ดาวน์โหลดแอป
33.33% Obsession (Mushoku Tensei Fanfiction) / Chapter 2: Bab 2

บท 2: Bab 2

Nara berjalan sambil menikmati pemandangan yang terpampang di sepanjang jalan, sesekali berpapasan dengan para petani gandum yang berangkat menuju lahan mereka. Mereka semua sangat ramah. Mungkin karena tenaga medis sangat jarang disini. Jadi keberadaannya sangat di agungkan. setelah mengetahui bahwa Nara adalah seorang penyihir Healer, mereka sangat menghormatinya.

Setelah beberapa saat, diujung jalan sudah terlihat rumah penduduk yang semakin memadat. itu adalah balai yang terletak dipusat desa. Banyak sekali kegiatan penduduk yang berpusat disana, mulai dari pasar, pusat kesehatan, penginapan dan bahkan guide petualang ada disana. Itulah mengapa semakin mendekati balai semakin padat pula rumah penduduk disini.

"selamat pagi"

Sapa Nara saat memasuki bangunan kayu dengan papan nama bergambar simbol ular. Namun tidak seperti yang Nara harapkan, dari dalam ruangan berlari seorang perawat yang Nara kenal bernama Lionor.

"selamat pagi, Nara, untunglah kamu datang hari ini, ada keadaan darurat, cepat ikut aku!!" ucap Lionor dengan gupuh saat melihat Nara datang.

"tenanglah, ada apa?"

"pagi ini beberapa orang datang kemari, sepertinya mereka adalah para kesatria dari kerajaan, beberapa diantaranya terluka ringan namun salah seorang dari mereka, hidupnya sedang berada diujung tanduk sekarang ini" jelas Leonor sesingkat mungkin.

"kesatria kerajaan? bagaimana mereka bisa sampai kemari?"

"Entahlah, kami belum sempat mengobrol? Nyonya Zenith sedang berusaha mengobatinya sekarang ini, namun lukanya terlalu mengerikan, ini sudah lebih dari satu jam, aku takut energi sihir Nyona Zenith tidak mampu bertahan" ucap Lionor yang semakin berbisik saat membuka pintu didepannya.

"Aku mengerti" Jawab Nara seraya memberi anggukan.

....

Didepanku sekarang ini sesosok wanita  dengan rambut pirang sedang merapal sihir pada pria yang terbaring diranjang, mereka berdua dikelilingi sekitar 6 orang pria dengan pakaian ala ala kesatria kuno.

"nyonya bagaimana keadaannya?" tanyaku pada Zenith yang sedang fokus merapal, namun belum sempat aku mendekat sebilah pedang menghalangi jalanku dengan bunyi singg.

"jangan mendekat" ucap salah seorang pria dengan nada mengancam.

"saya salah satu perawat di apotek ini yang juga pengguna sihir healer" kataku seraya tersenyum ramah pada pria berkulit gelap berbadan gagah itu. Jujur pria ini masuk list fantasiku didunia sebelumnya. Pria berkulit hitam selalu memiliki belalai besar.

"jika kita menunggu lebih lama lagi, saya tidak yakin pria itu dan nyonya saya dapat bertahan" tambahku lagi saat melihat keraguan dimata pria itu.

Dengan bunyi singh. Pria itu memasukkan pedangnya kembali lalu memberi jalan.

"nyonya beristirahatlah" kataku pada nyonya Zenith dengan anggukan seolah berkata percalah padaku.

"pria ini tidak akan bisa bertahan lagi, bertahanlah sampai aku memanggil suamiku". Bisik nyonya Zenith sepelan mungkin saat berjalan melewatiku.

Aku tahu maksud nyonya Zenith, jika pria ini tidak bisa bertahan itu akan jadi masalah besar bagi desa ini. Aku cukup terkejut dengan hierarki didunia ini, alangkah semena-menanya perilaku para bangsawan.

tanpa berpikir panjang, aku mengeluarkan gunting dari ruang ajaib. menggunting pakaian pria itu lalu membukanya. Luka besar bekas cakaran binatang buas terpampang disana.

Merobek bagian perut sampai dadanya dengan tiga luka panjang yang memperlihatkan bagian organnya.

Setelah melakukan diagnosis sebentar pada bagian perut aku menggunting celana pria itu untuk melihat tulang kakinya yang sepertinya bermasalah. Benar saja itu patah dan sedikit bergeser.

Melihat luka yang diderita pria ini, pantas saja nyonya Zenith berkata jika pria ini tidak dapat bertahan. Ilmu kesehatan didunia ini sangat bergantung pada sihir itulah kenapa perkembangannya sangat lambat.

Aku mengambil kotak perlengkapanku dari ruang ajaib. Aku membuatnya beberapa minggu lalu di tempat penepa benda sihir. Itulah bagaimana aku mengenal tuan Jake dan mengagumi tubuhnya.

Setelah mengambil suntikan aku mengisinya dengan cairan anastesi, lalu menyuntikannya pada pria itu, karna lukanya sangat besar aku harus melakukan anastesi menyeluruh yang membuat pria itu tertidur pulas.

Setelah itu aku mengambil penjepit dan memeriksa apakah ada kotoran yang tertinggal didalam perut pria ini. memasukkan kembali organ dalam pria itu yang tadi keluar sedikit lalu menjahitnya.

"Heal" rapalku yang diarahkan pada organ yang baru saja ku jahit. Benar saja itu sembuh dengan cepat setelah itu aku membersihkan 3 luka besar di perutnya dengan alkohol lalu melakukan hal yang sama seperti tadi. Menjahit, merapal, melepas benang lalu merapal lagi.

Bagian perut selesai, itu sembuh total tanpa meninggalkan bekas sedikitpun. sekarang aku beranjak ke arah kaki pria itu, aku tidak tahu cara merapal sihir untuk kaki yang patah jadi aku hanya merawatnya seperti yang kulakukan dibumi. Memposisikan tulang yang patah. lalu menyangganya dengan papan. Terakhir mengikatnya dengan kuat. Memastikan jika tidak akan bergeser lagi. Beruntung pria itu masih tertidur jadi dapat diselesaikan lebih cepat.

Setelah semua selesai aku meminumkan ramuan penambah darah untuk pria itu karna dia kehilangan banyak darah.

Akhirnya selesai..

"hehhhh" aku menarik napas panjang setelah semua selesai, pekerjaan yang menggunakan kerja otot memang melelahkan tapi pekerjaan yang membutuhkan fokus dan ketelitian itu jauh lebih melelahkan.

....

Enam pemuda yang berada di dalam diruangan terkejut dengan metode penyembuhan yang belum pernah mereka lihat itu. Mereka cukup sadar bahwa luka tuan mereka terlalu besar untuk disembuhkan dengan sihir healer.

Mereka belum pernah melihat orang menggunakan benda-benda aneh seperti yang digunakan wanita didepan mereka. Tapi metode yang digunakan wanita ini sedikit mirip dengan apa yang dilakukan dokter kerajaan.

Biasanya jika menemui luka yang besar, dokter kerajaan akan mengoleskan ramuan lalu menerapkan sihir healer sedikit demi sedikit sampai luka besar itu menutup. Tapi itu tidak selalu berhasil.

Melihat Nara yang sudah selesai mengobati tuan mereka, pria berkulit hitam yang merupakan pemimpin kelompok itu bergegas menuju Nara.

Nara yang sedang minum melihat pria itu mendekat berbicara spontan.

"Luka diperut tuanmu sudah sembuh total tapi untuk kakinya yang patah aku tidak tahu sihir apa yang harus dirapal. Aku baru membangkitkan inti manaku 1 bulan yang lalu"

"Tapi aku dapat yakin jika dalam waktu 1 bulan, penyangga kaki tuanmu sudah bisa dilepas dan setelah tiga bulan dia dapat berjalan normal. Pastikan saja bahwa kakinya yang patah tidak bergeser !!". tambah Nara sambil melanjutkan meminum air ditangannya.

"Tuanmu kehilangan banyak darah, aku sudah memberinya ramuan penambah darah tapi karena dia kehilangan terlalu banyak, dia harus meminum ramuan ini 1 kali sehari selama seminggu".

Nara berbicara panjang lebar tanpa membiarkan pria hitam didepannya menjawab.

Sebenarnya dia masih sedikit jengkel dengan kejadian tadi. Setelah memberi penjelasan panjang lebar dan tanpa menunggu respon, Nara akhirnya keluar dari kamar itu sambil membawa keranjang yang tadi dia bawa.

Saat keluar dari pintu kamar, dia melihat dia melihat nyonya Zenith, Paul serta pembantunya Lilia masuk. Mereka membawa persenjataan lengkap dengan baju zirahnya. Dibelakangnya ada kepala desa dan kerumunan warga yang datang berbondong.

( -_-") oh sial... Dia melupakan ucapan nyonya Zenith tadi..

"Nara, dimana mereka? Sekarang... kita siap melawan" teriak nyonya Zenith dengan wajah merah padam.

"nyonya ... sudah... Sekarang sudah baik baik saja " Nara berkata gopoh karna melihat banyak orang yang datang, terprofokasi oleh teriakan nyonya Zenith.

"apa katamu? Bagaimana bisa? Nara, dengarkan aku... mereka berani mengacungkan pedangnya pada kita. Kita tidak akan tinggal diam jika desa kita diinjak injak!" teriak nyonya Zenith yang menimbulkan sorakan para penduduk dibelakangnya.

Nara semakin panik, karena para penduduk yang bersorak itu ternyata juga membawa senjata, milai dari sabit, cangkul hingga ada yang membawa kapak.

Gawat, jika ini berlanjut desa mereka akan benar benar di ganyang para bangsawan. Pikir Nara.

"Nyonya, aku sudah berhasil mengobatinya, sekar...". belum sempat Nara menyelesaikan kata-katanya. Dari pintu dibelakangnya keluar sosok pria berkulit hitam yang tadi mengarahkan pedang padanya.

Pria itu keluar lalu berhenti disamping Nara kemudian berlutut pada Zenith dan para penduduk.

.

.

.

....


next chapter
Load failed, please RETRY

สถานะพลังงานรายสัปดาห์

Rank -- การจัดอันดับด้วยพลัง
Stone -- หินพลัง

ป้ายปลดล็อกตอน

สารบัญ

ตัวเลือกแสดง

พื้นหลัง

แบบอักษร

ขนาด

ความคิดเห็นต่อตอน

เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C2
ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
  • คุณภาพงานเขียน
  • ความเสถียรของการอัปเดต
  • การดำเนินเรื่อง
  • กาสร้างตัวละคร
  • พื้นหลังโลก

คะแนนรวม 0.0

รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
โหวตด้วย Power Stone
Rank NO.-- การจัดอันดับพลัง
Stone -- หินพลัง
รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
เคล็ดลับข้อผิดพลาด

รายงานการล่วงละเมิด

ความคิดเห็นย่อหน้า

เข้า สู่ ระบบ