Di tepi sungai yang tenang itu, yang terdengar hanyalah suara benturan mesin, deru air, suara erangan wanita, dan raungan rendah pria...
Segalanya tampak di luar kendali.
Tubuh, hasrat, kebencian...
Semuanya telah tenggelam ke dalam jurang.
Tidak ada pilihan atau peluang sedikit pun.
Atau sebenarnya, sedari awal ini memang kesalahan.
Semuanya kesalahan.
Tiba-tiba ada cahaya putih terang di langit, seolah merobek lubang di malam yang gelap.
Perlahan, langit mulai cerah.
Cang Mucheng dan Tang Qin telah kembali ke truk sampah.
Meskipun truk sampah ini bobrok dan sangat bau, namun setidaknya tempat ini masih bisa menghangatkan mereka.
Tang Qin telah berubah, dari benda yang kotor dan tidak dikenal menjadi boneka kain yang tampak kusut.
Seluruh tubuh Tang Qin terasa sakit, ada ruam kebiruan mana-mana, sudut bibir sobek, dan kaki hampir patah...