Ramel berlalu dan masuk kedalam mobilnya, dilihat sapu tangan yang diberikan oleh sekertarisnya tadi. Ia sedikit tersenyum tipis, Ramel pikir baru kali ada perempuan yang memperhatikannya sampai bisa melihatnya menangis selain mantan istrinya.
Menjalani mobilnya membelah jalanan yang kanan kirinya di penuhi pohon-pohon menjulang tinggi, pantai itu ada di balik bukit yang dipenuhi pohon seperti hutan ini. Pantai yang sangat sunyi, jarang ada orang yang ingin berkunjung kesana.
Ramel juga heran mengapa ia bisa bertemu dengan sekertarisnya itu, jika dipikir-pikir Reista itu cukup cantik. Tidak seperti sekertaris kebanyakan yang selalu mengandalkan posisinya untuk menggoda atasan nya sendiri. Entah Reista yang tak menyukai penampilan Ramel yang seperti laki laki culun jika dikantor atau memang Reista bukan perempuan seperti itu.
Ramel menggelengkan kepalanya konyol, mengapa juga ia harus memikirkan yang belum lama ia kenal. Mungkin Ramel harus lebih perspektif dalam memilih orang yang harus dia pikirkan.
Sekitar satu jam Ramel membawa mobilnya dengan kecepatan sedang, ia sudah hampir sampai di mansion milik orangtuannya. Ya dia masih disini, karena rasa penasaranya tentang perempuan yang dimaksud oleh anaknya Renand.
Saat mobilnya masuk kepekarangaan yang cukup luas itu, Ramel sudah melihat Renand anaknya yang sedang bermain dengan beberapa teman sebayanya. Ramel keluar dari mobilnya dan menghampiri anak semata wayangnya itu.
"Dad!!". Renand berteriak saat dilihatnya Ramel tak jauh dari pandangan nya, Ramel tersenyum dan memeluk anaknya erat.
"kau sudah makan son?". Tanya Ramel, ia melepas pelukannya dan mengusap puncak kepala anaknya.
"sudah dad, aku sedang bermain dengan teman-temanku. Ayo dad kukenalkan". Renand menarik tangan Ramel menuju 3 orang temannya.
"hai". Ucap Ramel lembut, ia menampilkan senyumnya.
"Dad aku kenalkan dengan temanku, ini Glen,Daniel,dan david". Renand menunjuk satu persatu temanya. "dan ini Daddyku namanya Ramelson". Ucap Renand lagi memperkenalkan Daddynya.
"hallo uncle Ramel". Sapa mereka dengan melambaikan tanganya sambil tersenyum memperlihatkan gigi mereka.
"senang berkenalan dengan kalian nak, semoga kalian betah bermain dengan Renand ya". Ramel mengusap kepala mereka satu persatu.
"tentu uncle, Renand anak yang pintar". Ucap anak lelaki yang Ramel ingat dengan nama Daniel.
"terimakasih, kalian juga pasti anak-anak yang pintar". Ramel berucap lembut, masih memperhatikan mereka satu persatu. Anak anak yang cukup tampan menurut Ramel.
"Renand kenapa uncle Ramel sendiri saja, dimana Mommy mu?". Kini giliran anak laki-laki bernama Glen yang bertanya.
"akan kuperkenalkan pada kalian jika Mommy ku ada disini, Mommyku itu sangat cantik dan sangat baik. Kalian pasti akan suka jika melihatnya". Ramel sedikit terkejut dengan ucapan dari Renand.
Padahal Renand tau jelas bahwa ibu kandungnya sudah meninggal. Jadi siapa yang ia maksud dengan perempuan cantik dan juga baik?, ya walaupun Ramel akui bahwa istrinya itu memang sangat cantik dan sangat baik.
"aku jadi benar-benar ingin bertemu dengan Mommy Renand". David menimpali dan tersenyum polos.
"iya aku juga". Seru bersamaan suara Glen dan juga Daniel. Ramel sepertinya tau siapa wanita yang diceritakan oleh Renand anaknya itu, pasti perempuan yang ia temui di Indonesia.
"Tentu, tunggu saja nanti". Ucapan Renand dengan pasti.
"yasudah kalian main lagi ya, uncle ingin masuk dan beristirahat". Mereka berempat mengangguk dan tersenyum, Ramel berlalu pergi dengan langkah pastinya. Ia harus bertemu dengan Daddynya. Dan bertanya siapa perempuan itu sebenarnya.
Jika memang ia perempuan yang cocok menjadi ibu Renand. Ramel tidak menjadi masalah menikahinya. Melihat anaknya yang sangat yakin jika perempuan itu bisa menjadi ibunya. Membuat hatinya tercabik-cabik, saat ia membayangkan bagaimana teman-temannya mengatakannya pembohong karena ibunya tak pernah ada.
"Dad!". Teriak Ramel saat sudah masuk kedalam mansion orangtuanya.
"Dad!". Teriaknya lagi, ia masuk kedalam ruang keluarga tapi tak juga dilihat Tuan Gornio disana. Dimana Daddy nya itu.
"maaf Tuan Ramel, Tuan Gornio sudah pergi sedari tadi". Seorang maid menghampiri Ramel dan berucap sesopan mungkin. Takut-takut ia salah ucap.
"kemana?". Tanya Ramel heran.
"Tuan Gornio tidak mengatakan dia akan pergi kemana tuan, Tapi jika anda juga mencari nyonya. Ia ada didalam kamarnya". Ramel mengangguk dan menaiki anak tangga untuk menghampiri Mommy nya.
"Mom". Ramel mengetuk pintu kamar ibunya. Tak berapa lama ibunya keluar dengan tersenyum.
"ada apa sayang?".
"Daddy kemana Mom?".
"Daddy sedang pergi bersama temannya untuk bermain golf sayang, kau sudah pulang sayang, mom kira kau masih lama diluar". Ucap ibunya itu, ia mengajak ramel turun dan berjalan kearah ruang keluarga.
"Mommy tidak ikut?". Tanya Ramel heran.
"tentu tidak, siapa yang mau menjaga cucu kesayangan Mommy. Jika kau dan Daddy mu mengurus hidupnya masing-masing.". Nyonya Gornio memberenggut kesal, saat tadi pagi suaminya minta ijin pergi bermain Golf bersama teman-temannya dan ia disuruh menjaga Renand saja dirumah.
"maafkan Ramel Mom, Mommy jadi tidak bisa bebas berlibur jika kemana-mana harus membawa Renanad juga". Ramel dan Mommy nya duduk berdampingan, Ramel mengusap tangan ibunya itu dengan sayang.
"tidak apa nak, Renand anak yang baik". Ibunya mengelus puncak kepala anaknya itu dengan sayang, anak laki-laki nya sudah sebesar ini. Ia sedikit terharu karena bagaimanapun sifat Ramel yang cuek, tapi dia masih memikirkan Perasaan ibunya ini.
"Ramel janji, jika perempuan yang dibicarakan Dad dan Renand memang sebaik itu. Ramel mau menikahinya. Asal Renand,Mommy, dan Juga Daddy bahagia".
"Mommy selalu bahagia, jika melihat anak dan cucu Mommy bahagia, Menurut Mommy dia perempuan yang baik dari cerita Daddy nak. Dan Mommy yakin kau juga pasti menyukainya, kau tau sendiri bagaimana sifat anakmu yang sangat keras itu, jika dia bisa luluh dengan tutur kata perempuan yang ingin sekali dijadikan ibunya, pasti kau juga akan luluh dibuatnya". Ibunya memberikan pengertian dengan lembut, bicara dengan anaknya ini harus dengan pelan dan tentu saja iming-iming bahwa ia sangat bahagia dengan keputusan apa saja yang Ramel buat.
"Ya Mom, Ramel janji akan membuat keputusan yang pasti jika Ramel sudah melihat siapa perempuan itu".
"tunggulah Daddy mu pulang, dia akan ceritakan siapa perempuan itu. dan kamu juga harus memberikan perhatian lebih kepada anakmu itu. kalian jarang sekali bermain bersama".
"ya Mom, Ramel janji". Ramel mengecup tangan ibunya.
"Yasudah, ayo kamu makan dulu. Mommy tadi masak makanan kesukaanmu".
Ramel mengikuti langkah ibunya itu, dia sedikit tersenyum melihat kebahagiaan yang terpancar dari raut wajah perempuan yang masih sangat cantik diusianya yang tak muda lagi. Ramel tau kebahagiaan seorang ibu adalah melihat anaknya bahagia dengan mempunyai keluarga yang utuh dan Romantis. Ramel akan wujudkan itu.