Viona tersadar dari pingsannya saat merasakan guncangan yang cukup keras sehingga membuat kepalanya membentur sebuah kotak besi dan menyadari kedua tangannya terikat sebuah tali sedangkan mulutnya ditutup sebuah lakban. Viona tak dapat melihat apapun hanya ruangan gelap yang banyak terdapat tumpukan kotak.
"Mau dibawa kemana aku"ucap Viona dalam hati saat menyadari bahwa ia ada didalam sebuah mobil.
Saat Viona berusaha melepas ikatannya ia samar-samar mendengar suara dua orang pria berbicara, Viona pun memilih pura-pura tidur untuk tak membuat orang-orang itu curiga sambil terus berupaya melepas ikatan tangannya.
"Baguslah gadis ini masih pingsan, kita bisa buang dia ke laut."
"Bos besar bilang kita boleh apakan saja gadis ini sebelum kita habisi, jadi aku ingin menikmati tubuh indahnya terlebih dahulu hahaha."
"Apa kau masih kuat? Bukankah banyak jalang yang kecewa padamu hahaha."
"Brengsek jaga bicaramu, waktu itu kondisiku belum fit. Kali ini aku akan meminum obat kuat untuk menikmati gadis cantik ini hahaha."
"Baik Ron, kuserahkan dia padamu, setelah kau puas berikan dia padaku hahaha."
"Ayo berhenti itu ada toko obat, aku mau beli obat disana."
Tak lama kemudian mobil itu berhenti dengan sangat kasar, sehingga membuat Viona yang ada dibelakang terlempar kedepan hingga membentur sebuah kardus yang berisi banyak senjata api. Viona berhasil menemukan sebuah pisau diantara tumpukan pistol itu, ia kemudian mencoba melepaskan ikatan tangannya sampai tangannya terluka karena tak sengaja tergores lalu melepas ikatan kaki dan setelah bersusah payah ia berhasil membuka pintu belakang mobil yang membawanya dan langsung berlari sekuat tenaga.
"Siapa mereka? Kenapa mereka menculikku? Bukankah tadi aku ada disekolah Zeze...oh Tuhan dimana Zeze," batin Viona bergolak dengan banyak pertanyaan yang membuatnya bingung.
Viona beruntung saat menyadari bahwa ia masih menyimpan uang di saku celananya, dengan uang itu Viona memilih naik bus untuk pulang ke rumah Fernando.
"Semoga Zeze tak mencariku," ucap Viona lirih.
Viona berjalan kaki menuju istana milik Fernando, ia merasa aneh saat melihat banyak mobil terparkir dihalaman dan orang-orang yang memakai baju hitam.
"Aawww," jerit Viona tiba-tiba saat merasakan ada orang yang membekap mulutnya dengan kasar.
"Vio kau dari mana?" tanya si pembekap yang tak lain adalah koki dirumah Fernando.
"Dari sekolah Zeze," jawab Viona singkat.
"Ikut aku dan jangan berisik," perintah nyonya Lily.
Viona mengangguk pelan lalu berjalan mengikuti nyonya Lily melewati sebuah gorong-gorong yang terhubung dengan gudang wine bawah tanah milik Fernando.
"Aku tak tahu ada jalan seperti ini nyonya," ucap Viona takjup.
"Dengarkan aku Vio, semua orang-orang Tuan mencarimu atas perintah tuan Vio!! Lebih baik kau bersembunyi untuk sementara waktu," bisik nyonya Lily.
"Kenapa?"
"Zeze meninggal karena tertabrak mobil dan Tuan menuduh kau menjadi pelakunya Vio,"jawab nyonya Lily dengan raut muka yang ketakutan.
"Aku tahu kau akan datang lagi, aku sudah merapikan barang-barangmu ini sekarang kau pergi ikuti peta ini" imbuh nyonya Lily sambil menyerahkan tas yang berisi dokumen pribadi Viona dan buku tabungan miliknya beserta ada beberapa lembar uang dollar.
"Ini," ucap Viona kaget.
"Vio aku percaya padamu kau tak akan mungkin sejahat itu, makanya setelah aku tahu kau dituduh sebagai pembunuh aku segera merapikan barang-barangmu ini. Lebih baik kau pergi sekarang dan jangan banyak tanya, aku belum bisa menceritakan semuanya," usir nyonya Lily pada Viona.
Viona mengangguk pelan lalu berjalan mengikuti peta yang nyonya Lily berikan, ia hanya bisa mengikuti petunjuk yang ada dipeta itu dan tak tau kemana peta itu akan pergi membawanya.
Berjuta pertanyaan muncul dikepalanya apa yang terjadi pada Zeze saat ia tak sadar lalu kenapa jadi dia yang dituduh bersalah, rasanya Viona ingin kembali dan bertanya langsung pada Fernando akan tetapi rasa takut pada Fernando yang begitu besar membuatnya memilih pergi mengikuti anjuran nyonya Lily satu-satunya pelayan dirumah Fernando yang baik padanya.
Setelah berjalan hampir dua jam akhirnya Viona sampai disebuah gudang yang sudah lama tak terpakai, Viona memanjat keluar dan mencari sebuah toilet umum untuk berganti pakaian karena pakaian yang dibadannya sangat kotor dan bau setelah berjalan tadi. Tak lama kemudian Viona sudah kembali rapi dengan pakaian yang bersih dan mencari sebuah cafe untuk mengisi perutnya, hari ini sangat menyiksa batinnya dari mulai ia sadar kalau tengah di culik dan diberitahu tentang kecelakaan Zeze.
"Anak tuan Fernando Grey Willan sangat cantik padahal."
"Iya anak sekecil itu nasibnya sungguh malang."
"Kabarnya ini tabrak lari."
"Mobil pelakunya ditemukan di jurang dekat perbatasan dan ada dua mayat yang ditemukan dalam kondisi hangus terbakar,"
"Tuan muda tampan itu kini benar-benar menjadi orang single kembali."
Beberapa wanita-wanita di cafe tempat Viona makan membicarakan Fernado , berita mengenai kecelakaan Zeze sudah tersebar di seluruh negeri. Bahkan proses pemakamannya pun diliput media massa, Viona bisa melihat wajah kesedihan Fernando di TV.
Viona membuka tas pemberian nyonya Lily ia berhasil menemukan berkas berkas berharga miliknya. Viona memegang erat paspor miliknya dan dengan cepat Viona keluar dari cafe itu menuju bandara, yang ia tahu sekarang adalah pergi sejauh mungkin dari Fernando.
"Maafkan kakak Zeze , saat ini kakak harus pergi dulu maafkan kakak Zeze," isak Viona didalam taksi yang membawanya ke bandara.
Tak lama kemudian Viona berhasil mendapatkan satu tiket ke London, beruntung nyonya Lily juga memberikan ia uang cash karena Viona tak bisa mengambil uang dalam jumlah banyak karena waktunya tak cukup banyak.
Viona memandang lautan dibawah dengan perasaan hancur ia benar-benar nampak seperti seorang penjahat yang melarikan diri, ketakutannya pada Fernando membuatnya harus melakukan ini semua.
"Aku harap kau akan segera menemukan pelakunya tuan, mintakan maaf ku pada Zeze," isak Viona.
KEDIAMAAN FERNANDO
"Kenapa tak ada satupun yang berhasil menemukan gadis itu.!!"
"Untuk apa kalian aku bayar kalau tidak becus bekerja."
"Temukan Viona!!!!!"
"Cari dia disemua stasiun bawah tanah, terminal bis dan tempat lainnya!
"Tak usah habiskan waktu kalian cari ke bandara, gadis itu tak punya uang mana mungkin dia bisa pergi dengan pesawat jadi jangan beri aku alasan yang tak masuk akal seperti itu !!!! cepat cari Viona."
Suara teriakan Fernando menggema di seluruh rumahnya ketika memarahi anak buahnya yang gagal membawa Viona.
"Kenapa Tuan lebih marah ketika tak berhasil menemukan gadis itu, dibanding dengan meratapi kematian nona Zevanya." ucap seorang pelayan didapur .
"Dari yang aku dengar sebelumnya Tuan bahkan memecat semua pelayan yang membuat Viona terluka,"imbuh pelayan lainnya.
"Ayo pergi sebelum kita dipecat juga," ucap nyonya Lily tiba-tiba. Mendengar ucapan nyonya Lily membuat dua pelayan muda itu langsung pergi dengan terburu-buru.
"Kuharap kau hidup dengan baik disuatu tempat Viona dan jangan pernah muncul lagi didepan tuan Fernando,"icap nyonya Lily dalam hati sambil menatap Natasya yang sedang duduk di sofa yang ada di samping Fernando.
Bersambung