Begitu suara derap langkah terdengar dari balik ambang pintu, jantung Lisa mendadak berdebar seketika seolah ia adalah pelaku tindakan tidak terpuji yang kepergok. Lisa bukanlah pelaku tindakan tidak terpuji, mengapa ia harus cemas?
Saat Rangga melewati pintu, Lisa menghambur keluar dari pintu dan menghalangi jalannya, menarik nafas dalam-dalam, lalu tampak postur Rangga memandang Lisa dengan agak bingung, "Lisa lo kenapa dah?"
Kata-kata Rangga terdengar datar seolah pria itu hanya berbasa basi saja. Seketika ekspresi wajah Lisa menjadi dingin kemudian memunggungi pria berambut ikal itu.
Bahkan Rangga sama sekali tidak menyangka bahwa Lisa akan memunggunginya tanpa sebab yang jelas.
"Ngga, lo mikir nggak kalo kita menikah dalam waktu dekat ini adalah pilihan terbaik buat kita?" tanya Lisa tanpa menatapnya, tanpa ekspresi, dan nada suaranya agak lemah.