Dorian menutup tirainya, menyelubungi kantor itu dengan kegelapan, lalu duduk.
Dia memegang bola kristal itu di tangan kirinya sambil menyentuh bagian atasnya dengan telapak tangan kanannya. Ketika dia mengelus-elus bola kristal itu berulang kali, dia terus melantunkan dengan lembut.
Bintik-bintik cahaya berangsur-angsur bersinar di dalam bola kristal itu dan mulai bersinar dengan lebih terang dan semakin terang lagi, menjadi semakin jelas, seolah-olah bintang-bintang di langit malam memancarkan cahaya mereka.
Sering digunakan untuk menentukan arah takdir, bintang-bintang dalam lintasan kehidupan seseorang muncul satu demi satu, membentuk sebuah astrolab tiga dimensi dengan banyak wahyu dari dunia roh yang menyerupai berbagai simbol.
Dorian Gray akhirnya berhenti dan mempelajarinya.