Saat pagi, Bryana mengantar Dean ke mobil karena hendak menemui Kareen di panti rehabilitasi. Dia ingin ikut namun suaminya itu melarang karena khawatir jikalau Kareen akan berbuat nekat padanya.
"Hati-hati," seru Bryana sambil menuntun Dean yang masih harus berjalan menggunakan satu tongkat bertumpu pada ketiak kanannya.
Dany yang sudah menunggu di samping mobil pun langsung menghampiri mereka, menggantikan posisi Bryana untuk menuntun Dean hingga tiba di mobil dan segera masuk duduk di jok penumpang.
"Jika sudah selesai, langsung pulang," seru Bryana dengan tatapan sendu.
"Iya, Sayang. Itu pasti," sahut Dean tersenyum hangat mengulurkan tangannya untuk meraba perut Bryana yang masih datar. "Pebble, papa pergi sebentar."
Bryana menghembuskan napas kasar. "Kenapa aku tidak boleh ikut sih?" tanyanya dengan alisnya yang berkerut.