Hari ini adalah hari yang mendebarkan untuk Sohyun. Akhirnya setelah hampir 10 tahun pacaran, ia dan Jungkook akan menikah.
Membayangkan saja sudah membuat jantungnya berdebar.
Sohyun kemudian menyambar ponsel miliknya. Tentu saja untuk menghubungi sang kekasih.
Kalau dipikir-pikir, ini hampir seminggu Sohyun tak berbincang dengannya, apalagi bertemu. Pria itu berkata tengah sibuk mempersiapkan debutnya sebagai boy grup di Lion Kingstar Entertainment.
Lion Kingstar merupakan salah satu sub agensi dari Bigstar Entertainment. Yang artinya, di bawah naungan yang sama dengan Starking Entertainment. Bedanya Lion Kingstar dengan Starking adalah, Lion Kingstar berfokus memanajemen boyband/girlband, sedangkan Starking; artis/aktor. Maka dari itu Sohyun menolak tawaran Starking. Selain karena akan menjadi seorang istri, juga untuk menyembunyikan pernikahan mereka.
Mereka memang memutuskan menikah secara diam-diam. Sohyun tak masalah, asal dirinya bisa hidup mendampingi pria yang selama ini dicintainya. Lagi pula, kebahagian Jungkook untuk meraih impiannya jauh lebih penting daripada kebahagiannya sendiri.
Terdengar dering beberapa kali, namun pria itu belum mengangkatnya.
"Apa dia masih tidur karena semalam berlatih, ya?" Tanya Sohyun pada dirinya. "Andwae, kita harus datang ke kantor catatan sipil siang ini."
(Andwae, tidak/jangan)
Sohyun kembali menekan nomor Jungkook, lalu menempelkan ponselnya lagi ke telinga.
Debaran gugup menyenangkan itu berubah menjadi perasaan panik dan tidak enak.
Aneh sekali Jungkook tak mengangkat teleponnya. Apalagi di saat penting seperti sekarang. Jangan-jangan Jungkook malah lupa kalau hari ini mereka akan mendaftarkan pernikahan mereka? Ck! Sohyun bergumam tidak jelas.
Sohyun baru sadar kalau jam sudah menunjukkan pukul 9. Dia harus segera mandi dan bersiap menuju kantor catatan sipil karena jarak dari flatnya cukup jauh.
Setelah mengirimkan pesan pada Jungkook, Sohyun berlari menuju kamar mandi.
To: My Bunny Jungkook
'Jungkook-a, kau tidak lupa kan kalau hari ini harus mendaftarkan pernikahan kita? Aku tunggu di kantor catatan sipil. Sampai jumpa nanti nae nampyeon. Muach. Saranghae'
(Nae nampyeon, suamiku. Saranghae, i love you)
Namun sayangnya Sohyun tak tahu, jika seseorang baru saja membaca pesannya dengan tersenyum mengejek. Lalu dengan sengaja menghapus pesannya.
***
Gadis besurai hitam kemerahan itu tak bisa menahan kakinya untuk tak bergerak. Bibir dan matanya bergerak gelisah. Entah untuk keberapa kalinya dia mengecek layar ponsel dan jam dinding.
Sudah hampir 2 jam dia menunggu, namun sang calon mempelai pria belum hadir.
"Nona Kim Sohyun!"
Mungkin ini sudah ketiga kalinya dia dipanggil oleh petugas administrasi karena sudah tiba gilirannya.
Sohyun menatap sekelilingnya... Sial! Hanya tinggal dirinya dan seorang pria asing yang berada di tempat antrian. Dia tak punya pilihan lain selain berkata pada petugas untuk melewati gilirannya dengan pria asing itu. Gampangnya, biar pria asing itu yang mengurus keperluannya terlebih dulu.
Ada gurat kekesalan di wajah perempuan itu- si petugas kantor catatan sipil. Mungkin karena Sohyun terlalu banyak alasan ketika gilirannya tiba.
"Baiklah, tapi kami tidak bisa menunggu lebih lama. Dalam setengah jam lagi kami ada istirahat makan siang," ucap perempuan itu.
Sohyun mengangguk. Lalu menjauhkan dirinya dari keramaian; untuk menghubungi Jungkook.
Setelah penantian panjangnya. Jungkook akhirnya mengangkatnya.
"YAK! APA KAU GILA?! DIMANA MAU SEKARANG?! TAHU BERAPA LAMA AKU SUDAH MENUNGGUMU!" Sembur Sohyun.
"Cepat kesini, sebelum kantor istirahat makan siang. Lagi pula sangat sepi di sini..."
".... Aku tidak yakin kita bisa mendaftarkan pernikahan kita dalam seminggu kedepan kalau tidak hari ini."
Hening.
Belum ada jawaban dari seberang sana.
"Yeoboseyo... Jungkook-a, kau mendengarkanku? Kau masih disitu kan?"
"Oh, Sohyun-a," jawab suara itu akhirnya.
Sohyun bisa menghembuskan napas lega sekarang. Pikiran-pikiran buruk yang menggumpal di otaknya baru saja menguap begitu saja.
"Syukurlah... Ku pikir kau telah lupa ingatan dan meninggalkanku," canda Sohyun.
Lagi-lagi tak ada sahutan.
"Ngomong-ngomong, kau dimana? Apa sudah dekat?"
"Hyun-a!" Jungkook memanggilnya dengan lembut. Membuat Sohyun mengernyit. Tidak biasanya pria itu seperti ini.
"Apa?"
"Jangan menungguku!" Katanya.
"Mwo?!"
(Apa?!")
"Maaf... Tapi kita putus saja ya."
Rasanya Sohyun baru saja disambar petir. Kakinya mendadak lemas. Kepalanya berdenyut keras dan jantungnya berdebar tiga kali lipat lebih cepat.
"Bercandamu keterlaluan!" Ucap Sohyun dengan bibir bergetar; hampir tangis.
"Maaf. Kita batalkan saja pernikahannya. Sejujurnya aku sudah bosan dengan hubungan ini sejak dua tahun terkhir."
"Tapi Jungkook-a..."
Tut.
Panggilan diputus oleh Jungkook secara sepihak.
Tangan Sohyun yang digunakan untuk memegang ponsel terasa lemas seperti jeli. Air mata jatuh dengan sendirinya di wajah ayunya. Bibirnya bergetar hebat dan mencoba mengatup serapat mungkin.
Tidak! Pasti ini ada sesuatu yang salah.
Ia harus segera meluruskan masalahnya ini. Pernikahan ini bahkan sudah mereka rencanakan sejak lima tahun yang lalu. Enak saja membatalkannya begitu saja.
Sohyun segera bangkit, lalu pergi; mengabaikan panggilan si petugas catatan sipil... Dia harus menemui Jungkook.
Saking terburu-burunya, Sohyun, dia hampir saja tertabrak sebuah mobil saat menyebrang dari kantor catatan sipil menuju halte bus. Dia bahkan tak meminta maaf pada pengendara mobil tersebut. Membuat si pengemudi mobil naik darah dan ingin memberi pelajaran padanya; namun si penumpang mobil menahannya. Menyuruh si pengemudi untuk membiarkan perempuan sembrono itu.
Dengan nafas memburu dan emosi yang bercampur aduk, Sohyun tiba di gedung training center Lion Kingstar Entertainment. Gedung tempat berlatihnya para trainee itu terletak di belakang gedung mewah Lion Kingstar.
Sohyun sempat terpana dengan kemegahan gedung ini. Ternyata dibawah kelola Kings Group, Lion Kingstar telah bertumbuh sebesar ini. Untuk informasi saja, Lion Kingstar dulunya hanya agensi kecil yang bahkan tak punya gedung yang layak. Tempat latihan mereka adalah ruang bawah tanah dengan sirkulasi udara yang kurang baik. Sohyun dulunya juga peserta pelatihan di agensi ini.
Namun semua itu tidak penting sekarang. Yang terpenting adalah mencari pria breng*k itu; Jeon Jungkook.
Untung Sohyun tahu jalan rahasia menuju asrama pria. Jadi dengan mudah dia bisa masuk ke gedung. Sayangnya Sohyun tak menemukan siapapun. Mungkin seluruh trainee sedang melaksanakan evaluasi bulanan di gedung utama.
Sial! Dimana kamarnya?!
Setelah berjalan, berputar-putar selama 5 menit. Seseorang memanggilnya.
"Sohyun nuna? Kau kah itu?"
Sohyun merasa jantungnya hampir copot. Hampir saja dia ketahuan kalau sedang menyelinap. Untung laki-laki yang menemukannya itu adalah Heo Yeonjun, salah satu junior kenalannya.
"Apa yang kau lakukan di sini? Bagaimana jika security atau staff melihatmu? Pasti kau akan dituntut."
"Shutt..." Sohyun memberi isyarat agar juniornya itu diam.
"Ada hal mendesak. Aku mencari Jungkook."
"Jungkook sunbaenim?"
"Iya. Katakan dimana si breng*ek itu!"
Dahi Yeonjun berkerut.
"Cepat katakan! Aku tidak punya banyak waktu," desak Sohyun.
"Kau tidak tahu? Jungkook sunbaenim sudah berhenti."
"Mwo?!"
"Iya. Dia sudah menandatangani kontrak eksklusif dengan Starking sejak dua bulan yang lalu."
"Dua bulan?"
"Nuna tidak tahu?" Yeonjun malah balik bertanya. "Eh, tapi kenapa Nuna tiba-tiba menanyakannya. Bukankah kalian sudah lama putus?"
"....." Sohyun.
Yeonjun mendekat dan memelankan suaranya. "Saat kutanya kenapa Jungkook jarang pulang ke flatmu, dia bilang hubungan kalian sudah berakhir."
Terima kasih atas dukungan yang kalian berikan. Mohon maaf apabila typo betebaran hehe... Happy Reading
— ตอนใหม่กำลังมาในเร็วๆ นี้ — เขียนรีวิว