Ketika keduanya mendatangi kamar ibunya Gin, ternyata Beliau sedang terkapar tak sadarkan diri di lantai dengan ada darah di sana dan sini, terutama di mulut Beliau.
"Ibu! Ibu!" Gin panik seketika melihat kondisi ibunya.
Ren juga bergegas maju ke ibunya Gin dan segera memasukkan pilnya ke mulut Beliau.
Bersama Gin, Ren mengangkat tubuh ibunya Gin ke atas kasur. Dia lekas mengalirkan energi cakra dia ke pergelangan tangan Beliau untuk memberikan penyelamatan darurat.
Ketika sedang dalam situasi gawat demikian, muncul kakaknya Gin melongok ke dalam kamar. "tu motor siapa di luar, Gin? Hm?" Dia segera kerutkan kening ketika melihat Ren di sana. "Siapa dia?"
"Dia teman sekolahku, Bang. Yang akan menyembuhkan ibu." Gin menjawab kakaknya dengan nada malas-malasan. Dari sini, terlihat bahwa mereka tidak dekat satu sama lain.
Ren terus terpejam dan berkonsentrasi penuh.