"Clara, ayo kita kembali seperti dulu"
Kata-kata itu terus terngiang di telingaku, berdengung seperti lebah yang beterbangan di sisi kepalaku. Apakah aku harus senang mendengar hal itu ? Entahlah, aku tidak tahu. Berbagai perasaan bercampur aduk jadi satu, kebahagiaan, kesedihan, amarah, semua itu bercampur bagai donan roti dan membuat dadaku bergemuruh. Selama sekian detik aku hanya diam menatap Dave tanpa menggambarkan emosi apapun, persis seperti orang bodoh.
"Clara, kamu dengar ? ayo kita mulai semuanya dari awal, kita akan jadi keluarga yang utuh, aku, kamu dan Binar. kita berdua sama-sama tahu kalau kita saling mencintai. Aku gak akan membohongi perasaanku lagi Clara, ayo kita menikah" ujar Dave dengan sorot mata penuh harapan. Tapi tiba-tiba emosiku memuncak.