laki laki pendek itu bersandar ke sebuah pohon rindang dekat mansion dimana aku tinggal sementara , dia menatap ku dan berjalan ke arah ku lalu berkata "hai nama ku Ivan siapa nama mu? sambil melambai kan tangan nya di depan wajah ku. aku pun terdiam sebentar dan menjawab "maaf aku tidak ingat dengan nama ku" . Ivan pun mundur selangkah dan menjawab ''tidak apa apa kamu bisa menghabiskan waktu mu disini sambil mengingat masa lalu mu kembali ,kami bisa membantu mu bilang saja apa masalah mu kepada kami oke?" aku mengangguk kepala ku dan berkata "terimakasih telah menerima ku di mansion ini maafkan aku kalau aku menjadi beban bagi kalian" . terdengar suara rumput terinjak dan suara kaki dari belakang ku ,tiba tiba terdengar suara terkekeh kecil "kamu tidak menjadi beban bagi kami ,sudah lama tidak ada tamu di mansion ini" . laki laki yang di depan pintu tadi! ,laki laki itu mendekati ku dan berkata "nama ku zen ,senang bertemu dengan mu nona" dia menunduk kan kepala nya dan tangan kiri nya diletakkannya disebelah dada kanan nya. aku dengan terkejut menjawab dengan terbata bata ''n-no-nona?'' Zen berdiri dan menatap ku dan berkata "maafkan aku kamu tidak memiliki nama jadi aku pikir kami akan memanggil mu nona sementara ,lagian kamu satu satunya perempuan disini. aku pun menjawab "ah tidak papa ,kalian bisa memanggil ku dengan nama apapa pun yang kalian mau kok". sambil tersenyum .
tiba tiba dari arah balkon Roland memanggil Ivan dan Zen ia berteriak "Zen Ivan aku sudah menyelesaikan bagian ku sekarang tinggal bagian kalian berdua" ia mengambil tali dan mengikat kan nya di perutnya dan di tiang balkon tempat dia beranjak lalu ia melompat dari lantai tiga dari balkon mansion tersebut.
aku terkejut dan langsung menemui Roland "apakah kamu baik baik saja?" kata ku , Roland yang sedang bergantung di tali itu dengan senyum berkata "aku baik baik saja tidak perlu khawatir aku tidak akan jatuh" sesaat setelah itu tali yang digenggam Roland mulai menipis dan ia pun jatuh ke bawah --agghhh-- ia meringis kesakitan ,Zen segera berlari membawa plester dan mulai membalut tubuh Roland semuanya .ivan hanya melihat dan berdiam disana sambil tertawa .
pagi pun berubah menjadi siang setelah bermain di taman belakang mansion. kami semua makan siang lalu Zen dan Ivan pamit kembali mengerjakan tugas mereka ,dan setelah makan siang Roland mengajak ku berjalan jalan keluar mansion ,kami berjalan melewati pohon pohon dan sungai ,udara yang segar yang sudah lama tidak ku rasakan
rasanya sedikit familiar ,aku dan Roland berbincang bincang sambil berjalan dan menikmati pemandangan yang indah saat siang berubah menjadi sore , Aku tersadar saking lama nya kita berada di sana aku pun berkata pada Roland "roland ini sudah hampir malam apakah kita pulang sekarang saja?" Roland yang sedang merasakan angin di bawah pohon rindang pun tersadar kalau ini sudah hampir malam "cepat sekali sudah mau malam , baiklah ayo kita pulang'' ,dalam perjalanan pulang ke mansion rintik rintik air dari angkasa mulai terasa ,Roland pun menyadari hujan telah tiba ia menarik tangan ku dan kami berlari menuju sebuah gua , sekarang sudah malam dan kami masih di dalam gua ini ,disini sangat lah dingin Roland menatap ku dan memberi ku mantel nya ,ia berkata "kamu akan kedinginan pakai lah itu" aku tersenyum dan berkata "terimakasih tapi apakah kamu tidak kedinginan?" ,Roland berkata dan tersenyum terkekeh ''tidak apa apa aku tidak akan kedinginan tenang saja" .Roland terlihat kesulitan menyalakan api unggun .aku pun bertanya "Roland apakah api unggun itu sulit dinyalakan?'' roland tersentak sementara dan menjawab "maaf aku tidak pernah menyalakan nya sebelumnya biasanya jika kami melakukan hal ini Ivan yang bertanggung jawab'' aku tertawa kecil dan menawarkan bantuan kepada Roland "boleh kah aku mencoba menyalakan nya?'' dia menatap ku dan berkata "cobalah" ajaib nya aku berhasil menghidupkan api tersebut. beberapa menit kemudian hujan berhenti dan terlihat lah beribuan bintang yang bersinar dan bulan besar yang indah , aku berkata dengan tidak sadar nya "oh indah nya malam ini" disambung dengan anggukan Roland ,Roland berhenti menatap bintang sementara dan beralih ke diriku ,ia berkata "karena malam ini banyak sekali bintang dan juga ini adalah malam pertama mu setelah kamu membuka mata dari tidur panjang ,hmm mungkin Estelle ,benar saja *sambil menepuk kedua tangan nya* Estelle!"
aku menatap nya kembali dan mengulang kata yang dia ucapkan tadi "Estelle?" ia tidak memalingkan wajah nya dari dan tetap menatap ku "iya betul , Estelle! bagaimana jika nama mu Estelle? Estelle dalam arti Prancis kuno artinya bintang. walau untuk sementara bagaimana?" aku mengangguk sambil tersenyum ''nama yang indah terimakasih'' ia menjawab ku sambil membalas senyum ku "berterimakasih lah pada bintang yang muncul malam ini karena mereka menjadi asal usul nama mu ini".
sementara di dalam hati ku "apa ini suara di jantung ku berdegup kencang saat melihat nya ,mungkin ini karena aku sudah lama tidak bangun jadi jantung ku tidak biasa dengan ini."
setelah Kami selesai melihat bintang kami pun pulang ke mansion. ternyata sesampai nya di mansion Ivan dan Zen sudah menunggu kami di meja makan. kami berempat pun menikmati makanan ditaman sambil menikmati indah nya bintang bintang di angkasa malam ini. Zen menatap langit dengan serius ,sesaat setelah itu ia berkata dengan suara yang keras "bintang jatuh!". kami bertiga langsung melihat ke bintang jatuh yang ditunjuk Zen itu, kami melipat tangan dan meminta permintaan. setelah itu Ivan dan Zen bertanya padaku secara bersamaan "apa yang kamu minta estele?".aku menjawab mereka dengan senyuman sambil mengancungkan salah satu jari ke depan bibir ku "rahasia!''. jika kalian ingin tahu apa yang ku minta pada bintang jatuh itu, maka yang ku minta adalah aku bisa tetap disini, karena disini aku bisa merasakan kehangatan dan kebahagiaan ,walaupun cuma satu hari kami saling mengenal.
.
.
.
~dikamar Roland~
ROLAND POV
Roland berpikir dalam hati "suasana hatiku menjadi berbeda mulai dari tadi pagi saat aku pertama melihat Estelle ada apa ya?" sambil berusaha fokus membaca buku di depan matanya.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
thanks for reading
to be continued in chapter 3 ~