ดาวน์โหลดแอป
2.94% One Night Accident / Chapter 11: MIMPI

บท 11: MIMPI

Ayu bangun saat merasa tangannya terasa kaku karena jarum infus yang ditancapkan di lengannya. Dilihatnya ke bawah, Kakaknya yang tertidur pulas di samping tempat tidur. Lalu dilihat sekelilingnya, putih semua. Oh ... ini pasti rumah sakit.

"Mas ..." Ayu memanggil David sambil menggerakkan tangannya dan mengusap rambut David.

"Ayu? Sudah bangun? Ada yang sakit?" Wajah David terlihat kusut.

Ayu menggeleng. "Aku kenapa mas?"

"Kamu pingsan, karena kemarin pendarahan." Setelah berkata begitu, David menekan tombol memanggil Dokter. Tak berapa lama, seorang dokter pun muncul dan David segera bergeser.

"Gimana dok?"

"Mbak Ayu sudah membaik. Cuma, lain kali, kalau 'maen' jangan terlalu kasar ya Pak. Pelan-pelan, kasihan istrinya. Lalu, untuk tiga hari ke depan, Mbak Ayu harus istirahat total," Kata Dokter tersenyum menyindir David.

"Saya bukan suaminya dok. Saya Kakaknya."

"Oh, maaf kalau begitu. Saya pikir suaminya." David tersenyum memaklumi.

"Karena sudah sadar dan baikan boleh saya bawa pulang dok?"

"Boleh saja, asal sampai rumah benar-benar istirahat."

"Baik dok." Dokter itu tersenyum, lalu keluar dari ruang rawat Ayu.

Karena memang tidak membawa apa pun, David langsung mengurus administrasi dan membawa Ayu pulang.

Ayu sungguh terkejut sewaktu dibawa ke sebuah Mansion yang sungguh besar dan terlihat mewah. Hanya berlantai dua, tapi Ayu tahu luasnya lebih dari satu hektar.

"Ini rumahmu Mas?" tanya Ayu takjub.

"Yups. Mas memang di usir dari rumah, tapi Mas bukan gembel."

"Iyalah, mana ada gembel punya rumah sehebat ini. Ayu boleh tinggal di sini Mas?"

"Mas bawa kamu kemari, supaya kamu tinggal dengan Mas. Ngapain kamu tinggal di apartemen sempit gitu? Gak berkelas banget tahu gak?!"

"Ck ... ck ... sombong! Biar sempit, aku beli dari hasil tabunganku sendiri."

"Sudah. Kamu istirahat aja. Nanti akan ada pelayan nganterin makan dan menyiapkan semua keperluanmu."

"Liz!!" teriak David.

"Iya, Tuan."

"Ck!! Sudah berapa kali aku bilang, jangan panggil Tuan. Panggil namaku saja."

"Tapi Tuan, itu tidak sopan."

"Kenapa? Karena kamu pembantu dan aku majikan?" Lizzz mengangguk.

"Aku ini apa? Manusia! Kamu juga manusia kan? Jadi kita sama-sama manusia. So, panggil namaku saja, David, oke?!"

"Iya Tu-... Eh?! ...David."

"Okay, Liz. Antar adikku ke kamarnya dan penuhi semua kebutuhannya. Pastikan dia istirahat total selama tiga hari. Aku mau keluar sebentar. Oh iya, aku sedang tidak memegang uang cash, jadi kamu pakai ini dulu buat belanja kebutuhan rumah atau apa pun itu." David menyerahkan sebuah kartu gold kepada Liz dan langsung keluar lagi dari dalam rumah.

Ayu melongo heran, baru kali ini dia lihat ada majikan memberikan kartu kredit ke pembantunya. Pasti Liz ini orang yang sangat dipercaya, batinnya.

"Mari Non, saya antar ke kamar." Ayu tersenyum dan mengikuti Liz.

"Liz, kamu sudah lama kerja dengan Mas David?"

"Kalau kerja di rumah ini sudah dua tahunan. Tapi kalau kenal dengan Tuan David, baru sebulan ini Non."

"Sebulan?! Lantas, selama ini siapa yang menempati rumah ini?"

"Tidak ada, Non. Waktu saya mulai kerja di sini, rumah ini seperti baru selesai dibangun. Saya dan adik saya, cuma bertugas merawat dan menjaganya saja." Liz mulai menaiki anak tangga diikuti Ayu.

"Berapa umurmu, Liz?"

"Saya 23 tahun, Non. Kalau adik saya, masih 17 tahun, dia baru berangkat sekolah tadi. Walau dia masih sekolah tapi Non tak usah khawatir. Dia selalu mengerjakan pekerjaannya dengan benar, kok"

"23? Berarti lebih tua kamu dong. Aku saja baru 20. Ya udah mulai sekarang kupanggil Mbak Liz aja, ya?"

"Terserah Non saja. Ini kamarnya Non. Silakan." Ayu memasuki kamar dengan desain interior serba pink. Lengkap dengan sprei bergambar anime lucu. Ternyata David masih masih mengingat kesukaannya.

"Bagaimana Non? Suka? Kalau ada yang kurang, bilang saja. Nanti saya perbaiki."

"Ini bagus kok Mbak Liz. Saya suka. Lebih baik, saya mandi dulu, Mbak. Setelah itu, saya akan beristirahat."

"Baiklah. Kalau begitu, saya permisi. Tapi sebelumnya, Non mau makan apa untuk sarapan? Biar saya antar kemari."

"Mbak bisa bikin bubur ayam? Kalau gak bisa, tolong beliin aja, ya?"

"Saya bisa Non, tapi mungkin agak lama. Kalau Non mau cepat, kebetulan di depan kompleks ada yang berjualan bubur ayam."

"Ya udah, beli aja Mbak, dari pada lama."

"Baik Non, saya permisi."

Ayu langsung menuju kamar mandi dan membersihkan diri. Dia keluar hanya menggunakan handuk karena tak membawa baju ganti. Iseng, dia membuka lemari dan jreng jreng!! Ternyata lemarinya penuh dengan berbagai model baju yang tentu saja kebanyakan pinky dan sangat girly. Benar-benar kesukaannya. Bahkan bra dan celana dalamnya pun bermerek dengan berbagai model. Ada yang bergaris-garis, renda, sampai ada yang hanya menutupi puting dan Miss V-nya saja. Eww!! Ayu tak mungkin berani memakai itu. Tapi thanks for Mas David, yang sudah menyediakan semua itu.

Ayu mencoba pakaian yang ada didalam lemari, dan semuanya dia suka. Hingga akhirnya, dia hanya memakai hot pantas dan kaus agak kebesaran dengan gambar cewek imut di depannya. Persis anak SMA. Lalu dia merebahkan tubuhnya ke ranjang yang super empuk. Ayu jadi bertanya-tanya sendiri, seberapa kaya Kakaknya itu hingga dia tertidur lelap.

Yang di kerjakan Ayu hanyalah tidur dan baru bangun ketika waktu makan, lalu mandi. Ia lalukan itu seharian penuh. Hingga malam, David belum pulang. Dari pada Ayu bosan, akhirnya ia memilih tidur lagi. Tidak enak hati merecoki Liz terus sedari tadi. Karena Ayu tahu, Liz punya banyak pekerjaan yang harus di selesaikan.

Belum lama terlelap Ayu merasa ada yang menimpa tubuhnya dan menciuminya. Hingga akhirnya Ayu membuka matanya lebar saat sesuatu menempel di bibirnya. Laki-laki yang kemarin malam mengambil keperawanannya, sekarang di atasnya dan sedang sibuk menjilati lehernya. Ayu tahu ini salah. Tapi entahlah, ini terlalu nikmat untuk dilewatkan. Hingga akhirnya, Ayu hanya bisa mendesah dan menjerit pasrah merasakan tubuhnya dijamah sekali lagi oleh lelaki yang sama.

Ayu merasa sangat mengantuk ketika semuanya selesai dan langsung tertidur pulas.

Sinar matahari pagi membangunkan Ayu dari tidur lelapnya. Dia merasa ada tubuh di sebelahnya. OMG!! Jangan-jangan, yang semalam nyata. Dengan cepat, Ayu menengok ke samping dan langsung mengembuskan napas lega. Ternyata yang di sampingnya adalah mas David, Kakaknya. Berarti semalam dia mimpi. Mimpi yang sangat erotis. Dia bahkan bisa merasakan kewanitaannya yang agak basah.

Ayu langsung bangun dan pergi ke kamar mandi. Takut Kakaknya menyadari kalau semalam dia habis mimpi basah. Kan malu.

Saat membuka bajunya, Ayu terkejut melihat badannya yang penuh tanda merah. Apa dia punya alergi??? Tapi bekasnya sama seperti kissmark. Ayu tak memedulikan itu. Toh tidak gatal atau panas seperti alergi pada umumnya. Lagian tubuhnya juga terasa sehat. Bahkan tak tahu kenapa, dia merasa bersemangat dan berenergi.

Saat keluar dari kamar mandi kakaknya sudah tidak ada. Akhirnya Ayu memilih turun ke bawah untuk sarapan. Ketika sampai di bawah ternyata David sudah mandi dan sedang menunggu sarapan yang di buatkan oleh Lizz.

"Non mau sarapan apa?" Liz bertanya pada Ayu ketika sudah duduk di sebelah David.

"Samain ama Mas David aja."

"Baik, tunggu sebentar Non." Ayu tersenyum membalas ucapan Liz lalu melihat Kakaknya yang sedari tadi terus memperhatikannya.

"Kenapa sih Mas?" tanya Ayu heran.

"Ha ...?" David yang awalnya bengong, jadi bingung mendengar pertanyaan Ayu. Otak David sebenarnya masih mencerna kejadian semalam. Dia sudah bertanya pada pengawal bahkan memeriksa CCTV, tapi cowok yang di kamar Ayu semalam tetap jadi misteri. Entah siapa dan apa tujuannya. Bahkan dari mana dia masuk dan keluar, tak ada yang tahu. Maka dari itu, David waspada dan memilih tidur di kamar Ayu. Khawatir kalau ternyata cowok itu balik lagi.

"Ngapain lihatin Ayu mulu?"

"Gak papa kok. Cuma gak nyangka aja, setelah dewasa, kamu jadi cantik."

"Apaan sih, Mas? Mas engak beneran naksir aku, kan?"

David tertawa mendengar pertanyaan dari Ayu. "Ya enggaklah. Ngaco! Pede banget. Selera Mas tuh, cewek tinggi Dek."

"Kayak ada yang mau aja," cibir Ayu.

"Eitssss, mau dikasih daftarnya? Bahkan waktu masih SMA, kamu juga tau, kalau Mas-mu ini laris."

Ayu ingin mendebat tapi percuma, Kakaknya memang laris kayak tangtop gocengan.

Setelah selesai sarapan Ayu ingin sekali jalan-jalan. Mumpung ada Kakaknya yang bayarin. "Mas kerja gak?"

"Bentar lagi. Kalau pengen."

"Ha?! Kalau pengen?"

"He-em. Mas Bossnya. Kalau pengen, ya kerja. Kalau males, ya serahin aja ke anak buah. Simple."

"Ya udah, kalau gitu ajak Ayu jalan-jalan dong."

"Mau ke mana?"

"Ke Mall aja. Ayu pengen karaokean."

David mengangguk dan berujar, "Ya udah ganti gih bajunya."

"Yeyyyyy jalan-jalan!!" Ayu langsung berlari menaiki tangga menuju kamarnya. Tak sampai sepuluh menit kemudian, Ayu sudah turun dengan celana jeans panjang dan kaus warna pink kesukaannya. "

"Yaelah Dek. Kamu itu sudah 20 tahun, tapi dandanan masih kayak bocah."

"Whatever!! Yuk, jalan!"

David mengembuskan napasnya pasrah. "Berasa jalan ama cabe-cabean nih." David menggerutu sambil berjalan menuju garasi.

Saat Ayu melihat ke dalam garasi, kedua matanya terbelalak. Amazing!!! Benar-benar luar biasa!!!!! Mata Ayu nyaris melompat keluar, saat melihat isi garasi mobil Kakaknya. Puluhan mobil mewah, yang pastinya mahal banget, berjejer rapi. Bahkan ada beberapa yang langka dan limited edition.


next chapter
Load failed, please RETRY

ของขวัญ

ของขวัญ -- ได้รับของขวัญแล้ว

    สถานะพลังงานรายสัปดาห์

    Rank -- การจัดอันดับด้วยพลัง
    Stone -- หินพลัง

    ป้ายปลดล็อกตอน

    สารบัญ

    ตัวเลือกแสดง

    พื้นหลัง

    แบบอักษร

    ขนาด

    ความคิดเห็นต่อตอน

    เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C11
    ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
    • คุณภาพงานเขียน
    • ความเสถียรของการอัปเดต
    • การดำเนินเรื่อง
    • กาสร้างตัวละคร
    • พื้นหลังโลก

    คะแนนรวม 0.0

    รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
    โหวตด้วย Power Stone
    Rank NO.-- การจัดอันดับพลัง
    Stone -- หินพลัง
    รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
    เคล็ดลับข้อผิดพลาด

    รายงานการล่วงละเมิด

    ความคิดเห็นย่อหน้า

    เข้า สู่ ระบบ