Ada keheningan yang mematikan. Winona dapat dengan jelas melihat tangan Pak Marco mengepal seketika. Urat-urat biru di sana juga terlihat jelas. Dia bahkan menggertakkan giginya. Lalu, satu kata keluar dari mulutnya, "Aldo…"
"Biru, pergi ke atas untuk bermain, orang dewasa akan membicarakan banyak hal, anak-anak tidak boleh mendengarkan." Aldo menepuk pantat kecil Biru.
Biru tidak bodoh, suasananya begitu tegang, jadi dia tidak berani tinggal lebih lama lagi. Dia memegang mainannya dan berlari ke atas. Atika segera memberi isyarat kepada pengasuhnya dan naik ke lantai atas dan menjaga anak itu.
Sampai dia mendengar suara pintu menutup dari kamar Biru, Aldo mengulurkan tangannya dan menyentuh sebuah jeruk. Saat ini dia sedang bersandar di sofa. Dia tampak sangat santai, postur duduknya dan senyuman di mulutnya membuktikan bahwa dia sangat siap menghadapi ayahnya. Namun, di mata Pak Marco, anaknya itu seperti sedang memprovokasi dirinya.