ดาวน์โหลดแอป
26.48% My Teacher My Husband / Chapter 49: Ch. 49

บท 49: Ch. 49

Hari H. Dimana Suzy dengan santainya berjalan membawa ponsel dan sesekali tertawa. Disaat semua siswa sibuk membaca buku sambil berjalan, makan, dan menggeledah tas mereka.

Hanya dia yang terlihat santai badai hati ini. Tertawa lirih dan tersenyum manis.

Luar biasaaaaa.

"Kau sudah belajar?" Tanya Daehyun yang tiba-tiba sudah ada di depannya.

"Terima kasih sudah bertanya, dan jawabanku adalah.. sudah." Ujar Suzy santai. Merangkul pundak Daehyun dan tertawa kecil.

Semenjak kejadian waktu itu, insiden yang hampir saja membunuhnya. Ia dan Daehyun sangat dekat sekarang. Hanya dalam artian 'teman dekat' tidak lebih. Daehyun sudah mengatakan bahwa ia tidak akan mengejar Suzy lagi, karna apa? Karna menurutnya itu sangat menyakitkan.

"Daehyun?" Ujar Sehun. Sedikit heran melihat anak muridnya itu datang ke rumahnya dengan keadaan basah kuyup. Kedinginan, dan juga bibir yang bergetar. Pucat.

"Aku ingin bicara sesuatu." Ujarnga santai. Mengabaikan rasa dingin yang saat ini tengah memeluk erat tubuhnya.

"Masuklah." Ajak Sehun. Membuka lebar pintu rumahnya, sedikit iba melihat siswanya yang sedang berdiri saat ini.

"Tidak usah Mr. Aku hanya akan bicara sebentar." Ujar Daehyun. Menarik nafasnya pelan lalu menutup matanya. "Aku.. aku.." Daehyun tergagap. Matanya memerah dan sesak tiba-tiba menyerang dadanya.

"Sial! Kenapa susah sekali? Tadi aku bisa padahal!" Rutuk Daehyun. Menyeka air matanya  lalu tertawa miris.

"Sudahku bilang ma-"

"Aku berhenti!" Timpal Daehyun. Mengepalkan tangannya lalu menatap Sehun.

Sehun diam. Ia tau betul maksud dari kata 'aku berhenti', dia hanya ingin memastikan.

"Aku mencintai Suzy dan sekarang aku berhenti. Aku tau balasan untuk cintaku sangat tidak mungkin. Maka dari itu aku memutuskan untuk berhenti, menyerahkan Suzy padamu dan aku akan sangat bahagia jika ia bahagia selalu bersamu." Dan pergi.

Daehyun pergi, entah kemana. Ia tau ia sudah pernah mengucapkan hal ini. Tapi itu pada Chanyeol. Bukan langsung pada suami manusia yang ia cintai.

"Aku berhenti. Sampai disini."

"Kau sudah belajar?" Tanya Suzy balik.

"Aku tak perlu belajar karna jawaban itu yang akan datang padaku nanti." Canda Daehyun. Terbahak saat ia menyadari bagaimana raut wajah Suzy yang mengejeknya saat ini.

"Iuh." Ujar Suzy.

**

"Heiii nona Bae!" Teriak Jiyeon. Memeluk leher Suzy erat lalu mencium pipinya.

"Bagaimana? Apa privatemu dengan Mr. Oh berjalan lancar?" Goda Baekhyun. Menaik-turunkan alisnya dan duduk di belakang Suzy.

"Ya. Sukses menyiksa kepalaku! Dia selalu memukul kepalaku kapanpun, dimanapun." Adu Suzy blak-blakan. Merengut lucu lalu membanting tasnya di meja.

"Kenapa?" Tanya mantan kekasihnya, Chanyeol.

"Jika dia bertanya dan aku tidak bisa menjawabnya. Maka dia akan mengetuk dahiku!" Sungut Suzy menunjuk dahinya yang tak ada perubahan apa pun.

"Bahkan hanya dalam hitungan lima aku tidak bisa menjawab, menjawab pun jika salah. Tetap saja. Ketukan di dahiku berjalan juga!" Ujar Suzy. Mengeluarkan ponselnya saat ia rasa ada yang bergetar di jasnya.

'Sukses untuk ujianmu. Jangan membuatku malu karna berita 'istri dari presdir Oh mendapat nilai rendah di ujian akhirnya''.

Suzy mencebikan kasar bibirnya dan menbanting ponselnya ke meja.

"Baiklah kita mulai anak-anak." Ujar Mrs. Anh tiba-tiba. Membuat Suzy terlonjak kaget dan segera menyingkirkan tasnya.

Hening.

Hening.

Gedebuk.

Akh.

"Lima menit Mrs." Ujar ketua kelasnya. Membolak-balik buku tebal berisi rumus lalu mengucapkannya.

"Sekarang!" Titahnya. Mengetuk penggaris panjangnya pada meja yang membuat semua manusia di kelas itu terkaget.

"Bunuh saja akuuuuu." Gumam sang ketua kelas pasrah.

**

Suasana kelas sangat hening. Mereka sibuk dengan soal masing-masing. Membolak-balik soal, mengisi lembar jawaban, dan mencoret-coret buram.

Semuanya nampak sibuk. Kerutan di dahi mereka terlihat bagus, berlapis-lapis dan sangat banyak.

Apa lagi manusia di pojok sana.

"Apaaa iniii?!" Erang Suzy. Membanting pensilnya lalu membenturkan kepalanya ke meja. Mencoba mengingat apa yang Sehun katakan semalam. Karna apa?

Karna, soal yang menjadi batu besar dalam hidupnya inilah yang dikatakan Sehun tadi malam. Sama persis.

"Ada masalah nona Bae?" Desis Mrs. Anh. Guru garang pemarah tua itu menegurnya. Menunjuk kepalanya dengan penggaris kayu panjang satu meter itu.

'Ugh. Sehun, aku menyesal. Hiks.. hanya karna terpana dengan wajah tampan bagai pangeran Disneymu itu. Aku jadi tak bisa menjawab Soal. Oh Sehun.. katakan itu lagi sekarang.'

Membathin miris. Suzy menghentak-hentakan kakinya ke lantai. Tak peduli dengan teman-temannya yang terganggu.

Pst.. pst..

Suzy diam. Menegakan tubuhnya lalu melirik ke samping dan ke belakang. Chanyeol nomor 35, Baekhyun nomor 27, Jiyeon nomor 17.

"Haah." Menghela nafas kecil, Suzy mulai meregangkan otot-ototnya. Melirik sedikit lembar jawabannya dan menepuk-nepuk jasnya.

"Cc, Ba, Jd." Suzy burajar dengan nada yang biasa. Melirik ke tiga temannya lalu mengangguk.

"Apa yang kau lakukan nona Bae?" Tanya Mrs. Anh.

"Aku hanya menghafal kunci gitar Mrs." Ujar Suzy dengan senyum mautnya. Bersiul sedikit dan merapikan alat tulisnya.

Brak.

"Kami selesai Mrs." Seru mereka berempat. Berdiri dan menyerahkan lembar jawaban mereka. Tersenyum manis dan pamit dengan membungkukan badan bagai putri kerajaan.

"Bagus. Keluar dan bawa soal kalian. Renungkan apa yang kalian isi." Usir Mrs. Anh.

"Datang." -Suzy.

"Kerjakan." -Baekhyun.

"Lupakan." -Jiyeon.

"Byeee." -Chanyeol.

Suzy tersenyum, berjalan di depan meja sang ketua kelas lalu meletakan tangannya di sana. "Bagi-bagi." Mengerling lucu, Suzy berjalan keluar kelas seraya menyandang tasnya.

"Manusia gila!" Umpat sang ketua kelas. Membuka catatan kecil yang diberikan Suzy lalu menyalin isinya.

"Aku selesai Mrs." Ujarnya tak lama kemudian. Meletakan kunci kesuksesan pada meja di belakangnya. "Bagi-bagi." Gumamnya.

**

Begitu seterusnya hingga seminggu sudah berlalu. Cara ujian mereka tetap sama, berbagi itu indah. Baik bukan?

"Hey Bae. Siap untuk liburan?" Tanya Daehyun yang baru saja datang. Ikut bergabung dengan rombongan empat toa itu dan duduk di sebelah Chanyeol.

"Tentu sajaaaa." Ujar Suzy semangat. "Otakku sudah mereka kuras selama seminggu dan mereka tidak memberiku libur? Mati saja!" Suruh Suzy dengan menggebu-gebu. Menyeruput lemon teanya dan melahap ramennya.

"Kemana kau liburan?" Kini Jiyeon yang bertanya.

"Hawaii? Tokyo? Paris? Raja ampat? Jeju? Entahlah." Jawabnya asal. Mengundang tatapan datar dari keempat temannya dan terkekeh kecil.

"Jiyeon." Panggil seseorang. Eh tidak, dua orang.

"Apa?" Tanya Jiyeon malas.

"Ikut sebentar." Ajak Kai. Ia dia Kai. Menggenggam tangan Jiyeon lalu membawanya pergi. Sedangkan V. Dia hanya diam tak bicara. Tampak seperti tak bernyawa.

"Apa ada sesuatu?" Tanya Suzy.

"Entah." Jawab Baekhyun seadanya. Ia jujur bukan.

**

"Bisa kalian jelaskan. Apa ini?" Tanya Jiyeon tak suka. Menatap dua pria di depannya lalu berdiri.

"Kami hanya butuh kepastian." Ujar V pelan. Ia benar-benar seperti manusia tak bernyawa. Diam, tenang, dan kosong.

"Apa maksud kalian." Tanya Jiyeon tenang.

"Kau hanya perlu memilih. Aku atau V. Kau seperti menggantung kami." Ujar Kai santai. Menatap dalam mata Jiyeon lalu tersenyum kecil.

"Aku tak bisa. Karna sejak awal sudahku katakan." Jawab Jiyeon. Duduk kembali lalu menghela nafas pelan.

"V." Panggil Jiyeon. Mengangkat kepalanya lalu menggeleng. "Aku tak bisa. Aku hanya menganggapmu teman. Tak lebih." Ujar Jiyeon pelan. Berdiri lalu menggenggam tangan V. Tersenyum kecil dan memeluk V. "Maaf." Bisiknya pelan. Meremas kecil bahu V lalu pergi begitu saja.

V diam. Tak bereaksi apa pun. Hanya saja genangan pada matanya mungkin dapat menjelaskan bagaimana perasaan saat ini.

**

"OH SEHUUUUUUUUUN." Teriak Suzy histeris.

Brak.

Membanting pintu rumah lalu masuk menuju kamarnya. Mencari pria yang saat ini sedang pacaran dengan dokumennya itu.

"Cih. Sangat mesra." Puji Suzy datar. Menaruh tasnya lalu mengeluarkan ponsel seraya merebahkan tubuhnya di atas kasur.

"Hm. Bagaimana ujian terakhirmu?" Tanya Sehun tanpa meliriknya sesikitpun.

"Ah baik." Jawab Suzy simpel. Sibuk dengan ponselnya dan terkekeh pelan saat ia sadar ada yang lucu.

Hening.

Hening.

Hening.

"Sehun." Panggil Suzy.

"Hm." Dengungan menyebalkan itu terdengar.

"Ayo pesan tiket." Ujar Suzy. Menunjuk ponsel Sehun yang tergeletak begitu saja.

Sret.

"Tiket apa?" Tanya Sehun.

"Ok. Kau lupa!" Ujar Suzy dengan nada pelan. Meletakan lagi ponsel Sehun dan membalikan tubuhnya.

"Lupakan saja. Aku tidak berminat lagi. Anggap aku tidak mengatakan apa pun." Gumam Suzy. Menarik selimut hingga kepalanya lalu mencoba mengabaikan Sehun yang memanggil namanya.

"Hey."

"Bae Suzy."

"Oh Suzy."

"Hh. Ok, kau mau kemana?" Sehun akhirnya mengalah. Menjauhkan dokumennya lalu membaringkan tubuhnya di samping Suzy. Memeluk perempuan kecilnya itu lalu mencium puncak kepalanya.

"Tidak. Lupakan." Ujar Suzy pelan. Mencoba menyingkirkan Sehun yang masih saja memeluknya.

"Baik. Aku akan memesan tiket ke Jeju." Sehun mengambil ponselnya dengan tangan kiri, sedangkan tangan Kanannya memeluk Suzy.

Menekan beberapa digit angka lalu menekan icon speaker.

"Halo presdir."

"Pesankan dua tiket untukku. Jeju. Hari ini. Satu minggu ini batalkan semua rapat penting atau serahkan pada Suho." Ujar Sehun tak bisa di bantah.

"Baik presdir."   

"Kau sudah dengar? Cepat bereskan pakaianmu dan kita berangkat nanti." Ujar Sehun. Membalik paksa tubuh di depannya ini lalu menarik selimut yang ia kenakan.

"Cepat ganti baju dan kita berangkat."

Cup.

**

Suzy melenguh pelan. Leharnya terasa sakit dan matanya masih terasa berat. Sandarannya saat ini sangat nyaman. Hangat.

Usapan di kepala dan punggungnya makin membuatnya mengantuk. Nyaman. Hangat. Dan kokoh.

"Hei kelinci liar. Bangunlah, kau harus makan malam." Ujar sehun pelan, menarik hidung Suzy lalu mencium kelopak matanya.

"Eunggh. Lima menit." Erang Suzy tak terima jika tidutnya harus terganggu.

"Sekarang Suzy. Kau belum makan." Ujar Sehun. Mendudukan Suzy di atas ranjang dengan matanya yang masih tertutup.

"Tidak mau Sehuun. Minta saja mereka yang membawa makanannya ke sini." Pinta Suzy. Merebahkan kepalanya ke atas paha Sehun dan kembali tidur.

"Hhh." Sehun menghela nafas pelan. Meraih gagang telfon lalu meletakan ke telinganya.

"Tolong bawakan makanan ke kamar 270815." Pinta Sehun santai. Meletakan lagi gagang telfonnya lalu mengelus kepalanya Suzy. "Kau manja sekali." Cibir Sehun pelan. Menarik sebelah telinga Suzy dan mencium keningnya.

Ting. Tong. Ting. Tong.

"Kau mau kemana?" Tanya Suzy saat ia rasa bantal empuknya menghilang.

"Mengambil makanan buluk!" Jengah Sehun, sedikit.

"Terima kasih." Ujar Sehun pelan. Menutup lagi pintu kamarnya dan menghampiri Suzy. "Makanlah. Kau HARUS! Tak ada lagi penolakan." Titah Sehun santai. Menyodorkan sepiring makanan pada Suzy dan yang duduk manis di depannya.

Makan dengan mata tertutup. Bersyukur saja jika ia menyendok ke mulutnya, bukan ke hidungnya.

Sehun sedikit menghela nafas lega karna sejak gadis itu pulang sekolah, merajuk padanya, dan si pesawat tadi. Ia belum makan apa pun. Malah hanya tidur nyaman di bahu Sehun.

"Aku kenyang." Ujar Suzy. Menyodorkan lagi piringnya dan tersenyum kecil. "Terima kasih." Gumam Suzy.

"Untuk apa?" Tanya Sehun.

"Untuk menjadi guruku dan suamiku." Ujar Suzy lagi. Kali ini ia tulus. Benar-benar tulus.

Sehun mengangguk. Meletakan piringnya ke atas nakas lalu mengusap pelan pipi gadis di depannya itu.

"Sehun, hanya perasaanku saja atau kau memang sangat tampan hari ini?" Tanya Suzy lepas. Tak melihat bagaimana reaksi Sehun saat ini.

"Aku tampan selalu." Sombong Sehun. Mendekati Suzy lalu mendesaknya kebelakang.

"Kau nakal akhir-akhir ini." Ujar Sehun dengan suara beratnya. Mendekati Suzy lalu menarik hidungnya.

"Aww. Aku tidak Sehun." Bantah Suzy.

"Kau rangkul-rangkulan dengan Daehyun. Dan aku, cemburu." Desis Sehun.

Membaringkan Suzy di ranjang lalu menindihnya. Menyangga tubuhnya dengan kedua siku lalu mendekatkan wajahnya ke wajah Suzy.

"Aku tidak. Dia saja yang merangkulku." Membela diri dengan menghindari tatapan dari Sehun. Itu bisa membuat jantungnya tak sehat.

"Aa, benarkah?" Ragu Sehun. Mengusap dahi Suzy lalu menyeringai.

"Eungggh."

TBC

SEE U NEXT CHAP

THANK U

HAVE A NICE DAY

DNDYP


next chapter
Load failed, please RETRY

สถานะพลังงานรายสัปดาห์

Rank -- การจัดอันดับด้วยพลัง
Stone -- หินพลัง

ป้ายปลดล็อกตอน

สารบัญ

ตัวเลือกแสดง

พื้นหลัง

แบบอักษร

ขนาด

ความคิดเห็นต่อตอน

เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C49
ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
  • คุณภาพงานเขียน
  • ความเสถียรของการอัปเดต
  • การดำเนินเรื่อง
  • กาสร้างตัวละคร
  • พื้นหลังโลก

คะแนนรวม 0.0

รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
โหวตด้วย Power Stone
Rank NO.-- การจัดอันดับพลัง
Stone -- หินพลัง
รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
เคล็ดลับข้อผิดพลาด

รายงานการล่วงละเมิด

ความคิดเห็นย่อหน้า

เข้า สู่ ระบบ