ดาวน์โหลดแอป
8.46% Pernikahan Paksa / Chapter 37: Berikan Aku Cintamu (3)

บท 37: Berikan Aku Cintamu (3)

Andri menghentikan mobilnya di sebuah rumah mewah. Pelataran rumah yang luas berisikan taman yang tertata rapi. Sebenarnya rumah ini sudah lama tidak Ia kunjungi. Karena untuk istirahat Ia lebih suka pergi ke perumahan yang ada di daerah Dago yang lebih asri dan sejuk. Tetapi karena letak perumahan itu lebih dekat ke sekolah Jasmine maka Ia meminta sopirnya untuk pergi ke Setrasari.

Andri membunyikan klakson mobil, Seorang satpam melihat dari CCTV mobil yang masuk. Ia memiliki semua daftar mobil milik Rendi sehingga ketika Ia melihat mobil dan nomornya segera menekan tombol pembuka gerbang otomatis. Begitu gerbang terbuka Andri segera memasukkan mobilnya ke dalam pekarangan rumah.

Mobil melaju perlahan melewati taman indah yang tertata rapi. Dua orang satpam berdiri dan memberikan hormat kepada Majikannya. Walaupun mereka bertanya-tanya ada apa majikannya tiba-tiba datang tanpa pemberitahuan. Dari dalam rumah juga segera keluar seorang wanita setengah baya di ikuti dua orang gadis berusia sekitar 18 dan 25 tahun. Mereka sama terkejutnya dengan dengan satpam. Untungnya walaupun Rendi jarang ke rumah tapi rumah selalu bersih.

Rendi turun dari mobil setelah Andri membukakan pintu. Para pelayan semakin terkejut melihat Rendi mengeluarkan gadis dari dalam mobil dan memanggulnya. Mereka tambah terkejut melihat gadis yang dipanggul Rendi mengenakan seragam SMA. Tadinya mereka mengira itu adalah Serena adiknya Rendi. Tapi ketika mereka tadi melihat sekilas sebelum Rendi memanggulnya ternyata gadis itu bukan Serena. Gadis ini berkulit sangat putih dan berambut hitam panjang serta sangat cantik. Gadis itu tampak lemas dan tidak mengeluarkan suara.

Wanita setengah baya yang menatap penuh selidik tadinya ingin bertanya tapi melihat wajah Rendi yang kusut. Akhirnya hanya terdiam sambil kemudian menundukkan kepalanya tidak berani bersuara. Para pelayan lainnya juga terdiam, padahal dalam hati mereka berkecamuk prasangka buruk pada Rendi. Apakah majikan mereka yang biasanya begitu baik hati dan sopan sekarang akan melakukan suatu pelecehan terhadap seorang gadis SMA.

Rendi tidak menggubris pandangan heran para pelayannya Ia terus masuk ke dalam kamar nya. Tetapi ketika Ia mau masuk ternyata pintu dikunci. Bi Eha nama wanita setengah baya itu segera tersadar karena kamar Rendi terkunci. Ia segera berlari dan membukakan pintunya.

Rendipun masuk dan menutup pintu kamar dengan kakinya. Begitu mendekati ranjang Rendi langsung melemparkan Jasmine ke atas ranjang. Tubuh Jasmine sampai memantul ke atas saking kuatnya tenaga yang Rendi keluarkan.

"Kau hari ini, benar-benar menantang kekuatanku untuk bersabar. Jadi jangan pernah salahkan Aku" Kata Rendi sambil kemudian Ia menindih tubuh Jasmine dan mulai menciumnya dengan amat kuat. Mata Jasmine melotot merasakan sakit di mulutnya. Tapi Ia tidak berdaya sedikitpun bahkan hanya untuk sekedar menggerakkan kelingkingnya.

Randi terus mendesakkan mulutnya ke dalam mulut Jasmine. Hingga kemudian pipi Rendi terasa basah oleh sesuatu. Rendi mengeram bagai harimau terluka ketika Ia menyadari bahwa pipinya basah oleh air mata Jasmine.

Rendi melepaskan ciumannya. Ia lalu mengangkat tubuhnya dari atas tubuh Jasmine.

Rendi menatap Jasmine yang wajahnya mulai pucat ketakutan. "Aku ini suamimu..Kau harus tahu itu" Kata Rendi sambil kemudian tangannya bergerak di atas tubuh Jasmine melepaskan kancing kemeja seragam Jasmine. Jasmine langsung berteriak histeris tapi suaranya tidak keluar hanya matanya saja yang bergerak-gerak ketakutan.

"Mungkin selama ini Kau tidak menganggapku suami karena Aku tidak pernah menyentuhmu. Agar Kau tahu apa arti suami itu bagimu maka Aku akan menyentuhmu" Kata Rendi sambil kemudian menarik lepas kemeja seragam Jasmine lalu melemparkannya ke bawah ranjang.

Tetapi kemudian Rendi tertegun menatap pandangan di depan matanya. Jasmine mengenakan kaos dalam putih dan bra yang bewarna pink bunga-bunga. Dan ketika Ia menarik juga roknya. Rendi kembali tercengang melihat celana dalam Jasmine yang bergambar Mickey mouse ditengahnya.

Amarah dan nafsu Rendi langsung turun drastis sampai ke titik nadir. Ia kemudian menyadari bahwa dihadapannya adalah gadis SMA. Ia jadi merasa bagai seorang pedofil, predator pemangsa anak-anak dibawah umur. Rendi lalu meraih selimut yang terdapat diujung ranjang menariknya dan melemparkannya untuk menutupi tubuh Jasmine.

Rendi lalu duduk di tepi ranjang dan mulai mengeluarkan rokok dari saku kemejanya dan tak lama bau tembakau yang terbakar tercium ke seluruh ruangan.

"Jasmine...Kau tahu? Aku sebenarnya mengasihimu ketika Kakek menitipkan mu kepadanya. Kakekmu sudah tua dan kau semakin dewasa. Tingkahmu selama ini membuatnya ketakutan karena jelas sangat tidak mungkin Ia akan bisa menjagamu selamanya."

Rendi lalu menatap wajah Jasmine yang masih terlihat pucat pasi ketakutan. Tubuhnya terlihat gemetar. " Itulah sebabnya Kakekmu menyerahkanmu kepadaku untuk dijaga. Aku tahu tidak ada cinta diantara kita. Tetapi tidak bisakah Kau menghormati ku sedikit saja?"

Mata Jasmine terlihat semakin deras mengeluarkan air mata. Tenggorokannya sudah terasa sakit karena menahan tangis. Dan untungnya Rendi menyadari hal itu. Ia segera membuka totokan Jasmine. Begitu Jasmine merasa terbebas Ia langsung bangun dan menjauhi kemudian menangis meraung-raung.

Tiga pelayan yang baru tahu kalau gadis yang di bawa Rendi adalah Istrinya langsung saling pandang mendengar Jasmine meraung-raung. Pikiran mereka seketika bergerak liar kesana kemari. Berpikir keras apa yang terjadi di dalam.

Kalau tangisan Jasmine karena dipukuli rasanya sangat amat mustahil sekali. Karena Rendi sangat baik hati. Entahlah kalau tangisan itu karena perlakuan yang lain. Apa mungkin Rendi menyiksa Jasmine dalam bentuk lain. Mereka jadi berkeringat sendiri.

Akhirnya Satu persatu dari mereka melangkah jauh dari depan kamar. Daripada stress sendiri dengan khayalan yang tidak karuan dan tidak jelas, lebih baik mereka menyiapkan makanan untuk majikannya.

Rendi membiarkan Jasmine menangis sampai puas. Ia malah melepaskan sepatunya dan mulai berbaring. Jasmine masih menangis melihat Rendi memejamkan matanya. Tetapi kemudian tangan Jasmine terkepal dan lalu diangkat ke arah tubuh Rendi. Rendi merasakan ada pukulan yang akan mengarah kepadanya, sehingga lalu Rendi berkata sambil matanya tetap terpejam.

"Sekali lagi kau menyentuhku untuk menyakitiku maka Aku bersumpah detik ini juga Aku tidak akan perduli lagi dengan umurmu. Aku akan mengambil hak ku sebagai suamimu dan mulai menyentuhmu"

Tangan Jasmine jadi tergantung di atas tubuh Rendi. Padahal Jasmine sudah bersiap akan menghajar tubuh Rendi.


next chapter
Load failed, please RETRY

ของขวัญ

ของขวัญ -- ได้รับของขวัญแล้ว

    สถานะพลังงานรายสัปดาห์

    Rank -- การจัดอันดับด้วยพลัง
    Stone -- หินพลัง

    ป้ายปลดล็อกตอน

    สารบัญ

    ตัวเลือกแสดง

    พื้นหลัง

    แบบอักษร

    ขนาด

    ความคิดเห็นต่อตอน

    เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C37
    ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
    • คุณภาพงานเขียน
    • ความเสถียรของการอัปเดต
    • การดำเนินเรื่อง
    • กาสร้างตัวละคร
    • พื้นหลังโลก

    คะแนนรวม 0.0

    รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
    โหวตด้วย Power Stone
    Rank NO.-- การจัดอันดับพลัง
    Stone -- หินพลัง
    รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
    เคล็ดลับข้อผิดพลาด

    รายงานการล่วงละเมิด

    ความคิดเห็นย่อหน้า

    เข้า สู่ ระบบ