"Yuki, disini!" seorang gadis yang berada di ujung kantin melambaikan tangannya, berharap seseorang yang ia panggil melihat nya. Dan yap Yuki melihat nya.
Yuki berjalan ke arah gadis itu dengan nampan yang ia pegang di sebelah tangan kanan dan minuman di sebelah kiri.
Yuki duduk di sebelah gadis yang melambaikan tangannya dan di depan mereka terdapat dua orang. Satu seorang pemuda dan satunya lagi seorang gadis yang cantik.
"Lo masih marahan sama pacar lo?" ucap gadis yang berada di sebelah nya — Naomi, namanya. Salah satu rombongan Yuki. Ya rombongan mereka terdiri atas empat orang salah satunya Yuki sendiri.
Nama-nama anggota nya adalah pertama si munggil nan manis dari kelas 12–5. Naomi namanya, kedua ada pria tampan blesteran kanada dari kelas 12–1, Mark namanya. Dan yang ketiga Aiko , si primadona sekolah dari kelas 12–2. Dan terakhir dirinya tentu nya, dari kelas 12–3. Ia mereka dari kelas yang berbeda.
Mereka semua sudah memiliki kekasih tentu nya. Contoh nya Naomi mempunyai kekasih dari kelas 12–4. Kekasih Aiko berada di kelas 12–3. Dan Mark mempunyai kekasih dari kelas yang sama 11–4. Dan yang terakhir dirinya, mempunyai kekasih dari kelas 11–3.
Yuki hanya tersenyum. Ia tak mau teman-temannya khawatir.
"Hey, kalau ada masalah cerita oke?" ucap Mark. Yuki hanya mengangukkan kepalanya dan memakan sedikit makanan yang ia beli.
"Iya cerita aja ki. Kalau dia selingkuh biar gue yang hajar." ucap Naomi, mark yang berada tepat di depan Naomi menjitak sayang ke kepala sahabat nya.
"Awh. Sakit ya! Ini kepala tau!"
Aiko yang hanya diam sedari tadi kini angkat bicara. "Siapa bilang itu makanan."
Naomi hanya berdecih. Ck, ck. Sejak kapan sih dia bisa menjawab omongan Aiko. Sementara itu Yuki hanya terkekeh kecil, disaat ia sedang berantem dengan pacarnya, disaat itu pula temannya selalu menghibur dirinya. Dengan cara konyol mereka tentu nya.
"Udah ah, makan aja. Nanti keburu bel." ucap yuki. Teman-temannya kompak memakan makanan mereka yang saat ini mungkin sudah sedikit dingin.
•••
•••
•••
Saat ini Yuki berjalan ke arah ke arah kelas seseorang, soalnya kelas nya saat ini sedang tak ada kelas.
Ia berjalan ke kelas sang pacar, siapa tau kelas sang pacar juga sedang tak ada kelas. Ia bersenandung ria di sepanjang koridor yang sepi. Seketika ia berhenti, saat melihat sang pacar dan 'sahabat' sang pacar kini bergandengan tangan sambil sesekali tertawa. Itu sedikit sakit baginya.
Seseorang yang berada di belakang yuki menutup mata yuki.
"Jangan lihat."
Tapi Yuki sudah terlanjur lihat, bagaimana dong? Haruskah ia berpura-pura tak melihat? Yuki tersenyum miris.
Yuto — orang yang menutup mata Yuki — kini menurunkan tangannya dari mata Yuki saat sang sepupu dan 'sahabat' nya pergi.
"Lo ngapain disini?" Yuki yang semulanya diam kini menoleh ke pada Yuto yang sudah berada di samping nya.
"Mau ngantin."
Yuto mengernyit bingung. "Loh bukannya lagi belajar ya?"
"Enggak kok."
"Terus?"
"Kelas kosong."
Setelah itu tak ada yang angkat bicara, tak ada lagi yang ingin di bicara kan. Yuki mulai beranjak pergi dari koridor anak kelas 2, dan jangan lupakan Yuto yang menatap Yuki dengan tatapan yang tak dapat di mengerti.
Yuto menghela nafasnya dan mengusap wajahnya kasar. "Sial."
•••
•••
•••
Yuki duduk di bangku nya dan menenggelamkan wajahnya di kedua tangannya. Ia lelah saat ini.
"Lo ngakpapa kan?" tanya seseorang. Ia tau suara siapa itu, tapi ia enggan untuk menjawab. Ia terlalu malas menjawab.
"Kalau ada masalah cerita oke? Kita ini teman kan?"
Yuki masih diam tak bergeming.
"Leo lagi?" Yap nama pacarnya hyunsuk adalah Leo, pemuda dari kelas 11–3 yang berhasil merebut hatinya pada tiga tahun yang silam. Pada saat dirinya berada di tingkat akhir Sekolah Menengah Pertama.
Yuki yang awalnya menenggelamkan wajahnya kini sedikit menoleh ke sebelah kiri dari bangku nya. Gotcha, benar sekali tebakannya. Itu Daichi, pacarnya Aiko. Satu kelas dengan nya.
"Perlu gue panggilin temen-temen lo?" ucap Daichi. Ia langsung menegakkan badannya. Dan menggeleng heboh.
"Oke, oke santai."
•••
•••
•••
Yuki sedikit meneduhkan dirinya di area kantin. Hari ini ia sangat sial. Tadi ia lupa membawa tugasnya dan sekarang ia lupa membawa payung plus handphone-nya lowbat. Sial memang.
Ia duduk di kursi sambil memesan minuman hangat.
"Kak."
Yuki menoleh ke arah orang itu dan berdecih. Ia masih marah terhadap orang yang berada di depannya.
"Aku dapet pesan dari kak Naomi, katanya kamu kehujanan ya?" tanya orang itu. Yuki engan untuk menjawab.
"Aku anterin pulang ya." Yuki masih tetap diam.
"Aku bawa mobil. Kamu tunggu disini." sebelum pacarnya pergi yuki lebih dulu menahan tangannya.
"Ikut."
•••
•••
•••
Disinilah mereka, berada di dalam mobil Leo. Yuki hanya diam menghadap ke arah jendela. Tak ada yang memulai pembicaraan. Sangat canggung rasanya, entah lah sudah lama mereka tidak mengobrol seperti orang pacaran selayaknya.
Ring ring ring
Leo melihat yuki sekilas kemudian mengangkat teleponnya.
"Halo."
"..... "
"Nggak bisa aku lagi sama pacar aku—"
"....."
"Iya, tunggu di sana! Jangan kemana mana."
Yuki sedikit melirik ke arah jihoon, ia tau siapa yang menelpon jihoon.
"Maaf."
"Lagi?"
"Sekali lagi maaf. Aku turunin kamu disini ya."
Pria mungil itu sedikit mendengus kemudian menatap ke arah luar jendela mobil. Matanya berkaca-kaca, ia menahan tangisannya.
Pria yang lebih muda satu tahun dari sang kekasih kini meminggirkan mobil nya tepat pada gedung apartemen milik Sepupunya.
"Sekali lagi maaf kak. Tapi teman aku lebih butuh aku."
Yang lebih tua hanya mengacuhkan nya dan beranjak turun dari sana dan tak lupa mengucapkan terima kasih pada sang kekasih.
Mobil itu melaju, kini meninggalkan yang lebih tua yang saat ini menahan isakkan tangisannya, ia harus kuat.
Seseorang berjalan ke arah hyunsuk.
"Kak Yuki."
Orang itu — Yuki, namanya — berbalik ke arah sumber suara dan langsung memeluk sepupunya Leo.
Bruk!
Ia memeluk sepupu jihoon dengan erat. "Yuto, Leo ninggalin aku lagi."
Yuto dengan ragu-ragu membelai punggung pacar sepupunya. Ia sedikit tidak tega melihat sepupunya yang selalu mementingkan sahabat nya. Ia benar sahabat memang lebih penting, tapi cara ini sangat salah! Ia selalu meninggalkan Yuki demi membantu sahabat nya dalam urusan sepele. Gila!
Kali ini Yuto akan diam. Tapi lain kali jangan harap Yuto akan diam saja. Tak peduli sekalipun Leo adalah sepupunya ia akan menghajarnya bila Yuki di tinggal kan lagi begini. Ia tak terima itu. Asal kalian tau Yuki adalah teman sekaligus cinta pertama nya, tapi itu dulu semenjak Yuki menolak dirinya, ia hanya berjanji ke pada dirinya sendiri bahwa ia akan melindungi Yuki seperti menjaga kakaknya sendiri.
Semoga hari kalian menyenangkan >.<