ดาวน์โหลดแอป
13.33% Yandere Kun ? / Chapter 4: Stalker Chan (3)

บท 4: Stalker Chan (3)

Deku mengeleng cepat dan tersenyum lagi..."Ah tidak uraraka, ibuku menyuruhku cepat pulang"

"Cih...", ..."Eh..apa?" deku terlihat bingung ketika mendengar itu .

Aku hanya mengeleng dan melambaikan tangan, .."Enggak dah" seruku berbalik ke arah gang kanan.

Tak

Tak

Mataku seketika berbalik, betul aku telah meletakkan kamera pada tasnya. Dia sudah pergi.

Dengan mulut yang tidak hentinya tersenyum, aku mulai menguntit nya. Pekerjaan sehari hari yang kulakukan. Seperti ritual ..

Wajahku memerah ketika melihat deku mulai berkeringat. Dia selalu berkeringat ketika bersamaku.

Beberapa kali ia mengelap keringatnya,..."cekrek ..." itu momen langka bisa kutambah kan di album..

Dia memasuki sebuah gang kemudian menghilang. Aku tentu saja kaget. Tidak biasanya deku cepat sekali menghilang.

_

_

_

_

Tepat dibelakang..., ""Tak""

_

_

_

_

Bunyi itu membuat semuanya mengelap, sungguh gelap...

_

_

Srek srek,...sakit ....

Aku membuka mataku perlahan . suara itu masih keras. Tanganku terikat..

Tenang..., aku melihat sekitar ini rumahku. Lalu aku diletakkan di sebuah pojok . ibu..mana ibu??

Mataku mencari kemana mana, air mataku terasa mau jatuh ketika melihat suara itu dihasilkan dari gesekan ibu dengan gergaji.

Darah ibu muncrat kemana mana. Mata ibu terbuka. Kulitnya semakin pucat seperti hantu. Tenggorokan ku sedikit tersekat.

Aku berusaha bergerak tanpa suara, ini kamarku..

_

"Oh kau sudah bangun uraraka?" aku terkejut mengapa ia tau namaku?. Sosok itu muncul dalam kegelapan .

Mata hijau itu, ...rambut brokoli itu, itu ..deku..

Dia menatapku dengan mata yang belum pernah kulihat sebelumnya. Mata hijau yang menyala. Dia tersenyum licik padaku.

Dia menunduk, bisa kurasakan rasa takut yang mulai menjalar. Ia tersenyum polos kemudian mengambil foto deku di kamarku.

"Kau begitu terobsesi padaku, uraraka. Bukan nyonya stalker.." kata deku, auranya menekan auraku. Aku tercekat.

Dia menempelkan poster itu cepat di wajahku. Tidak terlihat apa apa.

Tak

Suara itu bersamaan dengan ketukan keras di dahiku. Bisa kurasakan pusing luar biasa. Dan gambar itu terjatuh.

Mataku berkunang-kunang, aku menatap kebawah dengan bimbang.

Tes

_

_

_

Bu..bunyi apa itu...,?. Tetesan itu terus jatuh perlahan. Sangat kental dan berwarna merah...

Cat..., ?. Deku menarik rambutku menyuruhku menatapnya.

Kami bertatapan, wajah deku sungguh menakutkan. Ia tersenyum lebar melihat ku. Sama seperti saat aku dipenuhi nafsu.

Ia terlihat sangat marah. Dan berkali kali menghantamkan wajahku ke lantai.

"De...deku .., lepaskan.." seruku lemah. Tanganku terikat sangat kuat. Bisa kurasakan tanganku berdarah setiap kali menggerakkannya.

Tak.., "Tu--"..., "Akkhhh!!!!".

_

_

Suara itu dariku, aku menjerit sangat keras. Ini rasa sakit yang sangat menyakitkan. Deku menatapku dengan tangan di kedua pipinya.

Matanya membesar melihat ku, lalu tersenyum dengan pisau di tangannya. Darah ku mulai membasahi lantai.

Tanganku, ....deku memotong tanganku. Ikatan nya jatuh bersamaan potongan tangan.

Aku menatap deku dengan tatapan sedih dan sangat takut. Itu membuatnya semakin gila.

Ia mengangkat kakiku lalu memotongnya juga.."Akkkh!!" aku berteriak-teriak lagi.

Kali ini air mataku keluar pandanganku kabur. Itu sungguh menyakitkan rasanya menyerang langsung otakku. Dan aku pingsan..

_

_

_

"..." suaraku benar benar habis, aku membuka mata lagi. Kini aku terletak di bawah wadah sangat besar.

Aku mencoba bergerak...dengan ngeri kutatap kedua lengan dan kaki yang terpotong masih mengeluarkan darah.

Tulangku tampak jelas, dan aku berteriak histeris.

Tidak lama deku datang dan melempar batu bata ke badanku. Dadaku terasa retak. Dan aku kembali menjerit..

Ia tersenyum dan memasukan cairan ke dalam wadah.

Tunggu, itu kan minyak... goreng.

_

"Ja..jangan deku!!" teriakku memohon. Aku takut sekali. Apa pun itu jangan mati. !!

Deku masih diam dan menatap rendah padaku. dia memegang api ditangannya seolah mengintimidasi ku.

"Kau sudah menguntitku selama ini, aku sangat takut...aku tidak tahan kau selalu ingin tau tentang ku .."

Mataku terbelalak, betul aku selalu menguntit deku. Tapi..tapi aku menyukai deku..

Deku tidak mengizinkan aku berbicara dan mulai mengarahkan api ke wadah. Dengan cepat minyak itu mendidih.

Mulai membakar pantatku. aku sangat takut. Air mataku keluar. Ngompolku tidak tertahan.

Aku begitu berantakan. Tapi deku ia menatapku dengan tatapan senang. Wajahnya yang sangat puas. Aku bergidik.

Deku...apa kau sebenarnya...

_

_

Api perlahan menghanguskan ku, aku berteriak begitu kencang meminta maaf. Kulitku mulai tanggal memerah membara. Organ tubuh ku mulai keluar dari perut yang mulai gosong dan terkelupas.

Darah mengucur deras. Tapi segera mengering. Sungguh mengerikan.

"Ini balasan bukan kau membuatku seperti ini...uraraka " katanya lagi.

Sosok deku yang luar biasa itu berganti dengan sosok kejam dan tidak berperasaan..

_

"Deku...kau sakit jiwa?"

_

_


next chapter
Load failed, please RETRY

สถานะพลังงานรายสัปดาห์

Rank -- การจัดอันดับด้วยพลัง
Stone -- หินพลัง

ป้ายปลดล็อกตอน

สารบัญ

ตัวเลือกแสดง

พื้นหลัง

แบบอักษร

ขนาด

ความคิดเห็นต่อตอน

เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C4
ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
  • คุณภาพงานเขียน
  • ความเสถียรของการอัปเดต
  • การดำเนินเรื่อง
  • กาสร้างตัวละคร
  • พื้นหลังโลก

คะแนนรวม 0.0

รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
โหวตด้วย Power Stone
Rank NO.-- การจัดอันดับพลัง
Stone -- หินพลัง
รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
เคล็ดลับข้อผิดพลาด

รายงานการล่วงละเมิด

ความคิดเห็นย่อหน้า

เข้า สู่ ระบบ