ดาวน์โหลดแอป
7.11% Princess Pamela / Chapter 17: Disihir Menjadi Kecoa

บท 17: Disihir Menjadi Kecoa

Makan malam sudah tertata dengan rapi.

Para Pelayan tampak berdiri di masing-masing kursi.

Mereka bersiap melayani si pemilik kursi apa bila membutuhkan sesuatu.

Tak lama Ratu Vivian mulai memasuki ruangan. Dan disusul oleh Pamela.

Mereka duduk di bangku masing-masing dengan anggun.

Dan acara makan malam itu dimulai.

Suasana tampak hening, hanya terdengar suara pisau, garpu, dan piring yang seling baradu.

Mereka tidak saling berbicara apa bila sedang menyantap makanan. Kecuali jika sedang butuh sesuatu, maka mereka boleh berbicara kepada Pelayan yang ada di dekatnya.

Berbicara saat sedang mengunyah makanan, tergolong sebagai tindakan kurang sopan dalam istana itu. Namun dalam kesehariannya Ximena sering melakukannya, namun tidak bagi Pamela.

Bebarapa saat kemudian, denting garpu, pisau dan piring itu mulai tak terdengar. Pelayan menuangkan secangkir teh hangat dengan  ekstrak jasmin pada cangkir emas milik sang Ratu dan sang Putri.

Aroma jasmine benar-benar menenangkan, Pamela menyesap teh itu dengan penuh hati-hati.

Kemudian Ratu ViVian mulai mengajaknya mengobrol.

"Ximena, besok malam calon suamimu akan datang, Nak," ujar Vivian.

Seketika Pamela menyemburkan teh dari mulutnya. Dia benar-benar kaget saat mendengar kata 'Calon Suami' yang diucapkan oleh Ratu Vivian.

"Astaga! Jorok sekali! Di mana sopan santunmu, Ximena?!" teriak Ratu Vivian.

"Maaf, Bu. Aku hanya terkejut," jawab Pamela.

"Terkejut? Bukanya aku sudah sering membahas ini sebelumnya, ya?" Vivian menggaruk pelipisnya dengan raut yang heran.

"Sebelumnya? Mana pernah Ibu membahas soal pernikahan?" protes Pamela.

Vivian semakin heran dengan sikap putrinya itu.

Karena selama ini mereka selalu membahas soal perjodohan Ximena dengan Pangeran Drak.

Dan ini semua demi kebaikan istana, serta untuk menyelamatkan Raja Sky. Namun entah mengapa Ximena sangat kaget mendengarnya, ekspresi gadis itu seperti baru mengetahui saja.

Camelia menengok kearah Pamela, dan memainkan matanya untuk memberi kode kepada Pamela.

Karena semakin Pamela kebingungan dengan pernyataan Ratu Vivian, maka hal itu juga akan membuat Ratu Vivian curiga kepada Pamela.

Tentu Camelia tidak mau Ratu akan murka, jika tahu orang yang ada di hadapannya ini bukanlah putri kandungnya.

Dan akhirnya Pamela memahami kode mata dari Camelia.

Dia segera menutup topik pembahasan ini.

"Maafkan aku, Bu. Aku lupa soal perjodohan itu," ujar Pamela dengan senyuman paksa.

"Yasudah, aku pergi ke kamarku dulu ya, Bu. Kedua mataku benar-benar sudah lengket. Aku ingin tidur," ujar Pamela seraya berdiri dari meja makan.

Dan Ratu Vivian tidak berusaha menghentikan gadis itu.

Walau sejujurnya dia tak bisa menutupi rasa heran, dengan sikap tenang sang Putri.

"Ximena, benar-benar sudah berubah. Ini tidak seperti gadis yang kukenal," gumam Vivian menatap nanar kepergian Ximena dari dalam ruang makan.

"Dia pandai memainkan harpa, suaranya juga sangat indah. Di tambah lagi ... dia sekarang menjadi putri yang lemah lembut dan penurut," Vivian tersenyum di atas rasa penasarannya.

*****

Semenatara itu di dalam kamar, Pamela mulai mengajukan berbagai pertanyaan kepada Camelia.

Tentunya tentang perjodohan yang di ucapkan oleh Ratu Vivian tadi.

"Camelia, ayo berkata jujur kepadaku! Apa benar Ximena akan dijodohkan?" tanya Pamela.

Camelia menganggukkan kepalanya, kemudian dia menunduk.

"Benar, Tuan Putri," ucapnya.

"Kenapa kalian tidak jujur kepadaku? Terutama kau, Camelia!" bentak Pamela. Dia benar-benar merasa kecewa akan hal ini.

"Maafkan saya, Tuan Putri. Ini semua atas perintah dari Tuan Putri Ximena. Dia tidak ingin Anda tahu, karena ini jalan satu-satunya baginya untuk terbebas dari perjodohan ini," jawab Camelia.

"Dasar, Penghianat! Aku bodoh telah mempercayainya! Kupikir aku akan hidup tenang di sini! Ternyata tidak! Aku akan menikah dengan pria yang tidak kukenal, di usia semuda ini!" oceh Pamela dengan derai air mata. "Sekarang Ximena bisa hidup bebas di sana! Sedangkan aku harus diam dalam sangkar emas! Dan menanggung perjodohan sepihak ini!"

Camelia tak mengucapkan sepatah katapun, kendati Pamela mulai berbicara dengan nada tinggi. Baginya ini adalah hal yang wajar. Pamela harus menanggung tugas Ximena, dan lebih parahnya dia tidak bisa membatalkan keputusannya, untuk kembali ke dunia manusia lagi.

Mau tidak mau, Pamela harus menjalani perintah Ratu Vivian. Namun dia tidak mau melakukan itu. Dia menyesal telah mengambil keputusan trakhir ini. Dan Pamela juga berharap ada kesempatan baginya untuk kembali ke tempat asal.

"Pokoknya aku harus kembali ke dunia manusia sekarang juga! Dan aku akan mengadu kepada Ratu Vivian!" ujar Pamela yang penuh emosi.

Tentu Camelia tidak mau terjadi keributan di dalam istana, dia segera mencegahnya.

"Jangan lakukan itu, Tuan Putri! Percayalah ... Anda bisa melewati semua ini! Saya akan  selalu mendampingi Anda!" tukas Camelia.

"Tidak! Aku tidak percaya denganmu lagi! Aku harus memberi tahu Ratu Vivian, jika aku bukan  Ximena! Dan aku yakin dia akan melepaskanku!" ujar Pamela dengan penuh percaya diri.

"Tuan Putri, cobalah berpikir ulang. Kalau Anda melakukan itu, maka bukan kebebasan yang Anda dapatkan, melainkan hukuman! Ratu Vivian akan marah dan bisa saja beliau akan menyihir Anda menjadi seekor kecoa!" ujar Camelia menakut-nakuti Pamela.

Kedekatan dengan gadis itu membuat Camelia tahu, jika Pamela sangat takut dengan bintang kecoa.

"Ratu akan menyihirku menjadi seekor kecoa?" Pamela berbicara dengan wajah panik.

"Tidak tidak tidak! Aku tidak mau menjadi binatang yang jorok itu!" ujarnya seraya bergidik ngeri.

Camelia nyaris tertawa mendengar ucapan Pamela. Namun dia berusaha untuk menahannya. Kemudian Camelia mendekat dan berusaha menenangkan Pamela.

"Tuan Putri, percayalah. Perjodohan ini tidaklah buruk. Pangeran Drak itu sangat tampan. Yah ... walaupun  dia terkenal kejam, namun Anda masih memiliki kekuatan untuk melawan pria itu, apa bila dia berbuat jahat kepada Anda," ujar Camelia.

"Tapi bagaiamana kalau dia menyuruhku untuk—" Camelia memotong kalimat Pamela.

"Tuan Putri, percayalah ... dan rakyat akan semakin mencintai Anda, karena Anda adalah seorang putri yang sangat mulia. Anda, rela mengorbankan diri demi kesehjatraan negeri ini," tukas Camelia, "apa, Anda, mau melihat kami semua hancur, dan menjadi tawanan Ratu Marigold?" tanya Camelia.

Meski Pamela merasa keberatan atas semua ini, namun Camelia terus berusaha untuk menenangkannya.

Sehingga Pamela tidak lagi berbuat gegabah.

Dan Camelia juga menghibur Pamela dengan mengajaknya jalan-jalan lewat udara.

Camelia menyihir Pamela, dan secara ajaib, punggung gadis itu mengeluarkan sayap yang sangat indah.

Seketika tubuh Pamela dapat terangkat ke udara, dan dia dapat terbang kesana-kemari mirip seekor kupu-kupu.

Hal ini sedikit menghiburnya dari rasa kesal serta kecewa, namun dia tetap menuntut Camelia agar mau mengantarkannya pergi ke istana Lacuna Dark.

Tentu saja Pamela ingin tahu seperti apa wujud pria yang akan dijodohkan dengannya.

Camelia sudah menceriakan seperti apa istana Lacuna Dark, Ratu Marigold, Raja Sky, dan juga Pangeran Drak. Meski begitu, semua itu tidaklah cukup. Dan Pamela masih ingin melihat istana itu secara langsung, dan jika beruntung bisa melihat wajah Pangeran Drak dari kejauhan.

Tak ada pilihan lain Camelia menuruti permintaan Pamela, dan akan mengantarkan gadis itu pada keesokan paginya.

Bersambung ....


next chapter
Load failed, please RETRY

ของขวัญ

ของขวัญ -- ได้รับของขวัญแล้ว

    สถานะพลังงานรายสัปดาห์

    Rank -- การจัดอันดับด้วยพลัง
    Stone -- หินพลัง

    ป้ายปลดล็อกตอน

    สารบัญ

    ตัวเลือกแสดง

    พื้นหลัง

    แบบอักษร

    ขนาด

    ความคิดเห็นต่อตอน

    เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C17
    ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
    • คุณภาพงานเขียน
    • ความเสถียรของการอัปเดต
    • การดำเนินเรื่อง
    • กาสร้างตัวละคร
    • พื้นหลังโลก

    คะแนนรวม 0.0

    รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
    โหวตด้วย Power Stone
    Rank NO.-- การจัดอันดับพลัง
    Stone -- หินพลัง
    รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
    เคล็ดลับข้อผิดพลาด

    รายงานการล่วงละเมิด

    ความคิดเห็นย่อหน้า

    เข้า สู่ ระบบ