Malam telah datang membawa kegelapan yang kembali menguasai negeri ini dibawah bintang dan bulan yang bersinar terang dan kadang diselimuti oleh awan hingga tidak terlihat cahayanya sesaat. Angin bertiup membuat dingin suasana. Dedaunan berjatuhan dan terbawa oleh angin mengotori perkarangan rumah yang bersih. Obor-obor menyala di sekitar rumah memberikan penerangan.
Saat semua pemuda berjaga, Yobi datang ke desa, kedatangannya disambut baik oleh kakek Una.
"Yobi, apa kabar? Ada apa malam-malam datang kemari?"
"Kek Una, aku datang untuk menemui sahabat baru Kayora",
"Rembulan, maksudmu?"
"Ya",
"Dia tinggal di rumah Kayora",
"Terima kasih"
Yobi berjalan menuju rumah Kayora, dari kejauhan ia melihat Rembulan duduk di beranda rumah. Berjalan mendekati Rembulan, melewati sebuah rumah ia telah berubah menjadi medusa.
Angin berhembus di bawah cahaya bulan, aku mendengar suara gemericik. Ia semakin dekat. Aku melihat bayangan medusa disekitarku. Tiba-tiba ekor medusa melilit tubuhku. "Aaaaa…tolong!"ucapku.
Kayora dan Yora yang mendengar segera keluar, ia melihat medusa melilit tubuh Rembulan dan hendak membawa pergi. Kayora segera mengarahkan sihir cahaya untuk menerangi medusa. Yora segera mengubah tongkat sihirnya menjadi pedang dan melawan medusa.
Yora segera menyerang Medusa. Medusa melangkah mundur dan mengubah dirinya, ia memiliki empat tangan yang memegang pedang. Perlawanan terjadi Yora terluka, Kayora pun segera melindungi Yora dari serangan medusa. Tak ada pilihan lain selain membiarkan medusa membawa pergi Rembulan.
Sasuke dan teman-teman segera datang, mereka membantu Yora berdiri.
"Dimana Rembulan?" tanya Kim
"Ia dibawa medusa pergi"jawab Kayora
"Kazame dan Irranix bantu Yora, kalian jaga desa ini. Aku dan Sasuke akan mengejar medusa"
Irranix dan Kazame menjawab serentak, "Baik".
Kim dan Sasuke cepat berlari menuju hutan. Begitu mereka pergi.
"Tolong bantu, bawa Yora ke dalam. Kalian jaga dia, aku akan menyusul Kim" ucap Kayora
"Tapi ia minta kamu tetap disini"jawab Kazame
"Di hutan tak ada cahaya, medusa itu dapat melihat dalam gelap. Aku tidak mau dua sahabatku terluka lagi, jadi jaga dia. Aku akan baik-baik saja"
"Baiklah, hati-hati Kayora"
"Ya, kalian juga"
Kayora segera pergi menyusul Kim dan Sasuke di hutan. Masuk ke hutan, Kayora segera menggunakan sihir cahaya untuk menerangi jalan. Begitu bertemu dengan Kim dan Sasuke, mereka cepat mengejar medusa yang membawa Rembulan pergi. Langkah mereka terhenti di depan air terjun. Mereka kehilangan jejak di air.
"Tak ada"ucap Kim
"Kayora, apa sihirmu bisa menembus air terjun itu?"
"Bisa"
Kayora segera mengarahkan cahaya dalam air terjun, cahaya yang dapat melihat apa isi air terjun itu.
"Ada goa di dalamnya, dan tidak ada siapa-siapa"ucap Kayora
"Sebaiknya kita berpencar"saran Kim
"Aku akan membagi cahaya, dan berhati-hatilah"ucap Kayora yang mulai membagi cahaya sihir.
Kemudian mereka berpencar dengan cahaya sihir yang menerangi jalan.
***
Medusa telah membawaku ke dalam goa yang diluarnya air terjun, air yang mengalir deras. Goa ini telah dilindungi sihir hitam yang kuat. Cahaya lampu mulai terlihat, aku telah berada di tengah ruang. Ruang singgasana, dan seorang pria bertanduk dua telinga runcing berambut panjang putih telah duduk di kursi. Medusa segera menjatuhkanku. Aku menahan rasa sakit.
"Aku membawakan korban terakhir, jadi sesuai janji kamu harus memberiku obat penyembuh itu"ucap medusa. Medusa berubah menjadi seorang gadis.
"Tenanglah Yobi, aku telah menyiapkan obatnya untukmu"jawab pria itu.
Seketika aku mendengar nama itu, kini aku tahu bahwa dia memang Yobi. Pria itu segera memberikan obat ramuan pada Yobi. Yobi pun melangkah pergi, namun langkahnya terhenti dan menoleh " Rembulan, maafkan aku. Di sinilah tempat terakhirmu sekarang. Aku tidak diijinkan untuk membunuhmu jadi kamu selamat kali ini"senyumnya, lalu pergi.
Aku melihat ke arah pria itu sambil berdiri membersihkan pakaian. Menatapnya hampir tak berkedip. Pria itu juga memberikan obat pada Yobi sesuai janji. Yobi pergi dengan membawa obat. Kini hanya ada aku dengan pria ini.
"Jangan takut, aku tidak akan melukaimu. Namaku adalah Akira, pemimpin negeri ini. Kuucapkan selamat datang di negeri para iblis",
"Apa itu negeri para iblis?"
"Kau tidak tahu?"
"Ya tidak, aku bahkan tidak tahu apapun soal apapun",
"Hem.. baiklah karena aku sekarang baik hati padamu, aku akan memberitahumu sedikit apa itu negeri para iblis. Tempat ini adalah tempat tinggal para iblis seperti gadis itu. Ia akan aman disini dari gangguan manusia. Tapi sayangnya dia lebih memilih untuk kembali",
"Hah, kamu tidak sungguh-sungguh akan mengatakan itu? Dia melakukan itu karena obat itu, dan pasti ada sesuatu yang penting yang harus dia selamatkan",
Pria itu tersenyum padaku, "Kupikir kamu bodoh, baiklah kamu benar tapi aku mengatakan yang benar juga",
"Sebenarnya apa yang kamu inginkan hingga membawaku kemari? Aku ini bukan siapa-siapa dan hanya ingin pulang ke rumah",
"Kau tahu, tidak ada orang yang melihat diriku dan dia di dunia manusia kecuali dia penyihir. Kupikir kamu seorang penyihir. Jadi darimana asalmu?",
"Hah, dengarlah Akira. Tuan Akira, ada banyak orang yang memiliki kemampuan yang sama sepertiku disana atau ada banyak gadis yang memiliki tahta dan kecantikan diluar sana. Tapi mengapa kamu memilihku? Aku bukan siapa-siapa",
"Bukan siapa-siapa ya? Jadi kamu tidak mau memberitahuku siapa kamu, maka sebagai gantinya kamu harus tinggal disini selama-lamanya",
"Apa? Apa kau sudah tidak waras? Aku sudah berkata jujur padamu dan kau tidak percaya. Ya ampun aku akan benar-benar menyerah. Kenapa Tuhan harus membawaku ke dua negeri yang aneh ini",
"Kamu mengatakan aku tidak waras, manusia rendahan adalah penghianat negeri ini. Aku bisa saja memasukkanmu ke dalam penjara. Sebelum aku benar-benar melakukan hal itu sebaiknya kamu jaga ucapan dan sikapmu"ucapnya secepat kilat berada di depanku sehingga membuatku kaget dan terjatuh.
Ia pun pergi begitu saja setelah membuatku jatuh, kini aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Aku terjebak di istana ini selamanya. Aku hampir mulai putus asa sekarang, disini benar-benar tak ada jalan pulang. Kecuali, kecuali aku dapat menggunakan sihir.
***
Yobi berjalan menuju tepian air terjun, tubuhnya tak basah sekalipun ketika terkena air. Ia memegang botol yang berisi obat. Ia pun segera meminum obat tersebut, tubuhnya segera mengeluarkan cahaya terang dan segera sirna.
"Akhirnya aku akan hidup abadi dengan kecantikan tiada banding, kini tidak akan ada seorang gadis pun yang akan merebutmu dariku. Tidak akan ada" ucap Yobi.
**Terima kasih telah membaca sampai sini, jangan lupa tambahkan ke buku koleksi dan meninggalkan jejak komentar serta memberikan dukungan kecil seperti memberikan rate novel, dan power stone. Terima kasih banyak dan jangan lupa baca karya saya yang lain, bisa di lihat di profil saya. terima kasih banyak.