"Pasti ada sesuatu yang tidak beres." Guman Ibu Steve.
"Sini ibu obatin memar itu. apa itu terkilir? Kalau terkilir itu harus di pijit." Kata Ibu Steve sangat khawatir.
"Tidak perlu, Bu. Nanti bisa sembuh sendiri." Kata Lyra yang sedang berusaha berdiri.
"Tidak apa nak, sini Ibu bantu." Ibu Steve membantu Lyra sampai di kamar.
Lyra merasa Ibu Steve sangat menyayangi nya. Lyra takut jika Ibu Steve akan membencinya seperti Steve. Sesampainya di kamar, Lyra terbaring di kamar.
"Sekarang kamu istirahat dulu ya, nanti pagi Ibu panggilkan tukang pijat ya." Kata Ibu Steve sambil mengelus rambut Lyra.
"Terima kasih Bu." Jawab Lyra tersenyum.
Ibu Steve keluar dari kamar yang ditempati Lyra. Lyra berpikir panjang Lyra langsung memejamkan mata nya. Ibu Steve sangat sedih dengan kisah percintaan anaknya dan Lyra. Ia berpikir bagaimana caranya harus menyatukan mereka kembali.
...
"Kenapa kisah cintaku begitu tragis, apa memang mungkin aku tidak diijinkan mendapatkan hati seseorang. Tapi kenapa? Apa aku terlalu menyusahkan Steve, ya. Apa aku benar - benar melakukan hal itu dengan Zico ya. Lalu kenapa Lexa dan Zico merencanakan ini semua. Apa yang mereka inginkan dari ku dan Steve? Kenapa mereka begitu jahat pada ku. Aku hanya ingin merasakan kisah cinta yang berakhir bahagia saja." Lirih Lyra sambil menangis.
Dirinya tidak bisa tidur akan hal yang baru ia alami. Ia selalu teringat akan hal itu. Jika ia tidak pergi ke acara reuni, pasti semua nya tidak akan pernah terjadi.
"Aku tidak menyangka semua yang sudah ku berikan akhirnya berakhir seperti ini. Kenapa kamu melakukan hal ini Lyra?" Guman Steve.
Sama hal nya dengan Steve yang tidak bisa tidur saat mengingat kenangan manis di pikirannya yang sekarang berakhir buruk.
"Jika ini memang yang akan terjadi pasti akan terjadi, seharusnya aku tidak mau menunggu perempuan yang aku tunggu selama bertahun - tahun." Guman Steve.
Steve yang tidak bisa tidur, membuka ponselnya lalu membuka sosial media. Melihat Lyra dan Zico berfoto bersama yang diposting oleh akun Lyra. Steve berpikir selama ini Lyra tidak mempunyai Instagram. Sejak kapan Lyra mempunyai Instagram. Steve semakin marah setelah melihat berita yang tersebar lewat berita yabg di smartphone nya. Berita itu tentang Lyra yang memutuskan hubungan dengan dirinya. Steve berniat akan bertanya apa maksud Lyra nanti pagi.
...
Keesokan harinya, Steve langsung masuk ke kamar Lyra. Lyra yang sedang tertidur pulas terbangun karena Steve menyiram air di muka Lyra. Lyra dengan segera membuka matanya. Melihat wajah Steve yang dingin dan langsung merubah posisi nya menjadi duduk.
"Sekarqng aku tanya padamu. Apakah kamu mencintai ku?" Tanya Steve dengan marah.
"Ya, aku mencintaimu. Ada apa Steve?" Ajwab Lyra dengan cepat.
"Lalu ini apa? Kenapa kamu memposting foto ini?!" Tanya Steve yang kemudian menunjukkan ponselnya gambar Lyra dan Zico.
Lyra sontak mengambil ponsel itu dari tangan Steve. Dan menatap tidak percaya. Kenapa fotonya dan Zico bisa ada di situ.
"Ini, aku tidak tahu Steve. Aku benar - benar tidak tahu. Ponsel ku semalam tertinggal disini Steve." Kata Lyra sambil membela diri. Steve dengan segera mengambil ponsel nya dari tangan Lyra.
"Bohong, jelas - jelas ini akun Instagram mu. Lihat nama pengguna nya, ternyata selama ini, kamu benar - benar licik Lyra." Kata Steve dingin.
"Tidak Steve, aku mohon. Aku akan jelaskan semuanya Steve. Tolong Steve, beri aku kesempatan untuk berbicara Steve." Kata Lyra langsung memegang tangan Steve.
Steve sontak terkejut melihat Lyra, langsung melepaskan tangannya dari genggaman Lyra. Lyra yang melihat tingkah Steve hanya menitikkan air mata.
"Steve tolong dengarkan aku sebentar saja." Kata Lyra yang kembali memegang tangan Steve.
"Tidak." Steve segera meninggalkan Lyra yang menangis menatap punggung nya dari belakang.
"Steve..." Lirih Lyra.
Lyra pun menangis sekencang - kencangnya. Hatinya benar - benar sakit saat ini. Ibu Steve yang memperhatikan Steve dan Lyra sedang ribut, dengan segera menghampiri Lyra.
"Nak, sudahlah. Steve itu keras kepala nak." Kata Ibu Steve sambil memeluk Lyra.
"Tapi kenapa Bu, Steve tidak mau mendengar penjelasan dari Lyra." Kata Lyra yang masih menangis.
"Dia memang seperti itu Lyra. Ketika ia sudah menyadari kesalahannya pasti ia akan mengerti. Maafkan Steve ya, Lyra." Kata Ibu Steve yang mengelus rambut Lyra. Lyra terus menangis dan berharap Steve akan berbaikan dengannya.
...
"Ini sungguh memalukan, ditambah lagi dengan foto yang terekspos." Kata Steve dengan segera berangkat ke kantor.
Steve masih berpikir, kenapa Lyra begitu tega untuk mencoreng nama baik nya.
"Padahal aku selalu baik padanya." Guman Steve frustasi.
"Tapi kenapa, aku merasa tidak rela melepasnya padahal aku sudah memutuskan hubungan dengan Lyra. Aku berharap akan menemukan wanita yang baik tidak sepertinya." Pikir Steve.
...
Ibu Steve memanggil tukang pijat untuk Lyra. Tukang pijat dengan segera memijat kaki Lyra yang terkilir.
"Ini cukup parah Nyonya. Tapi akan membaik dalam 3 hari atau seminggu, diharapkan istirahat dengan cukup." Kata tukang pijat itu sambil membereskan barang - barang nya.
"Iya, Pak. Terima kasih sudah mau datang." Kata Ibu Steve.
Ibu Steve mengantarkan tukang pijat itu ke depan pintu rumah. Lyra yang melihat kebaikan Ibu Steve, merasa merindukan Ibu nya.
"Andaikan Ibu ku, masih hidup sekarang. Pasti aku akan bersama nya hari ini." Guman Lyra.
Ibu Steve kembali masuk ke dalam rumah, dan melihat Lyra yang sedang merenung.
"Lyra..." Panggil Ibu Steve.
"Iya Bu." Jawab Lyra kaget.
"Nanti Ibu suruh pak supir antarkan kamu pulang ya. Soal masalah kamu dengan Steve, akan Ibu yakinkan kembali Steve. Dan kamu istirahat yang cukup agar kakimu cepat sembuh." Kata Ibu Steve.
"Terima kasih Bu. Lyra merasa tertolong sekali." Jawab Lyra dengan tersenyum.
...
Ibu Steve dan Lyra pergi ke rumah Lyra. Sesampainya dirumah Lyra. Ibu Steve turun dari mobil, berniat mampir sebentar.
"Kaki kamu kenapa nak?" Tanya Ibu pantinya dengan khawatir.
"Hanya terpeleset dari tangga, Bu." Bohong Lyra.
"Iya nak, lain kali hati - hati ya." Kata Ibu panti dengan khawatir.
"Maaf ya, Bu. Lyra baru pulang hari ini. Soalnya Lyra dan Steve kemarin pulang pukul 9 malam, jadi saya menyuruh Lyra untuk mengingat dan ditambah lagi dengan kakinya yang sedang terkilir." Jelas Ibu Steve.
Lyra dan Ibu Steve berniat membohongi Ibu Panti agar Ibu Panti itu tidak panik.
"Ah baiklah, terima kasih Nyonya." Kata Ibu Panti tersebut.
...
"Apa aku pecat saja ya, Lyra." Pikir Steve yang masih memegang pulpen surat untuk memecat Lyra.
Akhirnya Steve mengurungkan niatnya. Dan meletakkan kertas itu di laci kerjanya. Lexa yang diam - diam memperhatikan dari sana tersenyum.
"Akan aku yakin kan dirimu, untuk memecat Lyra. Dan menaikkan jabatan dan mengganti kan ku dengan posisi Lyra." Kata Lexa, lalu pergi ke tempat nya.
Steve kemudian melihat kearah kursi Lyra, dan merindukan Lyra yang biasanya selalu membantunya. Dan mengingat kaki nya terluka membuat Steve timbul perasaan bersalah dan khawatir.
"Ah, kenapa aku memikirkan nya?" Gerutu Steve.
Tanpa pikir panjang Steve segera melanjutkan pekerjaannya.
...
"Nak lain kali hati - hati jika menuruni tangga." Kata Ibu Panti khawatir.
"Iya Bu, maafkan Lyra sudah buat Ibu khawatir." Sesal Lyra.
"Tidak apa - apa nak." Ibu Panti kembali keluar dari kamar Lyra lalu menutup pintu kamar Lyra.
Lyra kembali termenung dan melihat ke arah jam, yang biasa nya di jam itu ia selalu mengerjakan pekerjaannya. Dan bercanda tawa dengan Steve. Lalu pulang bersama, dan bercanda lagi. Air matanya mulai mengalir mengingat kenangan semua yang terjadi.
"Jika jatuh cinta membuatku sesakit ini, aku tidak akan mau untuk jatuh cinta."