ดาวน์โหลดแอป
1.96% Mirror Seizes The Soul / Chapter 6: Kematian Orang Tersayang

บท 6: Kematian Orang Tersayang

Setelah mengeluarkan sumpah serapah untuk buku yang ia temui di perpustakaan, dan sialnya sudah dalam mode peminjaman atas namanya, mau tidak mau ia mengambil buku tersebut dan membawanya di dalam tas kembali. Menyebalkan memang, ia pikir buku ini menyenangkan, ternyata jauh dari kata tersebut. Buku ini hanya menjadi malapetaka untuk dirinya. 'Someone help me, please!' batinnya yang menjerit dengan kesal.

Ia duduk di halte seberang gedung kuliahnya, ia menunggu Varo untuk pulang bersama. Hujan yang lebat pagi tadi kini sudah berganti dengan awan mendung, yang sepertinya hari ini akan hujan terus menerus. Ia membuka tasnya, dan memperhatikan buku kuno ini. Astaga ukiran di sepanjang pinggir bukunya benar-benar cantik, tapi saat kalian melihat isinya pasti menyesal. Itu yang ia rasakan sejak awal, hingga pada detik ini.

Semenjak dirinya pindah ke rumah tingkat dua itu, semuanya masih baik-baik saja saat malam hari, namun pagi harinya ia mendapat teror tidak menyenangkan. Ya, ia resmi baru menempati rumah itu satu malam saja namun sudah di berikan kesan yang parah.

Ia membuka buku itu. Tidak kapok karena rasa penasaran masih menyelimuti dirinya dengan kuat, ia pun bukan sosok yang penakut sehingga tidak ingin mencari tau lebih jauh lagi. Sayangnya, Nada adalah cewek yang rasa taunya kuat.

Dan membacanya lagi karena rasa penasaran itu. Memang dirinya terdengar seperti kepala batu, huh. Padahal muak, namun takut, dan di satu sisi lagi malah penasaran.

Mungkin buku ini hanya ilusi semata untuk menakuti orang yang membacanya, dan menciptakan sugesti agar berpikir kalau semua yang di bacanya terjadi di dunia nyata.

——

Halaman. B

Saat kamu menatap dirimu di cermin, mereka akan mulai menirukan bentuk tubuhmu dengan kesempurnaan serupa 100%, dan segalanya tentangmu juga terpantul dengan serupa.

Aku sudah bilang untuk hati-hati. Tapi kamu tidak percaya dengan apa yang aku tuliskan di buku yang tengah kamu genggam ini. Ingat, bayangan itu akan selalu menghantuimu.

Seorang penjaga dengan garpu iblis di tangan akan menunjukkan sosoknya di hadapan kamu yang terpilih, applause!

Apa kamu sudah pernah bertemu dengannya? Hati-hati juga karena mereka bukan bisa mengubah bentuk, namun memang kehadiran mereka di cermin itu banyak dan bukan hanya satu sosok.

Yang paling seram, makhluk sejenis mereka selalu memiliki lidah panjang layaknya venom.

Sekali lagi selamat, dia sudah membuka gerbang untuk dirimu masuk ke dalam cermin. Mau tidak mau, kamu adalah yang selanjutnya.

Terima undangan, atau kamu pasti akan di hantui oleh sosok tersebut. Mereka tidak segan-segan untuk merebut seseorang yang kamu sayangi, jika kamu terus menerus menghindar dari takdir. Jadi, jagalah 'Varo' kekasihmu.

Jangan sampai mereka menemukan atau lebih parah lagi menyentuhnya.

——

Napas Nada tercekat. Apa-apaan ini?! Mengapa ada nama Varo disini? Apa yang sebenarnya akan terjadi, katakan pada Nada dengan segera?!

Sial, dia benar-benar tidak habis pikir dengan buku dan segala kesialannya ini. Buku neraka, penghuni iblis! Yang seolah-olah dapat memberitahukan apa yang terjadi saat ini, di kehidupan sekarang.

Apa buku ini sudah meramal segalanya? Apa buku ini yang menentukan takdir Nada sebagai yang terpilih itu? Terpilih dalam artian yang terlihat sangat mengenaskan.

Nada membalik lembar selanjutnya, tapi kosong. Hanya ada lembaran yang sudah mulai menguning, seolah-olah halaman C yang selanjutnya itu belum bisa terlihat karena ia belum melewati yang B.

Shit.

Siapapun, tolong Nada segera.

Tapi berhati-hatilah, kamu bisa saja berada di list kematian itu setelah Nada karena berani ikut campur ke dalam hal yang seharusnya tidak kalian masuki dengan sembarang.

Ia dengan takut langsung membuang buku itu ke arah semak-semak yang berada di belakangnya. Persetanan dengan pinjaman buku di perpustakaan. Ia akan mengganti dendanya nanti, berapapun biayanya pasti akan ia bayar.

"NADA!"

Nada tersenyum lebar kala melihat Varo memanggil namanya dari seberang, jangan lupakan tangan kanan tang melambai dengan senyuman manis penuh kasih sayang yang tercetak jelas di permukaan wajahnya. Laki-laki yang tampan, ah Nada sangat mencintainya.

Ia melihat Varo berlari ke arahnya, menyebrang tanpa melihat kanan ataupun kiri yang tindakan itu sebelumnya tak pernah dilakukan oleh sang kekasih karena berbahaya menyebrang tanpa melihat-lihat.

Ia membelalakkan matanya saat melihat truk kontainer melaju cepat ke arah Varo, seperti sama-sama tidak melihat keadaan.

"VAROOO HATI-HATI!!!" pekik Nada dengan panik, suaranya pun menggelegar di sepanjang jalan.

BRAK!

Telat.

Semuanya telat.

Ia terlambat.

Ia bodoh.

Dan ia adalah perusak segala.

Kaki Nada melemas melihat tubuh Varo yang sudah dibanjiri oleh darah segar, ia menghampiri tubuh laki-laki kesayangannya dengan terburu-buru dan perasaannya pun sangat lemas. Terlihat pengemudi truk kontainer itu turun dari kendaraannya dan berteriak lesu.

"SIAPAPUN, TOLONG!" Teriak sang pengemudi truk dengan panik, membuat orang disekitar berkerumun. Bagaimana tidak panik? Toh kan dirinya hanis menabrak seseorang yang sudah terkulai tak sadarkan diri dengan genangan darah yang mengitari tubuh laki-laki yang atletis itu.

Banyak warga yang menahan tubuh sang supir, ingin diminta kejelasan lebih lanjut di kantor polisi.

"SAYA TIDAK BERSALAH, REM SAYA TIBA-TIBA BLONG, GAS MOBILNYA TIDAK DAPAT SAYA KENDALIKAN!" teriak sang pengemudi karena merasa ini bukanlah murni kedalahannya. Sebelumnya, ia berani jamin seluruh mesin truk-nya dalam keadaan baik-baik saja sampai tadi semuanya seolah-olah korslet.

Nada menangis histeris, buku itu benar-benar mengatakan hal yang benar. Apa iblis yang melakukan semua ini padanya?

Varo adalah satu-satunya orang yang ia sayang. Varo satu-satunya orang yang melindungi dirinya dari segala bentuk kejamnya dunia, di saat orang-orang menjauhinya karena kalah dengan para manusia yang jauh lebih eksis.

Bahkan ayahnya saja sudah termakan perilaku busuk sang ibu tiri. Miris sekali. Sekarang, siapa lagi yang dirinya punya selain Varo?

"SIAPAPUN, TOLONG BAWA PACAR SAYA KE RUMAH SAKIT. KU MOHON..." Teriaknya dengan suara yang semakin parau, habis sudah kekuatannya melihat Varo seperti ini. Napasnya tercekat, tenggorokkannya pun tercekat seperti dicekik.

"Maaf kak, sepertinya pacar mbak sudah meninggal dunia." ucap salah satu orang laki-laki dengan raut wajah yang menyesal, terlihat kedua alisnya yang menurun.

Mendengar itu, seakan-akan dunianya runtuh tanpa adanya harapan.

Seketika, penglihatan Nada menggelap. Bersamaan dengan teriakan panik orang-orang untuk menbawa dirinya dan mengamankan, kecelakaan ini terlalu tiba-tiba dan langsung merenggut nyawa seseorang yang di sayangnya. Tanpa izin, tanpa adanya kesempatan untuk berpamitan selain lambaian tangan dan tersenyum manis untuk yang terakhir kalinya.

They never fool around.

They will make you feel lonely in the world.

And they will begin to show you the path of Satan.

Shhh ... they are right behind you.

...


next chapter
Load failed, please RETRY

ของขวัญ

ของขวัญ -- ได้รับของขวัญแล้ว

    สถานะพลังงานรายสัปดาห์

    Rank -- การจัดอันดับด้วยพลัง
    Stone -- หินพลัง

    ป้ายปลดล็อกตอน

    สารบัญ

    ตัวเลือกแสดง

    พื้นหลัง

    แบบอักษร

    ขนาด

    ความคิดเห็นต่อตอน

    เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C6
    ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
    • คุณภาพงานเขียน
    • ความเสถียรของการอัปเดต
    • การดำเนินเรื่อง
    • กาสร้างตัวละคร
    • พื้นหลังโลก

    คะแนนรวม 0.0

    รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
    โหวตด้วย Power Stone
    Rank NO.-- การจัดอันดับพลัง
    Stone -- หินพลัง
    รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
    เคล็ดลับข้อผิดพลาด

    รายงานการล่วงละเมิด

    ความคิดเห็นย่อหน้า

    เข้า สู่ ระบบ