"Hannah, lain kali jangan usil lagi ya." Kata Randika dengan suara pelan. Meskipun wajahnya masih pucat, kondisinya lebih baik dari tadi malam.
"Aku kan sudah minta maaf." Hannah masih merasa bersalah. Dia tidak menyangka hanya dengan menggoyangkan bahu kakak iparnya itu, dia akan menginap di rumah sakit.
Randika lalu membalas sambil tersenyum pahit. "Kemarin aku benar-benar rapuh."
"Memangnya kemarin kau sedang ngapain?" Hannah mulai penasaran kembali. "Aku melihat kalau kamu mengeluarkan asap putih dari punggungmu. Kau memiliki kelainan atau sedang melatih sulap?"
"Mungkin itu terlalu rumit untuk menjelaskannya padamu." Randika tidak habis pikir, setelah kejadian semalam adiknya masih penasaran? "Nanti kalau kau sudah besar akan kujelaskan lebih lanjut."
"Ah curang! Aku mengerti kok kalau kau jelaskan." Hannah tidak akan pernah menyerah.
Randika menatapnya, "Kau benar-benar ingin tahu?"
"Tentu saja!" Hannah mengangguk cepat seperti ayam mencari makanan.