Ryan mengangguk sebelum melangkah menjauh dari kedua laki laki itu. Sepeninggal Ryan, Aldo menghembus kan nafas lega. Tadi nya dia sempat berpikir botol bekas yang dia lempar itu mengenal kepala Ryan hingga Ryan dan Vino menghampiri nya, tapi ternyata tidak.
"Saya perlu ngomong sama bapak."
"Panggil nama aja. Kalau perlu panggil lo gue juga ngak papa, ngak perlu pake ngomong saya saya an formal banget."
"Gue mau ngomong sama lo."
"Langsug ngomong aja kali. Ini juga lagi ngomong. Aneh lo." Balas Aldo sengit membuat Vino mengernyit.
"Kenapa lo jadi sensi gitu sama gue? Emang gue ada ngapain?"
Aldo mengendik kan kedua bahu nya acuh tak acuh, "Cepet, gue udah mau pulang."
"Gue mau bahas soal Karin."
"...."
Vino mengetuk kan kedua ujung sepatu nya pada aspal. Dia semakin bimbang mengenai keputusan nya untuk menjauhi Karin. Melihat Ryan yang tidak masalah dengan kedekatan nya dengan Karin membuat dia menjadi di lema. Namun, dia sungguh tidak ingin Karin terluka.