ดาวน์โหลดแอป
52% My Deadly Beautiful Queen / Chapter 26: Tabib Muda

บท 26: Tabib Muda

Apa? Tidak Mungkin." Kataku. "Aku akan pergi mencari tabib" kataku lagi. Sekali lagi, ia menarik tanganku.

"Aku akan baik-baik saja. Aku tak bisa mati", jawabnya dalam kesesakan.

Ia memang tidak bisa mati, tapi melihat keadaanya, sangat membuatku sakit.

"Tapi"

Ia tak menjawab dan memjamkan matanya. Ku rasa menemaninya adalah pilihan terbaik saat ini.

"Ro," kataku pada Ro yang bersembunyi bagaikan malam.

"Tuan, wanita ini, adalah anak buah Huo" kata Ro. Ia mendekati wanita yang telah meninggal di sudut kamar.

"Ia salah satu murid sekaligus orang kepercayaan Jenderal Huo. Tak heran, jika ia sampai bisa datang dan melukai Selir Anda."

Begitu? Bahkan orang yang loyal pun kini berubah menjadi penghianat demi tahta. Kaisar Yang, kau memang licik.

"Apa benar, ia membunuh Huo?"

Ro tidak menjawab. Ia hanya dia dam memejamkan matanya. Kurasa ia sedang berkomunikasi dengan anak buahnya yang lain.

"Aku takut begitu" , jawabnya setelah membuka mata.

Bagaimana bisa orang seperti Huo meninggal begitu saja? pasti ada yang tidak beres. Tiba-tiba saja, terdengar langkah kaki orang berlari.

"Yang Mulia, Yang Mulia Tuan Putri. Jenderal Huo, Jenderal Huo", kata pria itu berlari masuk ke dalam dan bersujud di hadapan kami. Ia terlihat panik. Kepanaikannya bertambah saat melihatku mendampingi Siane yang terlihat lemah.

"Astaga, Tuan Putri apa yang terjadi Tuan?", tanyanya padaku.

"Apa yang bisa ku katakan, kau bisa melihatnya sendiri. Seseorang mencoba membunuhnya."

Ia terlihat terkejut. "Ini tak baik Tuan, Jenderal Huo meninggal. Seseorang memberinya racun yang sangat kuat dan beliau meninggal di kamarnya. Pelayan menemukannya sudah tak bernafas."

Racun yang kuat? Hmm, apa ini juga yang masuk ke tubuh Siane? Jika tidak, mana mungkin ia tak bisa melawan penjahat murahan seperti wanita itu.

"Apa kau tahu kira-kira seperti apa orang yang bisa meracuninya?"

Ia menggeleng dalam ketakutan. Ia telihat seperti orang baik. Aku menoleh ke arah Ro, yang bersembunyi. Setelah mendapat konfirmasi, pria ini tak berbohong aku memintanya untuk pergi.

"Tuan, apa tidak sebaiknya saya memerikanya Tuan Puteri? Saya adalah tabib beliau."

Tabib? Di usia semuda ini? Jangan bilang, jika ia juga akan membunuh Siane.

"Pergilah, akan lebih baik jika ia beristirahat! Perintahku. Seolah menyadari ketidak yakinanku padanya, ia memohon.

"Jika anda takut saya membunuh Tuan Putri, bukankan anda bisa membunuh saya seperti anda membunuh wanita itu?"

Ia menunjuk jasad wanita yang tergeletak di dekat pintu. Mempertimbangkan perkataannya, kurasa ia benar. Jika ia macam-macam aku bisa membunuhnya. Maka dengan pertimbangan itu, aku membiarakannya mendekat dan memerikasanya.

"Tuan Putri juga di racuni, kurasa ini racun yang sama. Bedanya, racun ini tidak berekasi semematikan pada tubuh Jenderal Huo. Tuan Putri pasti orang yang sangat kuat." Katanya.

Tentu tak akan membunuhnya, ada kutukan yang membuat tubuhnya tak bisa mati. Tapi meracuninya, itu sudah cukup memberiku alasan untuk membunuhnya.

"Kita harus mengentikan lukanya. Pedang itu memberikan luka yang serius. Aku akan menjahit luka-lukanya."

"Tidak usah, ia akan baik-baik saja" ,bantahku.

"Tapi, jika tidak segera di jahit, saya takut beliau tidak akan bertahan. Darah yang keluar terlalu banyak"

Benar ia kehilangan banyak darah. Tapi apa kau tahu? Lukanya sudah mulai menutup perlahan. Orang yang tak memerhatikan mungkin tak akan tahu.

"Sudahlah, apa ada penawar racun. Masalah menjahit kau bisa serahkan padaku."

"Apa anda seorang tabib juga Tuan?" tanyanya ragu. "Bukan, tapi kau bisa percayakan padaku. ku minta buatkan saja penawar racunnya."

Iamengehla nafas. "sejujurnya racun ini tak ada penawarnya. Itulah mengapa sangat mematikan."

"Lalu? Apa kau tahu siapa yang membuatnya?"

Ia menggeleng. Kalaupun saya tahu, saya tak yakin kita bisa menemukan orang itu.

"Mengapa?"

"Karena anda telah membunuhnya" jawabnya menunjuk pada jasad itu. "Wanita itu adalah murid Jenderal Huo yang sangat cerdas. Ia tidak pandai bertarung tapi ahli racun. Ia menciptakan banyak racun dan melumurkannya pada senjata. Dia adalah kunci keberhasilan pasukan wanita selama ini. Siapa sangka, semua berakhir seperti ini." Jelasnya.

Jika saja aku tahu dia pembuat racunnya, mungkin aku akan melepaskannya dan membunuhnya nnti. Sudah terlambat.

"Saya akan membuatkan obat untuk membuat stamina Tuan Putri kembali pulih, setidaknya itu akan membuatnya cepat sembuh"

"Aku mengerti"

Tempat ini benar-benar tidak aman sekarang.

"Ro, bawa pergi wanita itu, aku tak ingin ada yang melihat kejadian ini."

"Saya meegrti Yang Mulia."

Pagi belum juga tiba, tapi satu orang telah terbunuh dan Siane juga sekarat. Dua orang pelayan datang untuk membersihkan kamar. Mereka terlihat kaget namun tetap professional. Mungkin, jika mereka melihat jasad wanita yang mencoba membunuh Siane, mereka akan terkejut lebih lagi. Untunglah aku meminta Ro membereskan sebelum mereka datang.

"Tuan, kami akan menutup pintunya." Kata mereka setelah selesai.

Hanya tinggal aku dan Siane yang tak sadarkan diri. Aku berfikir, racun macam apa yang bisa membunuh seseorang dalam hitungan detik.

"Ini terbuat dari campuran bisa ular dan beberpa hewan lainnya. Tapi dengan modifikasi yang benar, racun ini menjadi sangat tidak berbau. Wanita tadi mencampurkan racun ke dalam minuman Jenderal Huo. Hanya hitungan menit, ia mengalami gagal nafas dan jantung. Darah terkontaminase dan membuatnya meninggal tanpa sempat berteriak."

Tabib muda itu menjelaskan padaku saat ia membawakan minuman yang ia buat. Tak lupa ia menuangkannya sedikit ke mangkuk kosong dan meminumnya di depanku. Ia mencoba membuktikan bahwa yang ia buat tidak beracun.

"Jika begitu, bagaimana mungkin, Huo yang hebat tak menyadari adanya racun?", tanyaku.

Ia menggeleng, "saya hanya tahu Jenderal bukan orang yang ceroboh. Artinya, racun ini benar-benar terminum tanpa menimbulkan rasa curiga sedikitpun. Dan untuk kasus tuan Putri, mungkin ia tak sengaja meminumnya bersama teh yang ia seduh sendiri. Yang artinya, racun dilumurkan ke gelas tanpa menimbulkan curiga."

Pria kecil ini menjelaskan, bahwa ia juga sudah memeriksa semua makanan dan minuman, semuanya aman.

"Berapa uang yang kau dapat setiap bulan? Mengapa kau tidak tertarik membunuh Siane?" tanyaku lugas.

"Mengapa saya harus membunuhnya?" tanyanya balik.

"Tidak semua orang ingin menjadi Kaisar. Itu cukup melelahkan, dan jika kau sakit, kau tetap butuh tabib bukan?"

Ia benar. Setelah berbincang lama dan yakin yang ia buat tak beracun, aku meminumkannya ke Siane.

"Saya ada disebelah jika membutuhkan saya"

"Tunggu" kataku menahannya. "Kemasi barangmu dan ikut kami pergi besuk pagi."


next chapter
Load failed, please RETRY

สถานะพลังงานรายสัปดาห์

Rank -- การจัดอันดับด้วยพลัง
Stone -- หินพลัง

ป้ายปลดล็อกตอน

สารบัญ

ตัวเลือกแสดง

พื้นหลัง

แบบอักษร

ขนาด

ความคิดเห็นต่อตอน

เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C26
ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
  • คุณภาพงานเขียน
  • ความเสถียรของการอัปเดต
  • การดำเนินเรื่อง
  • กาสร้างตัวละคร
  • พื้นหลังโลก

คะแนนรวม 0.0

รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
โหวตด้วย Power Stone
Rank NO.-- การจัดอันดับพลัง
Stone -- หินพลัง
รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
เคล็ดลับข้อผิดพลาด

รายงานการล่วงละเมิด

ความคิดเห็นย่อหน้า

เข้า สู่ ระบบ