-Moirai Valentine-
"Ayo kita bertemu di sana."
Maura tidak tua apa yang ia rasakan saat ini, deguban jantungnya terasa sangat kencang, berderu bersama desiran darah yang mendidih sampai ke otak.
Maura mengangguk setuju. Pandangannya masih belum bisa teralihkan dari iris kelabu itu.
"Ahh … ada sesuatu untukmu." Seru Erlang tiba-tiba.
Pria itu mengambil sesuatu di dalam saku celananya. Sebuah gelang dengan permata hitam di sisi-sisinya. Maura mendongkrak seraya mengerutkan alisnya, bingung.
Erlang meraih tangan sang kekasih, memasangkan gelang itu tanpa bicara apapun.
Setelah selesai, Erlang mengecup pelan punggung tangannya seperti kesatria yang menghormati kekasih hatinya.
Maura tidak pernah menghayati setiap adegan romanse dari setiap drama yang biasa nya ia tonton bersama Luna dan Mira, atau kata-kata manis yang mereka lontarkan. Hanya saja saat ini ia merasakannya.
Ketulusan dan juga apa arti cinta dari seorang Erlangga Lorenzo, pacarnya.