บท 184: Lagu

Lagu terindah adalah lagu pernikahan, banyak yang bilang begitu.

Orang-orang ingin sekali mendengarnya.

Suliana menoleh dan mendapati suaminya berada di belakangnya tengah mengamati. Ia melirik jamnya, waktu menunjukkan pukul tujuh pagi, sekarang waktunya sarapan.

"Elza, ayo kembali, nanti kita sambung lagi, sekarang waktunya sarapan," ucap mamanya meletakkan pernak-pernik. Hanya tinggal tambahan balon saja lagi dan semuanya akan pas.

"Baik, Ma."

"Tunggu, sebentar. Siapa yang ulang tahun? rasanya kepala papa kemarin kejedot pintu, jadi siapa yang papa lupakan?" tanya Ramanda semakin penasaran.

Ucapan dari papanya jelas membuat anak dan istrinya lantas tertawa.

Geli sekali rasanya mengetahui mereka berlaku demikian.

"Tidak ada pa, ini sebenarnya pesta kecil untuk Kaira."

"Kaira siapa ma?" tanya Ramanda mengingat-ngingat. Dan setelah beberapa saat matanya melebar ketika dirinya berhasil mengingat hal itu.