บท 163: Surat Balasan

"Tuan, wabah penyakit semakin menyebar," lapor Lius dengan suara yang lirih.

Castor hanya diam dengan tatapan mata yang redup. Tampak jelas kalau dia juga sedang memiliki banyak pikiran. Dia menarik napas dalam-dalam lalu mengangguk.

"Aku tahu," katanya.

"Lalu apa yang harus kita lakukan?" tanya Lius.

"Aku sudah mengirim surat pada istana klan Seribu Bintang," balas Castor.

"Jadi, Tuan menginginkan seorang dokter lagi?"

Castor mengangguk pelan. "Tidak ada cara yang lebih baik dari itu. Kuharap kali ini kepala klan Seribu Bintang mau mengirimkan dokter terhebat yang ada di sana."

Lius mengerutkan kening. "Tuan, apa Nona Cera masih belu membuatmu mengerti?"

Castor langsung menatap tajam pada Lius. "Apa maksudmu? Apa kau pikir penyakit itu tidak akan bisa disembuhkan?"

Lius menunduk, tidak ada kalimat apa pun yang keluar dari mulutnya. Itu hanya menandakan bahwa dia mengiakan pertanyaan Castor.