Si iblis wanita jelas bisa membaca pikiran Cahyo. Ia merangkul Cahyo dengan cara sensual, menciumnya dan kemudian berbisik.
“Gak apa-apa, sayang. Kita akan keluar rumah, cari klub yang asyik punya, minum, dansa.”
“Aku rasa sih....”
“Kamu pernah threesome gak?”
“Bertiga?” Cahyo terlonjak kaget. “Nggak.”
“Kesian banget kamu ini. Emang kamu pikir aku hanya peduli makan malam dan dansa? Aku juga suka wanita, tau gak? Jadi, yuk kita pergi ke salah satu klub, pilih salah satu yang kita mau, dan bawa ke sini,” mata demon Evie berbinar nakal.
Cahyo tercengang.
“Aha, aku anggap itu adalah ya,” katanya genit. “Cepet ganji baju.”
Sepuluh menit Cahyo sudah menyetir mobilnya sedikit ke luar kota, menuju country club yang dia kenal.
“Kamu yakin dengan apa yang kita akan lakukan?” tanya Cahyo.
“Tentu. Aku bisa memberikan kesenangan apa pun yang kamu mau, cinta.”