Gadis berambut sebahu itu langsung mengeluarkan ponselnya. Menekan tombol rekam pada aplikasi kamera lalu mengarahkan secara tersembunyi pada jendela yang langsung mengarah pada pemandangan di dalamnya.
"Nah, satu gerakan lagi dan kau akan memperoleh nilai sempurna" suara berat didalam sana tampak memandu siswi itu bergerak. Eugene harap-harap cemas.
"Coba lakukan gerakan menungging"
Mata Eugene semakin membulat. Di tambah guru itu tampak mulai membuka celananya perlahan. Firasatnya benar terjadi.
Eugene menggigit bibirnya gelisah, ia ingin langsung membuka pintu gudang. "Sial !" Geramnya. Pintu itu sudah terkunci, dan pastinya guru itulah yang mengunci pintu gudang dari dalam.
"ini pasti ada yang tidak beres—"
"kenapa meninggalkan kami ?"
"Astaga !" pekik Eugene terkejut dengan kehadiran Casey di belakangnya. "Ssstt..." Eugene menarik tubuh casey ikut bersembunyi bersamanya "lalu apa maksudmu dengan kami ?"
'BRAAAK !!'
Terjadi di setiap dua puluh empat berkali kali-kali sembunyi pun masih terlihat Ditemani rasa cemas mungkin tak sempat Menjadi hal baik tuk jadi kan obat..