ดาวน์โหลดแอป
30.5% Lady Renee / Chapter 36: Pilihan Ratu 4

บท 36: Pilihan Ratu 4

Apa katanya tadi?

Kelinci percobaan Ratu?

"Apa aku akan mati konyol begitu saja di tempat jelek seperti ini?"

Renee teringat, dulu sekali, saat Ayahnya belum menikah lagi, ia selalu menjadi anak yang berbakti, Renee tidak akan membiarkan Ayahnya kelaparan, setiap pagi mau bagaimana pun caranya, ia akan membuat meja di dapur berisi makanan, meski itu hanya berupa kentang tumbuk atau roti keras yang murah.

Renee juga tidak akan membiarkan Ayahnya kedinginan, di malam yang bersalju, ia akan bangkit dari selimutnya hanya untuk menyalakan penghangat.

Ia pikir … ia pikir cinta Ayahnya hanya untuk dirinya.

Hanya untuk dirinya seorang.

Tapi ia salah, Ibu dan saudara tirinya membuatnya kehilangan semua itu, ia pergi dan meninggalkan semua yang ia punya di rumah kecil yang ia tinggali sampai ia dewasa, lalu saat di teater, lagi-lagi apa yang ia miliki diambil lagi.

Renee benci saat ia harus pergi dan mengalah, hanya demi orang yang ia kenal.

Dirinya sangat menyedihkan, selalu menjadi orang yang terbuang.

Adakalanya Renee merasa ia berada di titik yang sangat rendah, tapi berkat kepercayaan dirinya, ia selalu bisa mengatasi hal itu.

Renee bertanya-tanya, apakah kali ini ia bisa mengatasi Ivana?

TRAK!

"Selamat tinggal, Renee." Ivana yang mencengkeram lehernya menyeringai lebar, ketika kedua tangan yang kasar itu mencengkeramnya dengan erat, kuku-kuku yang panjang itu berniat mengoyak apa yang ada di genggamannya.

"Coba saja."

Ivana tertegun, di detik berikutnya, sebuah pedang dari belakang menusuk lehernya.

"Uhuk! Bagaimana … kau bisa ….."

Ivana langsung menoleh, Leo berdiri dengan napas yang terengah-engah, raut wajahnya yang garang itu langsung berubah menjadi sumringah. "Ah, Marquis yang terhormat ...apa kau sekarang berniat menemuiku?"

"Renee!"

Renee langsung dilempar oleh Ivana menghantam dinding, wanita itu langsung berguling menjauh sebelum Ivana berhasil menjangkaunya lagi.

"Lepaskan dia." Leo bergumam, di tengah kegelapan Renee hanya bisa melihat siluet tubuhnya, punggung laki-laki itu tidak lurus, ada beberapa benda yang tertancap di sana, jika ada sedikit saja cahaya, Renee mungkin bisa melihat betapa buruknya situasi sang Marquis.

"Aku sangat terkejut, apa kau sedang memohon padaku?" Ivana terkekeh, ia memutar tubuhnya ke arah Leo. "Semua drama tentang tubuhmu yang lemah itu sudah berakhir? Kuakui kau membuatku tertipu."

Renee bangkit dengan perlahan, para monster yang ada di sekitar mulai mengabaikan dirinya, mereka semuanya terfokus pada Leo.

Kalau begini, Leo bisa dalam bahaya!

Leo menggerakkan pedangnya, tidak ada Dylan atau Bella di belakangnya, Renee tidak tahu apa yang terjadi pada mereka berdua.

Jantung.

Renee langsung mengambil pedang pendek di tangannya, sebelum sempat Ivana mengucapkan beberapa patah kata lagi pada Leo, ia dikejutkan dengan serangan seseorang dari belakang.

BRAKH!

"Renee!"

"Wanita rendahan ini benar-benar membuatku kesal."

Ivana mengangkat tangannya yang tiba-tiba saja berubah menjadi besar, mencoba menghantam ke arah Renee. Wanita itu tidak tinggal diam, ia menarik kain yang selama ini menjadi ikat pinggang dan melilit leher Ivana.

"Leo, aku bisa melakukannya sendiri, kau sebaiknya …."

Ivana berteriak, salah satu monster melompat dengan mulut yang terbuka lebar, Leo langsung menerobos masuk dan mengayunkan pedangnya.

ZRATS!

Monster itu terluka dan suara ceceran air berjatuhan di lantai, Ivana tidak tinggal diam, tangan yang lain ikut membesar dan menghantam sang Marquis.

Leo terbanting ke lemari yang dipenuhi buku hingga semua yang ada di dalamnya berjatuhan menimbunnya, Renee berlari ke sisi yang berlawanan, ikat pinggang yang ada di leher Ivana mengencang, membuat wanita itu goyah.

Ivana jatuh tak terelakkan lagi di lantai, Leo belum bisa bangkit dari tumpukan buku yang menindihnya, pedang yang ia gunakan tadi terlempar di dekat kaki Renee.

"Kita lihat siapa yang akan bertahan sampai akhir." Renee memungut pedang Leo dan mengarahkannya ke leher Ivana. "Aku atau kamu?"

Ivana menahan napasnya, matanya menatap Renee dengan kilatan kemarahan, para monster yang melihat Ivana ditodong oleh Renee terdiam, tidak berani mendekat.

"Kau pikir siapa dirimu?" Ivana berkata dengan setengah mengejek di wajahnya, ular-ular kecil muncul dari pakaiannya, merayap naik ke atas pedang yang Renee pegang.

Usai mengatakan hal itu, Ivana merasakan tubuhnya membeku dan sesak, ia melotot dan menatap Renee tanpa berkedip.

Di detik berikutnya Renee merasakan tubuhnya ditarik dan ia jatuh dalam posisi yang sama seperti Ivana.

Ivana bangkit, bahkan tidak sedikit pun ia memperlihatkan ketidaknyamanan di wajahnya. Leo yang tertindih tumpukan buku tidak bergerak lagi, suasana semakin mencekam dari waktu ke waktu dan udara di sekitar terasa sangat menyesakkan.

Renee berusaha bangkit, tapi sama seperti tadi, monster-monster yang ada di sekitarnya mulai memegangi tubuhnya, Ivana berjongkok dan setitik cahaya muncul di tangannya.

"Aku bisa melihat potensimu ... jadi aku pikir lebih baik merubahmu menjadi monster," katanya dengan penuh kebencian yang amat dalam. "Kali ini akan kupastikan kau tidak akan lolos."

Renee meronta, ia bisa merasakan luka-luka yang semakin dalam di tubuhnya, tangan Ivana tiba-tiba saja membuka paksa mulutnya, memasukkan sesuatu dengan paksa.

"Uhuk! Apa yang kau lakukan?!"

Renee terbatuk-batuk, ia langsung muntah dan para monster yang memeganginya seakan tengah dikomando, mereka mundur secara serentak tanpa berkata-kata.

Ivana berdiri tegak di depannya, ia tertawa puas.

"Mengubahmu, sama seperti mereka. Aku pikir sentuhan dan perkataanku tidak akan mempengaruhimu, lalu aku mencoba melakukan hal lain." Ivana berbalik menuju Leo yang tertimbun tumpukan buku dan lemari, suara ketukan sepatunya terdengar menghentak. "Aku yakin kau telah menelan beberapa."

Renee berusaha memuntahkan apa yang ada di dalam mulutnya, tapi sayang sekali ia sudah menelannya. Rasanya sangat aneh, dingin dan pahit, seperti ramuan yang terbuat dari akar pohon yang berumur ratusan tahun.

Ivana mengabaikan Renee yang berusaha untuk memuntahkan apa yang ada di tenggorokannya, ia mengisyaratkan para monster untuk menarik Leo keluar dari tumpukan buku dan lemari yang menimpanya.

"Leo, sayang sekali kau tidak patuh."

Ivana menggelengkan kepala seakan tengah prihatin dengan apa yang menimpa sang Marquis.

Leo terhuyung, tangannya diinjak oleh salah satu monster, begitu pula dengan kaki dan punggungnya, ini bahkan lebih buruk daripada tertimpa lemari, laki-laki itu menggertakkan giginya.

"Permainan sudah selesai, kau kalah Marquis. Kemenangan ada di tangan kami dan … menyerahlah."

JLEB!

Mata Ivana terbelalak, ia langsung menundukkan kepalanya, ujung pedang menembus dari belakang punggungnya ke depan, mencuat.

Ruangan yang tadinya gelap kini muncul titik-titik cahaya kecil yang samar, membuat Leo dan Ivana bisa melihat sosok Renee yang berdiri tegak di belakang. Wanita itu terkekeh pelan dan ia tiba-tiba saja menyeringai lebar.

"Kau bilang aku siapa, Ivana? Aku adalah Renee," ucapnya dengan suara yang dingin, pedang yang ia pegang didorong hingga melukai dada Ivana lebih dalam. "Aku adalah orang pilihan sang Ratu untuk datang ke sarang monster seperti ini."

Ivana memuntahkan darah, para monster yang ada di sekitar mulai gelisah.

"Aku yang akan menghancurkan kalian semua."


next chapter
Load failed, please RETRY

สถานะพลังงานรายสัปดาห์

Rank -- การจัดอันดับด้วยพลัง
Stone -- หินพลัง

ป้ายปลดล็อกตอน

สารบัญ

ตัวเลือกแสดง

พื้นหลัง

แบบอักษร

ขนาด

ความคิดเห็นต่อตอน

เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C36
ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
  • คุณภาพงานเขียน
  • ความเสถียรของการอัปเดต
  • การดำเนินเรื่อง
  • กาสร้างตัวละคร
  • พื้นหลังโลก

คะแนนรวม 0.0

รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
โหวตด้วย Power Stone
Rank NO.-- การจัดอันดับพลัง
Stone -- หินพลัง
รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
เคล็ดลับข้อผิดพลาด

รายงานการล่วงละเมิด

ความคิดเห็นย่อหน้า

เข้า สู่ ระบบ