Emma memutar matanya saat mendengar kata-kata Xion.
"Kau sok misterius," komentar Emma. "Aku tidak terlalu ingin tahu apa pun tentangnya. Kalau kau tidak mau cerita, aku juga tidak akan memaksa."
Xion tertawa melihat wajah kesal Emma.
Ahh.. ia dapat mengerti kenapa sahabatnya sangat menyukai gadis itu. Emma memang cantik sekali, dan sikapnya sangat mengesankan. Emma sama sekali berbeda dari gadis-gadis manja dan lemah yang selalu ada di sekitar mereka saat masih di akademi.
"Aku bersahabat dengan Therius karena aku menyukainya, dan ia sangat menyenangkan," kata Xion dengan nada suara bangga, seolah ia adalah seorang ayah yang sedang membanggakan anak kandungnya.
"Menyenangkan? Hmmmphh..." Emma hampir menyemburkan wine-nya. Ia sama sekali tidak dapat membayangkan Therius bersikap menyenangkan.