Dewa Penjaga yakin bahwa ia akan selamat kali ini. Ia tak peduli walaupun ia telah kehilangan hampir seluruh martabatnya, setidaknya ia masih bisa hidup.
Ia tertawa terbahak-bahak, seolah-olah ia baru saja berhasil merebut kembali nyawanya dari pintu kematian.
Saat ia sedang tertawa dengan sangat bahagia, sebuah Cakram Budha berdesing di lehernya sekali lagi dan berusaha menyayatnya seperti kilat.
Dewa Penjaga berteriak marah saat Cakram Budha itu melesat ke arahnya. Ia segera bergulung dengan di tanah untuk menghindarinya. Namun, bekas sayatan baru berwarna merah kembali tergores di wajahnya.
"Luo Yunyang, jika kau tidak mematuhi perintah ini, itu berarti kau tak menghormati Dewa Bela Diri!" Pria berpakaian jas itu berkata dengan dingin.
Luo Yunyang tak lagi memiliki kesan baik terhadap Dewa Bela Diri Luo Kai, sehingga ketika ia mendengar pria itu, sebuah kilatan kemarahan dingin terpancar di matanya.