bayangan gelap di lorong itu menghilang.
Bayangan yang memberikan perintah, naik ke menara yang tinggi di Ibu Kota Kekaisaran dan mengintai ke arah Istana Lin.
Setelah malam ini, Istana Lin akan dimusnahkan! dan tak akan ada lagi Keluarga Jun!
Rembulan yang bersinar terang bersembunyi di balik awan gelap, menutupi sisa-sisa cahaya rembulan.
Di kegelapan malam yang begitu sunyi, bayangan gelap menerobos masuk ke Istana Lin.
Diselimuti kegelapan, pengawal tersembunyi Istana Lin dari Prajurit Rui Lin mengetahui gerakan yang tak wajar ketika mereka keluar dari persembunyiannya, menyambut tamu tak diundang ini.
"Jika kau ingin bertemu dengan Yang Mulia, silakan datang lagi di pagi hari. Istana Lin tak menerima tamu setelah hari gelap." Paman Fu yang berambut putih berdiri, tangan di punggungnya, matanya menatap tajam, menghadapi serbuan pembunuh dalam bayangan. Berdiri di belakangnya, lima belas tubuh tegap dan gagah menghadang satu-satunya jalan menuju ke kebun Istana.
"Kami tidak datang untuk berkunjung, kami melaksanakan perintah untuk mengirimkan semua orang di Istana Lin ke neraka!" Sosok gelap di balik jubah itu berseru, tertawa menggelegar.
Mata Paman Fu berkilat, menghapus senyum lembutnya, seraya intuisi pembunuh yang kejam mengambil alih.
"Maka, aku tak akan bersikap sopan! Penyusup ke Istana Lin hanya akan menghadapi … kematian!"
Dalam sekejap, Paman Fu dan kelima belas Prajurit Rui Lin bergegas menerjang ke tengah-tengah gerombolan bayangan gelap itu. Pakaian pengawal Istana Lin yang berwarna cerah bersinar cemerlang begitu kontras dengan serangan gencar dari kegelapan.
Memecah kesunyian malam hari, bau darah dan kematian yang tajam menyelimuti udara malam itu.
Dua kelompok figur bayangan menyelinap ke dalam Istana Lin dari belakang sementara pertarungan di gerbang depan sedang mengamuk. Mereka dengan cepat membunuh para penjaga di belakang Istana. Dengan pedang yang masih meneteskan darah segar, mereka berjalan ke halaman belakang Istana.
Aroma manis herbal menyelimuti udara di halaman belakang, begitu sunyi dan tenang. Air di kolam teratai beriak, ketika angin sepoi-sepoi mengembuskan udara dingin.
Satu kelompok pembunuh itu keluar, merusak keindahan malam. Berada di dalam genggaman mereka, pedang yang meneteskan darah segar, dari pembantaian yang mereka lakukan, meninggalkan jejak merah di halaman istana.
"Ck … ck … tak dianjurkan untuk mengganggu istirahat Wu Xie." Suara yang memukau terdengar tiba-tiba, memecah kesunyian di halaman. Sosok bayangan itu tercengang, seraya menghunuskan pedangnya mencari-cari asal suara itu.
Tubuh yang tinggi, dan ramping, perlahan melangkah keluar dari kegelapan menampakkan diri di bawah sinar rembulan. Sosok tampan dengan senyum kekanak-kanakkan menyembunyikan mata itu, yang memancarkan ancaman mengerikan.
Jun Wu Yao menatap kelompok yang memasang kuda-kuda ini dengan santai, seraya mengalihkan pandangannya ke pedang yang meneteskan darah ke tanah dan matanya pun menampakkan kilatan berwarna ungu gelap.
"Mengotori halaman kediaman Jun Wu Xie adalah sebuah kejahatan, kejahatan yang akan kau bayar … dengan nyawamu." Senyum Jun Wu Yao perlahan merebak, namun itu senyuman dingin yang menusuk dalam sampai ke tulang belakang.
Di bawah cahaya rembulan, kelompok bayangan ini dapat melihat sosok di hadapan mereka dengan jelas. Pandangan dari mata ungu itu, bagaikan pedang runcing, tampaknya menusuk hati mereka.
"I … Iblis …."
"Itu terlalu kasar!" Jun Wu Yao menggelengkan kepalanya, "Bagaimana mungkin aku hanya sekedar iblis?"
Corak ungu di matanya melintas, dan tubuhnya menjadi buram karena gerakan yang dilakukannya.
Dalam satu kedipan mata, suasana sunyi kembali meliputi halaman itu … hujan berwarna merah hangat turun dari langit jatuh ke tanah.
Jun Wu Xie membuka pintunya saat itu, masih linglung bangun dari tidurnya.
Di tengah hujan berwarna merah tua yang memukau itu, sosok yang anggun berdiri diam, wajahnya menengadah ke atas, wajah tampan yang memikat hancur lebur terkena hujan.
Ia tertawa keras ketika matanya yang setengah ungu menatap ke samping Wu Xie, dan sudut bibirnya melengkung ke atas.
Mata itu memperlihatkan pembantaian tanpa ampun, suara tawanya membahana. Membuat orang yang mendengarnya merinding, sebuah pemandangan yang tak akan pernah dilupakan Jun Wu Xie.
Sangat indah, memikat dengan keanehannya, namun juga begitu mencekam di saat yang sama.
Bạn cũng có thể thích
bình luận đoạn văn
Tính năng bình luận đoạn văn hiện đã có trên Web! Di chuyển chuột qua bất kỳ đoạn nào và nhấp vào biểu tượng để thêm nhận xét của bạn.
Ngoài ra, bạn luôn có thể tắt / bật nó trong Cài đặt.
ĐÃ NHẬN ĐƯỢC