"Sudah bangun?" Hamzah menghampiriku sambil membawa nampan yang di atasnya terdapat air hangat dan segelas susu.
"Alhamdulillah." jawabku.
"Masih mengantuk tak? Kalau iya, lanjutkan saja."
"Tidak, kok. Aku tak mau tidur lagi."
"Apa tadi kamu bermimpi lagi tentangku?"
Aku menggelengkan kepala.
"Syukurlah kalau begitu." Hamzah duduk di tepi kasur kemudian menyodorkanku segelas susu, "ambilah dan minum. Biar kamu tak lemas lagi."
"Terima kasih." ujarku lalu meneguknya sampai tersisa setengah.
"Eh, biar aku saja." pinta Hamzah tatkala aku akan menyimpan gelas ini di atas laci.
"Kamu dari mana saja?" tanyaku kemudian.
"Aku?" dia menjelaskan pertanyaanku kemudian aku mengangguk.
"Kan tadi aku sudah berjanji padamu bahwa aku akan selalu menunggumu di sini."
"Tapi susu itu?"
"Bi Minah yang mengantarkannya ke sini." Hamzah tersenyum, "kebetulan sekali tatkala aku membawanya kemari lalu melihatmu sudah terbangun."
Terima kasih atas cinta dan kesetiaan yang telah teman-teman beri untuk ikut menjalani romansa kehidupan Alif, Reine dan Hamzah ini. Terima kasih pula bagi teman yang telah memberi penghargaan lebih kepada saya melalui cerita ini. Semoga teman-teman semua selalu dalam lindungan dan kasih sayang Allah SWT.