Sejak hari itu . Mereka sudah tinggal bersamaku selama beberapa tahun.
Aku sudah mulai terbiasa. dan sikapku mulai berubah menjadi positif.
Tapi... entah kenapa sejak hari itu juga. Bakugo selalu menjauhiku. Ia bahkan tidak menatapku seperti biasa.
Itu membuatku sedikit aneh. Sudahlah, malah aku sangat beruntung ia berhenti membully ku sejak saat itu..
Sekarang aku punya keluarga dan aku sangat bahagia.
_
_
Sekarang pelajaran kelompok. Aku sama sekali tidak mendapatkan kelompok.
Bakugo mendekatiku dan sedikit mengaruk tengkuknya..."Sekelompok yuk" serunya lagi.
Aku terdiam dan hanya tersenyum menanggapi. Sejak waktu itu , senyumku kembali.
Memang mereka masih membenciku, aku ini anak yang lemah seperti wanita. Tapi aku berusaha agar menjadi ceria lagi. Karena sekarang aku memiliki keluarga Yang selalu menunggu ku pulang.
_
_
Bakugo melemparkan senyum sinis kepadaku saat aku salah menanggapi pertanyaan.
"Kau dasar sialan.Ini salah!!" seru bakugo merampas pensil di tanganku dan mulai menulis.
Semua orang menatap kami dengan heran. yah bagaimana seorang pembully sekarang sekelompok dengan orang yang di bully.
Aku menatap bakugo dengan lama. Hingga bakugo sadar dan menampar wajahku dengan keras.
"Apa lihat lihat??" serunya lagi. Aku memegang pipiku yang memerah.
Aku hanya tersenyum manis. Yah aku harus sabar menghadapi bakugo.
Bakugo berhenti menatapku. Ia hanya mengalihkan pandangannya. Kemudian mulai berbicara padaku.
_
_
_
"Wanita itu, dia keluarga mu?" tanya bakugo. Ia masih menulis.
Aku hanya mengangguk. Tidak percaya ia memperhatikan itu.
"Dia..dia itu orang yang tidak baik" seru bakugo. Aku tanpa sadar berdiri dan menghentakkan tangan kuat di atas meja..
Semua orang melihat ke arah kami. Kemarahan ku terasa memuncak.
"Bakugo ..., janagn bilang yang buruk buruk tentang keluarga ku" seru ku keras. Mataku memerah karena marah.
Bakugo juga balik marah dan menarik kerah bajuku.."Sialan, sudah kuberitahu baik baik"" seru bakugo keras.
Aku menatapnya dengan tatapan tidak takut. Kemudian mulai beradu mulut padanya.
"Darimana kau tau itu siapa??" tanyaku keras dan mendorong tubuh bakugo sekuat tenaga.
Bakugo malah menempelkan badannya padaku hingga kami terjatuh.
"Dia orang yang tidak baik. Palsu, penipu..itu dia!!. Dia memanfaatkan mu deku. Kau itu bodoh!!" seru bakugo lagi.
Aku mengernyit kan dahi. Semua pikiran berkecamuk di dalam dadaku.
Aku tidak masalah ia mempermainkan ku atau pun menyiksaku hingga mati. Tapi dari mana ia tau tentang itu.
Ia belum pernah bertemu dengan mereka. Aku marah sekali. Hatiku memaksaku untuk menghajar mulutnya.
_
_
_
Buk, ...aku memukul perut bakugo dan berdiri dengan sisa kekuatan ku. Semua murid melihat kami dengan diam.
Tidak lama guru datang dan memisahkan kami. Bakugo masih Berusaha memukuliku.
"Sialan, percayalah padaku!!" seru bakugo. Kenapa ia menyuruhku percaya padanya..??. Siapa dia.
Tanpa sadar aku berteriak...
_
_
"Kau bukan siapa siapa , kau juga tidak perlu ikut campur dalam kehidupan ku..." aku mengatakan itu tanpa berpikir.
Bakugo berhenti menatapku marah. Matanya mulai sayu dan mengalihkan pandangannya dariku.
Ia melepas ngenggaman guru tanpa bersuara. Dan tanpa melihat ku ia pergi .
_
_
_
aku mengelap mulutku lagi. Kenapa dia menatapku seperti itu...?
Sudahlah, ini benar. Aku harus bisa melawan bakugo. Ia akan terus keras kepala dan menyiksaku jika aku tidak melawannya.
Tapi.. tatapannya tadi...
_
_
_
Kenapa ia begitu sedih...?
_
_