"Steve, Meilana sudah mempertimbangkan keputusannya, aku harap kamu bisa mempertimbangkannya lagi. Aku sudah mengirimkan beberapa pesan ke chatmu, tapi karena kamu tidak balas-balas. Jadi aku telepon saja," kata Santo.
"Hah? Baiklah Pak. Maafkan saya karena saya tidak membaca pesan Bapak karena saya tidur tadi. Dan ini saya baru bangun, kemarin saja mengerjakan banyak sekali proposal dan dokumen. Makanya saya bangun kesiangan," jelas Steve.
"Baiklah, kalau begitu ... maaf karena sudah menganggu waktu tidurmu."
"Tidak apa-apa kok, Om. Santai saja, nanti akan saya pertimbangkan lebih lanjut."
"Oke." Santo mengakhiri panggilan tersebut dan Steve kembali memejamkan matanya dengan ponsel yang tergenggam di tangan kanannya. Dari kejauhan Meilana melihat Ayahnya yang termenung. Ia perlahan mendekati Ayahnya dan memeluknya, "Ayah kenapa?" tanyanya.
"Ah, Ayah tidak apa-apa kok. Kamu mau sarapan hari ini?" tanya Santo.
"Nasi goreng saja Yah," jawab Meilana.