ดาวน์โหลดแอป
90.72% The Hidden Smile / Chapter 88: Heny #9

บท 88: Heny #9

Tiba-tiba saja Heny dapat merasakan kehadiran Nadia. Ia semakin merasa kesal hanya dengan merasakan keberadaan gadis itu, namun perasaannya benar. Dari arah lorong sana, Daniel dan Heny dapat melihat Nadia yang berjalan perlahan, basah dan penuh kekesalan. Gadis itu berjalan perlahan dan tiba-tiba berhenti tak jauh dari Daniel dan Heny.

Untuk pertama kalinya, Daniel merasakan perasaan aneh ketika melihat Nadia saat ini. Perasaan yang membuatnya ingin segera mendekati gadis itu, memeluknya, dan mengatakan bahwa Ia akan baik-baik saja.

'Apa perasaan ini yang selalu Alex rasain? Kenapa baru gue rasain sekarang, waktu Nadia semakin nggak punya minat sama gue? Kenapa nggak dari kemaren-kemaren waktu gue masih bisa ngajak Dia ngobrol dan main?' Namun Ia tidak bisa melakukannya sekarang, karena Ia yakin bahwa Nadia pasti sangat membencinya, apalagi fakta bahwa Ia adalah pacar Heny.

Heny! Daniel berbalik dan menatap Heny yang masih saling pandang dengan Nadia. Daniel sangat yakin bahwa yang ada di dalam tatapan Heny hanyalah kebencian pada Nadia. Entah apa yang telah Nadia lakukan padanya, hingga Heny begitu membenci gadis itu. Sebuah pemikiran melintasi benaknya dan membuat Daniel sendiri terkejut, namun Ia merasa bahwa hanya ini yang bisa Ia lakukan.

"Hen…" Tegur Daniel. Heny tidak bergeming dan masih tetap beradu tatap dengan Nadia.

"Kita putus." Kata Daniel tegas.

Heny langsung berbalik pada Daniel dan menatapnya tak percaya. 'What?! Daniel baru aja mutusin gue di depan si Nadia sialan itu?!' Kekesalannya memuncak namun Ia tidak bisa melakukan apapun dan hanya berdiri dan terdiam di hadapan Daniel. Sedangkan Nadia kembali melanjutkan langkahnya ke kelas sambil memeluk tubuhnya yang basah.

"Lo denger, kan?" kata Heny tiba-tiba. "Daniel mutusin gue di depan lo." Lanjutnya lalu tertawa tak percaya.

Nadia tidak peduli dengan kata-kata Heny dan terus berjalan perlahan hingga Ia tiba-tiba mendengar perkataan Heny yang selanjutnya.

"Gara-gara elo, gue diputusin Daniel. Gara-gara elo, hari kelulusan jadi berantakan. Nyebelin banget!" Kata Heny saat Nadia tepat berada di belakangnya.

Nadia berhenti tepat di belakang Heny. Ia tersenyum tipis, berbalik pada Heny, menarik rambut gadis itu, lalu menendang salah satu kakinya hingga membuat Heny jatuh berlutut di hadapannya. Ia menarik lagi rambut Heny hingga gadis itu dapat menatap wajahnya yang menyunggingkan senyum yang menakutkan.

Heny sangat terkejut hingga tidak dapat berkata apapun, ditambah dengan senyuman di wajah Nadia yang membuatnya terlihat seperti seorang gadis psikopat gila.

"Oh ya? Yakin gara-gara gue?" tanya Nadia santai. Ia lalu menunduk, semakin mendekatkan wajahnya pada Heny.

"Biar gue kasi tau lo satu hal. Gara-gara lo, karir bokap gue berantakan, dan Nyokap gue nggak bakal berenti nangis gara-gara hal yang udah lo lakuin." Katanya datar lalu menjauhi wajah Heny.

"Kesalahan lo lebih berat. Lo udah ngefitnah kepala sekolah lo sendiri tanpa bukti, dan ngebeberin urusan pribadi orang lain ke depan umum. Lo pikirin aja hukuman yang pantes buat lo! Gue nggak mau ngotorin tangan gue buat ngebunuh elo, walaupun gue bisa. Lo pasti udah denger ceritanya, kan?" kata Nadia dingin lalu melepaskan rambut Heny dari cengkeramannya.

Nadia menatap Daniel sebentar lalu masuk ke kelas. Tak lama kemudian Nadia keluar dari kelas membawa tasnya. Tanpa berkata apapun Ia segera berjalan pergi melewati Daniel yang hanya bisa memperhatikannya, dan Heny yang masih jatuh berlutut di sana.

Setelah melihat ponselnya, Nadia segera bergegas ke ruang kepala sekolah. Di sana, sudah ada Papa, David bersama Rebecca, Steven, dan Alex yang sudah menunggunya. Mereka semua sangat terkejut melihatnya yang basah dan lengket akibat dilempari berbagai jenis minuman.

Daniel menatap Heny yang tertunduk di hadapannya. Ia segera mengangkat gadis itu hingga dapat berdiri tegak. Heny bahkan tidak menatap Daniel.

Entah apa yang sedang dirasakannya. Apakah amarahnya yang mencapai ubun-ubun? Kebenciannya pada Nadia? atau kesedihannya? Hari ini, harga dirinya hancur saat Daniel memutuskannya dan Nadia membuatnya berlutut di hadapan mereka. Jika saja itu terjadi saat ramai, Ia pasti sudah berlari pergi dan bunuh diri.

"Lo beruntung hari ini, entah karena Nadia nggak bener-bener ngebunuh elo atau karena dia nggak sudi ngebunuh elo. Nggak ada yang mustahil, Hen. Gue tau Nadia, dan dia bisa ngelakuin itu kalau dia mau." Kata Daniel pelan lalu pergi meninggalkan Heny.

Heny kembali jatuh terduduk di sana. Sendirian dan kesepian, larut dalam kekesalan dan kesedihan. Air matanya mulai jatuh, tangisnya pelan dan tertahan, hingga membuatnya sulit sekali bernapas. Heny menangis, memegang dadanya yang sesak dengan berbagai perasaan, menangisi sakit hatinya.


ความคิดของผู้สร้าง
Weird_Unicorn Weird_Unicorn

DON'T FORGET TO LEAVE A TRACE PLEASE...

so be kind to COMMENT AND VOTE

p.s* your power stone will be refill every 24 hours,

so spare me one of them, please.

Thank You xoxo.

next chapter
Load failed, please RETRY

สถานะพลังงานรายสัปดาห์

Rank -- การจัดอันดับด้วยพลัง
Stone -- หินพลัง

ป้ายปลดล็อกตอน

สารบัญ

ตัวเลือกแสดง

พื้นหลัง

แบบอักษร

ขนาด

ความคิดเห็นต่อตอน

เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C88
ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
  • คุณภาพงานเขียน
  • ความเสถียรของการอัปเดต
  • การดำเนินเรื่อง
  • กาสร้างตัวละคร
  • พื้นหลังโลก

คะแนนรวม 0.0

รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
โหวตด้วย Power Stone
Rank NO.-- การจัดอันดับพลัง
Stone -- หินพลัง
รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
เคล็ดลับข้อผิดพลาด

รายงานการล่วงละเมิด

ความคิดเห็นย่อหน้า

เข้า สู่ ระบบ