Leony tampak malu-malu saat Dika merayunya lewat telepon. Pria itu selalu saja bisa membuat hatinya luluh bukan main. Mengapa tidak, selalu ada saja yang dilakukan oleh pria itu untuk membuatnya senang.
"Dika, udah dong ngerayunya. Aku gak kuat nih."
"Masa segitu aja udah gak kuat, Sayang?"
Deg!
Jantung Leony bertambah berdetak cepat dua kali lipat karena Dika memanggilnya dengan sebutan sayang. Lagi-lagi, kedua pipinya bersemu merah dan terasa hangat. Leony duduk di ranjang dan sebelah tangannya masih asyik menggenggam ponsel. Mereka berdua terhanyut oleh kemesraan ini. Sudah cukup lama Dika meneleponnya.
"Ya ampun, Dika ... masih aja ya manggil aku sayang-sayang."
"Aku pengen tiap hari manggil kamu sayang, Ony. Mau gak jadi pacarku?" tanya Dika.
Kali ini Dika cukup serius mengutarakan perasaannya pada Leony, walau hanya lewat telepon saja. Namun, cintanya untuk wanita itu tak main-main. Dari seberang sana, suara Leony tak terdengar lagi.