Menghirup udara dengan sangat banyak, kemudian menghembuskannya sangat kasar, Awana melakukannya untuk megosongkan perasaannya yang terasa begitu berat itu.
"Berikan aku nomor ponselmu, aku akan menghubungimu sebentar, bagaimana jika kita pergi ke kantor polisi dan kau ceritakan apa yang terjadi," kata Awana berusaha untuk membujuk pria itu untuk ikut dengannya, agar mendapatkan keterangan yang jelas.
"Apa kau punya saingan cinta?"
"Saingan tentu banyak, siapa yang tidak menyukainya. Karena kami belum halal, aku tidak bisa terlalu sering dekat-dekat dengannya,"
"Lagi pula kami masih sekolah,"
"Apa yang akan kau lakukan, jika apa yang kau pikirnya tentangnya, tidak sesuai,"
"Apa maksudmu?" tanya Andreas, pada Awana menatap manik mata gadis di depannya dengan pertanyaan yang tidak dia mengerti.
Pria itu mengepal erat tangannya, seakan apa yang ada di pikiran Awana selaras dengan pikirannya, membuatnya begitu khawatir dengan apa yang akan terjadi.