ดาวน์โหลดแอป
43.78% My Teacher My Husband / Chapter 81: Ch. 81

บท 81: Ch. 81

"Tadi tergores tepi pintu bilik toilet." Jawab Suzy cepat. Mengangguk kilat saat alasan konyol paling masuk akal itu terucap begitu saja dari mulutnya. Jenius sekali bukan.

"Tergores? Ini lebih mirip seperti cakaran kuku Suzy." Ujar Sehun tak percaya. Menatap mata Suzy dan menemukan secuil kebohongan disana. "Kau berbohong sayang." Nada Sehun terdengar kecewa. Melepaskan tangkupan tangannya pada  pipi Suzy dan merebahkan tubuhnya di atas ranjang.

"Sehun, jangan salah paham. Ku mohon, aku hanya tak ingin membuatmu khawatir. Sungguh." Sergah Suzy cepat. Mengguncang bahu Sehun yang sudah menutup matanya untuk segera menemui alam mimpi.

Oh ayolah, Suzy tak bermaksud seperti itu, kalian tau bukan? Suzy itu gadis baik hati yang lemah lembut. Terkecuali pada Taeyon dan antek-anteknya.

"Sehuuuun." Suara Suzy mulai mendayu-dayu. Mengguncang bahu Sehun lalu menepuk-nepuk pipi suaminya itu. Berharap pemuda itu terjaga dan memaafkannya. Simpel bukan?

Sret.

Suzy terkejut bukan main. Bagaimana tidak, tiba-tiba saja Sehun membuka matanya dan memegang kedua bahu Suzy. Tatapan mata Sehun itu luar biasa tajam dan jujur saja, Suzy sedikit takut.

Bugh.

Suzy makin tak karuan saat Sehun membaringnya tubuh gadis itu di atasnya. Jadi kepala Suzy tepat berada di dada bidang Sehun. Oh ya ampuuun! Bisa kalian bayangkan?! Bahkan bunyi degup jantung Sehun dapat terdengar jelas oleh Suzy.  Sangat jelas!

"Sehun." Cicit Suzy. Meremas piyama bagian pinggang Sehun dengan wajah yang memerah sempurna. Luar biasa!

"Kau semakin membuat suamimu ini khawatir Suzy." Ujar Sehun. Mengusap kepala Suzy lalu menarik selimut untuk menutupi tubuh mereka.

"Sehun, bagaimana jika dadamu sakit?" Tanya Suzy khawatir, sebenarnya jantungnya sudah berdegup tak karuan jika kalian ingin tau.

"Tidak akan. Sekarang tidurlah." Ujar Sehun. Memeluk tubuh Suzy lalu mengusap punggung serta kepala gadis itu agar lebih nyaman.

Sehun pengertian bukan? Ya! Sangat!

"Ya ampun tuhan, terima kasih karna sudah mengirim malaikat baik hati ini padaku. Terima kasih sudah mengirim Sehun yang begitu pengertian padaku. Terima kasih." Suzy membathin bahagia seraya memejamkan matanya.

**

Sret.

Buk.

"Ck! Apa?" Desis Suzy saat ia rasa bahunya sakit karna membentuk dinding di belakangnya.

"Heh. Kau merasa sangat cantik hingga bisa melawanku?" Taeyon. Gadis itu adalah Taeyon. Manusia sialan yang selalu mengganggu hidup Suzy akhir-akhir ini.

"Di banding denganmu? Tentu saja. Dari segi mana pun aku lebih cantik dari pada dirimu! Kau sangat tau itu!" Ujar Suzy santai. Bersedekap dada lalu menatap Taeyeon jengah.

"Ooh, merasa berkuasa karena Sehun ada di belakangmu?" Tanya Taeyon dengan seringainnya.

"Tentu tidak, berkuasa pun Sehun memang ada urusannya denganmu?" Tanya Suzy balik. Mendorong bahu Taeyon lalu mencibir saat ia lihat Taeyon yang mulai naik darah karena ulahnya.

"Kau benar-benar tak tau diri!" Marah Taeyon dan mengeluarkan gunting dari balik punggungnya. "Seperti sedikit pelajaran pada wajahmu bisa membuatmu lebih tau diri." Desis Taeyon. Mengarahkan ujung gunting kewajah Suzy lalu menekannya. Beruntung Suzy cepat mengelak, jika tidak? Habis sudah wajah cantiknya.

Prang.

"Apa masalahmu sialan?!" Maki Suzy tak terima saat ia rasa hanya dirinya yang menjadi bahan bulan-bulanan Taeyon tak tau malu itu.

Krash.

"Tidak dengan gunting, kuku milikku masih bisa." Ujar Taeyon dan mendecih tak suka lalu keluar dari toilet. Meninggalkan Suzy yang meringis perih merasa sakit pada pipinya.

"Sialan! Lihat kau!" Gumam Suzy, mengambil tisu dan plaster dari tasnya. Bersyukur jika dia siap siaga selalu.

**

"Oi Suzy." Teriak Baekhyun saat ia lihat Suzy di gerbang. Baru keluar dari mobil yang mereka yakin ada Sehun di dalam sana. Jelas saja, saat Suzy merunduk dan mendapat kecupan manis di bibir oleh suaminya.

"Cih tak ada hari tanpa pamer kemesraan." Decak Jiyeon.

"Yang masih betah menyendiri diam saja!" Sungut Baekhyun, menggeplak lengan Jiyeon lalu berlari menyambut Suzy.

"Pagi Suzyyyyy! Aku ada berita hangat yang baru saja keluar dari penggorengan untukmu." Seru Baekhyun bahagia. Menggandeng lengan Suzy dengan senyuman manis miliknya.

"Jadi beg-"

"Waktu itu yang di kantin siapa Kai?" Tanya Jiyeon penasaran. Membuat semua mata kini tertuju pada Kai yang hanya mampu menghela nafas.

Baekhyun juga menghela nafas tanpa mereka sadari, baru pagi hari dan mereka para teman-temannya sudah mencari masalah semua? Bosan hidup?

"Entah." Singkat, padat, dan jelas.

"Apa katamu?!" Geram Jiyeon tak terima. Mengepalkan tangannya dan menunjuk wajah Kai dengan telunjuknya.

"Ok ok, mereka memang suruhan ayahku!" Jawab Kai pasrah. Lagi pula tatapan mata Jiyeon itu mengerikan. Bisa mati Kai jika lama-lama seperti itu.

Mereka semua melongo, suruhan ayah Kai? Untuk apa? Apa Kai itu calon presiden hingga harus dikawal sebegitu ketatnya? Atau Kai itu calon penerus kerajaan luar angkasa?

"Untuk apa?" Tanya Chanyeol yang mulai tertarik dengan topik pembicaraan tiba-tiba ini.

"Entahlah." Jawab Kai lagi. Pagi ini sepertinya kurang cerah menurut Kai, lihat saja wajahnya yang menggelap itu. Kusam.

"Dia anak pemilik kampus." Ujar Baekhyun tiba-tiba. Menunjuk wajah Kai lalu memicingkan matanya. Lalu tak lama setelah itu ia mendengus keras seraya menghentakan kaki kesal.

"Kalian membuatku kesal! Baru pagi-pagi dan kalian sudah menyela ucapanku! Dan sekarang?! Kalian tidak bertanya jika aku tau dari mana?" Teriak Baekhyun heboh. Merengut lalu pergi begitu saja.

Satu detik.

Dua detik.

Tiga detik.

Emp-

"YA!! BYUN BAEKHYUN!!" Teriak Jiyeon, berlari menyusul Baekhyun yang sudah masuk kedalam gedung universitas.

**

"Baek." Panggil Suzy berbisik. Menyenggol kecil lengan Baekhyun lalu meliriknya.

"Berhenti bicara sebelum dosen tua itu melihat kita!" Sungut Baekhyun yang nampaknya masih kesal karena insiden tak sengaja tadi pagi.

Bahkan makhluk mungil itu tak menggubris ucapan teman-temannya tadi pagi. Masih sangat kesal tentu saja.

"Baekbek! Jangan merajuk, kau membuatku galau." Rengek Suzy tak karuan. Menusuk-nusuk pipi berisi Baekhyun dengan ujung penanya. Jelas sekali jika gadis itu sedang mencari mati sekarang.

Tuk...

Tuk...

Suzy mengeryit heran, entah siapa yang mencolek-colek bahunya dari belakang yang jelas itu mengganggu Suzy sekali.

Menghela nafas kecil, Suzy menoleh ke belakang dan lihat, apa yang dia dapat!

Eunji!

Sehun lovers dari dinasti entah berantah yang terobsesi sekali pada suaminya.

Dengan malas Suzy mengangkat sebelah alisnya, terlalu malas untuk mengeluarkan suara emasnya guna menanyakan kenapa gadis tak jelas di belakangnya ini mencolek-coleknya.

Seringaian kecil Suzy dapatkan beserta bonus selembar kertas kecil bewarna biru muda.

Surat cinta?

Oh tidak! Suzy masih normal!

Dengan helaan nafas kecil ia mengambil kertas tersebut dan kembali pada posisi awalnya. Sedikit penasaran maka dari itu ia membuka lipatan kertasnya dan membaca deretan kalimat disana.

Bagaimanapun caranya, aku akan merebut Sehun darimu! Karena apa? Karena Sehun memang ditakdirkan untukku!

TBC

SEE U NEXT CHAP

THANK U

DNDYP


next chapter
Load failed, please RETRY

สถานะพลังงานรายสัปดาห์

Rank -- การจัดอันดับด้วยพลัง
Stone -- หินพลัง

ป้ายปลดล็อกตอน

สารบัญ

ตัวเลือกแสดง

พื้นหลัง

แบบอักษร

ขนาด

ความคิดเห็นต่อตอน

เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C81
ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
  • คุณภาพงานเขียน
  • ความเสถียรของการอัปเดต
  • การดำเนินเรื่อง
  • กาสร้างตัวละคร
  • พื้นหลังโลก

คะแนนรวม 0.0

รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
โหวตด้วย Power Stone
Rank NO.-- การจัดอันดับพลัง
Stone -- หินพลัง
รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
เคล็ดลับข้อผิดพลาด

รายงานการล่วงละเมิด

ความคิดเห็นย่อหน้า

เข้า สู่ ระบบ