Suasana di sebuah desa yang berada tidak begitu jauh dari pusat kota Phyllony sangatlah sepi, mungkin karena lokasinya yang berada di tengah hutan. Rumah para penduduk yang hanya terbuat dari kayu dan rotan berdiri tak beraturan dengan jumlah yang sekiranya dapat di hitung dengan jari mengingat jumlah penduduknya yang memang sangatlah sedikit.
Udara dingin di malam hari sudah mencapai titik terendah, tak ada penerangan yang begitu memadai, hanya berbekal obor yang sesekali ingin redup karena tertiup angin. Dikelilingi hutan belantara menjadikan desa itu tidak seperti sebuah desa pada umumnya dan lebih seperti sebuah perkumpulan sekelompok orang yang hanya menetap sementara.