Druf baru saja membuka pintunya. Namun di dalam kamarnya ia mendapati Anggelica sedang duduk dan tersenyum kearahnya. Senyum yang begitu menawan. Namun Druf hanya menanggapinya datar.
“Kau ini hantu atau apa.” Ucap Druf.
“Terserah.”
“Mau apa disini?” Druf memasukkan barang yang mau dibawa pulang.
“Kau tadi mengikutiku ya?”
“Hanya penasaran. Sepertinya David sudah memberitahumu.” Kini Druf sedang meneliti dokumennya dan membubuhkan beberapa tanda tangan di sana. Tak lupa ia menempelkan stempel di sana..Anggelica menatapnya kagum.
“Jadi, benar mau menjadi donatur?” Ucap Anggelica seraya mendekat.
“Ya, datanglah kerumah. Ajak David.” Kini Druf sedang mengupas jeruk yang disediakan hotel di atas meja. Anggelica terus mendekat tiba-tiba memeluknya dari belakang.
“Lepas, kau gila ya?” Druf mendelik marah.
“Sudah dua kali kau menolakku.” Ucapnya semakin mempererat pelukannya.