ดาวน์โหลดแอป
5.57% RE: Creator God / Chapter 21: CH.21 Kembali Bangkit

บท 21: CH.21 Kembali Bangkit

Setelah menunggu beberapa minggu beristirahat di kamar terus-menerus. Aku akhirnya bisa menghirup udara segar hari ini. Aku sudah bisa melakukan aktivitasku kembali. Walau sebenarnya bukan itu tujuan utamaku, bukan menjadi raja.

Aku membuka Pentarundum dalam mode total. Seluruh pandanganku sekarang menjadi penuh UI, teks, dan lainnya persis seperti hp dalam model nyata disekitar tubuh. Ah aku tau kata apa yang cocok, seperti menggunakan VR.

"Papa? Sudah boleh keluar ya?" ternyata ada Lastia dan temannya Lala datang menemuiku.

Suatu kebetulan saja aku bertemu dengan mereka. Ngomong-ngomong kenapa nama teman Lastia dan nama istri Shin sama ya? Ahh tidak penting, lupakan saja.

"Sudah kok. Kalian berdua habis dari mana memangnya? Kelihatan barusan pulang." aku menyapa dengan lembut.

"Ah kami barusan saja pulang dari sekolah raja Lucifer." sekarang gantian teman Lastia yang berbicara.

"Oh tentu saja, aku tak mengira hari sudah sore." mengingat aku masih membuka Pentarundum, aku melihat jam sekaligus.

Ingat, Pentarundum punya banyak fitur, termasuk jam yang berubah sesuai lokasi. Kalau normalnya hanya kisaran satu dunia saja. Kalau ini seluruh galaksi pun tetap terjangkau. Merasa bahwa tampilan UI Pentarundum terlalu mengganggu, aku mematikan sistem itu.

"//Close System//." sepatah perintah aku katakan.

"Papa?" ternyata suaraku terdengar oleh mereka.

Tentu saja mereka kebingungan karena mereka tidak mengerti apa yang tadi aku ucapkan.

"Ahh maaf, tadi sebenarnya papa sedang membuka sistem liontin ini. Liontin ini disebut Pentarundum, buatan papa dan saudara papa, Jurai." aku memperjelas situasi di sini.

"Ohh raja Jurai dari dunia Heiya itukah papa?"

"Benar. Dulu kami berdua masih hidup di Terra dan membangun sebuah perusahaan dengan teknologi yang sangat maju. Dibangingkan dengan teknologi di dunia ini, kurasa teknologi di sana adalah 10 kali lipat, ah bukan bahkan 20 kali lipat dari dunia ini."

Dunia ini masih menganut sistem teknologi zaman dulu. Polusi masih belum ada, karena tidak ada yang menggunakan pemanas berlebihan. Teknologi di sini hanya mencakup kereta kuda saja. Paling jauh mungkin mengenal bubuk mesiu. Semua itu aku ketahui dari buku yang telah kubaca di dunia ini.

"Humm, aku jadi penasaran, apakah kau juga penasaran Lastia?" Lastia mendapat sebuah pertanyaan dari temannya.

"Eh? Ah, tentu." Lastia rupanya sedikit terkejut.

Mungkin teknologi ini terlalu maju dan menarik perhatian kalau banyak orang melihatnya. Kurasa aku akan berhati-hati dalam menggunakan fitur-fitur Pentarundum selanjutnya.

"Ahahaha. Kalian terlihat sangat penasaran sekali deh. Aku jadi merasa bersalah jika tidak memberi tahu kalian yang sangat penasaran itu. Tunggu sebentar, papa akan membuatkan sesuatu." aku terpikir untuk melakukan sesuatu untuk mereka.

Di mata orang lain mungkin ini hanyalah sebuah hiasan, tetapi fitur dibaliknya akan sangat membantu. Yang aku ingin buat adalah anting-anting. Kenapa anting-anting? Karena paling dekat dengan telinga dan bentuknya tidak mencurigakan. Fitur dari anting-anting ini adalah alat komunikasi jarak jauh atau dekat.

"<<Activate Personal Magic: Imagine, Create>>." dengan membayangkan apa yang ingin kubuat, aku melantunkan mantra.

Sekejap saja dua pasang anting-anting muncul di tanganku. Tepat seperti yang ku bayangkan, ini luar biasa. Kelihatannya aku mulai terbiasa menggunakan manaku kembali.

"Ini, untuk kalian berdua. Pakailah dan lihat hasilnya." aku menyerahkan masing-masing sepasang yang sudah diimbuhi dengan teknologi yang kubuat.

Ketika mereka mengambilnya dari tanganku, aku sudah memastikan bahwa siapa pun selain pemegangnya tidak akan bisa mengakses anting-anting ini. Tambahan lagi, aku juga mempersiapkan anting-anting ini dengan sistem komunikasi yang tak bisa didengarkan orang lain walau dari jarak dekat.

"Baiklah papa, sekarang apa?" Lastia menanyakan pertanyaan yang sudah ku pikirkan.

"Coba katakan //Contact// dilanjut dengan nama orang yang ingin kau ajak komunikasi." perintah yang simpel, tetapi untuk orang di dunia ini akan menjadi sesuatu yang sulit.

"Ehh? Err, baiklah. Umm, co-//Contact Lastia//." Lala mencoba sistem perintah yang ku katakan tadi.

Kurasa sudah tersambung, sekarang langkah selanjutnya.

"Coba berkata sesuatu." aku mengatakan langkah selanjutnya.

"Umm, aku suka Lala!" sungguh kalimat yang sangat tidak kuduga.

"Eh! Aku mendengarkan sesuatu dari anting-anting ini!" Lala ternyata terkejut mengalami fitur ini.

"Hahaha ternyata berhasil. Kalau kalian ingin memutuskan komunikasi tinggal menyentuh anting-anting itu sekali." fitur terakhir aku katakan sebagai penutup.

Dengan itu aku bisa merasa tenang bisa melakukan sesuatu yang berguna. Kurasa aku perlu memajukan zaman teknologi di dunia ini sedikit demi sedikit. Akan bermanfaat suatu saat nantinya.

"Hee, ternyata yang chiciue ingin buat adalah ini ya? Terima kasih papa." Lastia mengucapkan terima kasih dan menciumku di pipi.

"Terima kasih raja Lucifer, aku akan menjaga pemberian yang sangat berharga ini dengan sepenuh hati." Lala pun ikut mengucapkan terima kasih.

Namun ada satu hal yang tidak kukira akan terjadi di masa depan. Bahwa anting-anting ini menjadi harta kerajaan, bahkan dunia ini.

"Sama-sama. Jadi kalian mau ke mana?" aku memastikan sesuatu sebelum aku salah mengucap.

"Ah sehabis ini kami mau pergi menemui teman kami di kota raja Lucifer." jawaban yang dikatakan Lala sesuai dengan apa yang kupikirkan.

"Baiklah, jangan pulang terlalu larut malam lho ya." peringatan ku.

"Aku mengerti papa." Lastia menyanggupi.

Setelah mendengarkan pesan dari aku, mereka berdua pergi lagi. Ketika aku melihat jam tadi lewat Pentarundum, waktu sudah menunjukkan pukul 4.15 sore. Kurasa karena aku tidak mungkin pekerjaan apa pun, kurasa aku akan menghabiskan waktuku di perpustakaan saja.

Ketika aku berada di dalam perpustakaan apa pun, yang kurasakan hanya lah ketenangan. Kurasa tidak ada salahnya mengatakan bahwa aku menyatu dengan perpustakaan itu. Karena itu lah aku tidak akan merasa cepat bosan ketika di dalam perpustakaan.

"Ci? Ternyata kau di sini. Sudah kuduga keputusan yang tepat mencari Ci di sini." ternyata ada yang mencariku.

Tentu saja, ketika kau melalukan hal yang kau sukai, kau akan mengalami percepatan waktu yang tidak wajar. Sebagai contoh, kukira aku barusan masuk ke perpustakaan hanya beberapa menit yang lalu saja, tetapi ternyata sudah lewat 2 jam lebih aku disini.

"Ah kau datang." aku terkejut walau tidak seluruhnya.

Aku tak pernah mengira bahwa akan aku bertahan sungguh lama di sini. Terlebih lagi buku di dunia ini itu masih perlu banyak perubahan.

"Marie memintaku untuk memanggil kau Ci, tetapi aku tak menemukanmu di kamar." Kiruwa mulai menjelaskan dengan perlahan supaya mudah dimengerti.

Selagi Kiruwa menjelaskan, aku sedang dalam proses menyelesaikan buku terakhir yang ada di tumpukan buku. Semua buku yang kubaca ada di mana-mana secara tersebar di perpustakaan satu ini. Sungguh berantakan.

"Baiklah, kurasa aku mengerti. Kalau begitu ayo kita datang menemui yang sedang mencari diriku." setelah pembicaraan selesai, aku langsung membereskan semua buku itu dalam sekejap dengan sihir <<Return>>.

Aku akan merindukan masuk ke dalam ruangan ini secepatnya. Perpustakaan memang mempunyai aroma yang berbeda dari yang lain. Seluruh ruangan ini disinari cahaya matahari yang dibiaskan jadi tidal terlalu terang, dicampur dengan aroma kertas yang khas dan tinta. Di zaman ini masih belum ada buku cetak, tetapi itu yang membuatku senang.

"Marie menunggu di mana Ki?" aku menanyakan kepada istri keduaku.

"Dia menunggu di ruang kerja mu." jawabnya dengan simpel.

"Baiklah, apa kau akan ikut denganku?"

"Tidak, Marie memintaku untuk Ci datang sendirian."

Hmm, aku sedikit bingung apa yang diinginkan Marie dariku? Ah ngapain dipikir, tinggal datang dan menemui dia saja cukup kok.

"Baiklah, Ki dan anak-anak yang ada makan dulu saja. Tadi aku diberitahu sama Lastia bahwa dia pergi sama teman-temannya, jadi mungkin dia tidak akan ikut makan."

"Baiklah Ci."

Setelah percakapan kami selesai, aku langsung menuju ruang kerjaku yang tidak begitu jauh dari perpustakaan itu. Hanya beberapa puluh langkah sebelum aku mengetuk pintu ruang kerjaku sendiri. Langsung saja tanpa perlu balasan aku membiarkan diriku masuk ke dalam ruangan.

"Ahh darling, kau sudah datang rupanya." tepat duduk di sofa Marie menungguku.

"Ada apa Marie? Apakah ada sesuatu yang penting yang harus dibahas?" aku berjalan mendekat ke Marie dan duduk di sofa seberang dirinya.

"Hmm, sebenarnya aku tak ingin membahas banyak hal, tetapi hanya ingin memastikan sesuatu aja."

Memastikan hal apa? Memang ada yang sedang terjadi atau sesuatu yang salah ya? Kemungkinan cuma satu hal, kejadiaan ketika aku sedang pergi tanpa siapa pun dan melukai diriku sendiri.

"Baiklah, tanyakan padaku."

"Jadi ini tentang kepergianmu beberapa bulan lalu yang katanya ingin cari informasi. Sebenarnya apa yang terjadi kepadamu sampai-sampai bisa terjatuh dari langit dan koma?" sudah kuduga.

Sebenarnya untuk menjawab pertanyaan itu, aku juga harus memastikan sesuatu. Selama berminggu-minggu aku beristirahat, aku mencoba mencari semua kemungkinan jawaban yang bisa melengkapi keraguanku ini. Dari semuanya, ada satu yang paling mendekati menjawab pertanyaan ini.

Semua pikiran ini dimulai ketika aku selesai mengumpulkan semua informasi yang aku butuhkan. Dan jawaban yang paling memungkinkan adalah sebenarnya kami, dalam arti aku dan Jurai adalah memang anak kandung raja kayangan itu. Tetapi misteri masih belum terpecahkan walau sudah mendekati.

"Jadi begitu lah menurutku. Sampai sekarang pun aku masih belum pasti dengan jawabanku sendiri." aku menjelaskan semua isi pikiranku ke Marie.

Entah apa balasannya, aku tau bahwa Marie tidak akan marah dengan hal-hal seperti ini. Tunggu… kenapa aku bisa percaya bahwa Marie tidak akan marah sedangkan aku belum hidup lama bersamanya? Aku justru orang yang paling sering meragukan rasa percayaku terhadap orang lain. Kenapa aku ini?

"Baiklah. Mau bagaimana lagi, itu bukan salahmu juga kok darling. Sebaiknya kita pergi ke ruang makan sekarang daripada kita membuat para pelayan menunggu kita sampai malam terlalu dalam."

Sungguh benar apa yang kupikirkan, Marie tidak marah terhadap apa yang kusampaikan. Kenapa bisa begitu, sungguh aneh.

"Baiklah, ayo kita makan."

Tak butuh waktu lama ketika kami berjalan dari ruang kerjaku sampai ruang makan. Terlebih lagi istana ini punya desain yang elegan namun minimalis. Aku suka hal seperti ini.

Malam pun naik dengan cepat mengantikan sore, dan aku sudah ada di atas tempat tidurku bersama kedua istriku. Entah kenapa aku tersenyum oleh hal simpel ini. Kurasa aku merindukan mereka ada di sampingku.

"Lagi… ini terjadi lagi. Kenapa bisa aku merindukan mereka? Bahkan ketika aku datang di dunia ini, aku tak pernah merasakan rasa cinta terhadap mereka, hanya rasa perhatian saja." aku bergumam ketika aku sedang bersandar di dekat jendela.

Aku menjadi sangat aneh belakangan ini. Dan juga aku masih ingat, apa sebenarnya cahaya yang masuk ke dalamku itu? Apakah itu punya hubungan dengan yang terjadi padaku ini?

Menjadi penat sekali aku berpikir yang sulit dijangkau hasilnya. Mending aku tidur saja lah. Tak butuh waktu lama dari aku naik ke atas tempat tidur sampai aku terlelap nyenyak.

"Selamat datang, diriku yang lain." sebuah bayangan datang menemuiku.


next chapter
Load failed, please RETRY

สถานะพลังงานรายสัปดาห์

Rank -- การจัดอันดับด้วยพลัง
Stone -- หินพลัง

ป้ายปลดล็อกตอน

สารบัญ

ตัวเลือกแสดง

พื้นหลัง

แบบอักษร

ขนาด

ความคิดเห็นต่อตอน

เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C21
ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
  • คุณภาพงานเขียน
  • ความเสถียรของการอัปเดต
  • การดำเนินเรื่อง
  • กาสร้างตัวละคร
  • พื้นหลังโลก

คะแนนรวม 0.0

รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
โหวตด้วย Power Stone
Rank NO.-- การจัดอันดับพลัง
Stone -- หินพลัง
รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
เคล็ดลับข้อผิดพลาด

รายงานการล่วงละเมิด

ความคิดเห็นย่อหน้า

เข้า สู่ ระบบ